Aku bukannya tidak ingin mengangkat panggilan telfon darimu, aku merasakan setiap getar suara yang aku timbulkan seperti tertusuk jarum. Sakit. Asal kamu tahu saja Yeol, untuk membalas pesanmu saja aku mengerahkan seluruh energi yang ku punya, dan ku rasa aku sudah tidak punya waktu untuk bermain denganmu lagi nanti nya. Teruslah sehat dan bahagia Park Chanyeolku.

Merasa kecewa, kesal dan sedih begitu ia tahu pria yang sudah dianggap seperti adiknya itu membatalkan jadwal operasi yang sudah disiapkan jauh hari, entah apa yang dipikirkannya hingga nekad melakukan hal seperti ini, tidak tahukah ia bahwa ia tak ingin kehilangan sosok adik untuknya. Sesama orang yang hidup dan tumbuh sendiri tanpa bimbingan orang tua, tanpa mengetahui sosok orang tua, mereka bergantung satu sama lain bagai nafas.

Kini sang adik memilih untuk egois pergi, tidak tahu lagi ia harus bergantung untuk bernafas bagaimana.

Baekhyun menahan tangisnya sebelum masuk kedalam ruangan dimana sang adik yang terbaring semakin lemah bahkan sudah tidak lagi sanggup untuk membalas kata-katanya.

Baekhyun tahu, tahu betul bahwa Kyungsoo ingin menjalani operasi untuk mengangkat bunga yang menghimpit rongga dadanya. Baekhyun sangat paham bagaimana perasaan Kyungsoo tidak ingin kehilangan rasa yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun meski rasa itu tidak pernah ada yang membalas, layaknya bunga yang tumbuh liar tanpa pemilik, tanpa ada yang mengurus bunga yang seharusnya tumbuh indah kini hanya tumbuh sebagai tumbuhan berduri yang melukai.

Ia sudah menerima jika dulu Kyungsoo tidak ingin melakukan operasi, namun ia juga egois dengan terus memaksanya hingga Kyungsoo setuju, tapi sekarang ia merubah pikirannya lagi.

Jika kau memang ingin tetap merawatnya mama biarkan pemiliknya tahu kalau bung itu miliknya, biarkan dia tahu bahwa ada bunga liar yang tumbuh seindah ini untuknya.