Chanyeol merangkak guna mengambil sebuah kayu yang berada tak jauh dari tempat keduanya duduk, lalu menyerahkan kayu itu kepada kyungsoo.

“Soo.... Please”

“Nggak chanyeol nggak” Kyungsoo ribut menggelengkan kepalanya, gila saja kalau dia menuruti permintaan chanyeol, mana mungkin dia tega membunuh orang terkasihnya sendiri? Bahkan seorang psyco pun tidak akan melakukannya.

“Sayang waktu kita nggak banyak, please bunuh aku, kamu tancapkan ini kesini” ia menggenggam erat kedua tangan Kyungsoo yang memegang sebuah kayu, mengarahkan nya tepat dibagian dada. Kyungsoo jelas memberontak dan menarik tangannya menjauh dari chanyeol.

“Nggak chanyeol, kita harus keluar dari pulau ini bersama-sama, aku yakin kau bisa sembuh” senyum indah dan menenangkan chanyeol membuat cairan di mata Kyungsoo mengalir semakin deras.

“Sayang tatap mata aku” Chanyeol semakin mengembangkan senyumnya melihat Kyungsoo mau menatap tepat di matanya, rasanya sangat sakit melihat keadaan Kyungsoo yang sangat berantakan seperti ini.

“Kamu sayang sama aku kan?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya “Cinta juga kan sama aku?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya lagi. Chanyeol menatap lembut manik bulat dan bersinar favorite nya, “Dengarkan aku baik-baik, setelah virus ini menguasai tubuh ku, aku bukan lagi park chanyeol yang kau cintai, bukan lagi park chanyeol yang mencintaimu tapi seorang monster abadi sampai ada yang mau membunuh ku. Setidaknya aku ingin saat terakhir ku berada dipelukan mu sebagai park chanyeol yang mencintai dan dicintai oleh mu, bisakah?” Kyungsoo menggelengkan kepalanya begitu tangan Chanyeol menggenggam tangannya erat, mengarahkan kayu itu ke dada bidang yang selalu memberi nya kehangatan. “Bagaimana hidupku tanpamu chanyeol? Aku tidak bisa”

“Aku akan selalu disisi mu”

“Aku akan menusuk mu setelah itu menusuk diriku sendiri, kalau kita tidak bisa hidup bersama, setidaknya kita bisa mati bersama”

“Kalau kau melakukan hal seperti itu aku akan marah dan tidak akan menemui mu lagi. Hidup lah dengan bahagia, karena bahagia mu adalah hidup ku”. Lagi lagi Chanyeol berucap menenangkan, masih dengan senyuman terbaiknya.

“Kyungsoo, aku sangat mencintaimu”.

“CHANYEEEOOOOLLLLLL” hancur, dunia nya runtuh begitu kayu yang ditangan nya tepat menusuk dada kiri chanyeol. Kyungsoo membawa chanyeol kedalam pelukannya, “kau tidak bisa meninggalkan ku seperti ini Park Chanyeol, siapa yang mengijinkan mu pergi dariku?” Tangisan Kyungsoo menjadi satu dengan darah chanyeol yang terus mengalir.

Ia sangat menyesal karena sudah membujuk chanyeol untuk pergi berbulan madu ke Maldives. Kalau saja dia menuruti perkataan chanyeol dan tetap dirumah saja atau pergi ke tempat terdekat sekarang mereka tidak akan seperti ini.

Kalau saja dia mau mendengarkan chanyeol yang mengatakan kalau bulan madu bukan tentang dimana tempat kita akan melakukan nya tapi tentang dengan siapa kita melakukannya, semuanya akan terasa manis dan indah kalau dilewati bersama dengan orang yang kita cintai di manapun tempat nya.

Dan rasanya ingin sekali kyungsoo mengutuk alam semesta yang berani-berani nya mempermainkan takdirnya. Mengambil orang terkasih nya seenaknya, ini lebih menyakitkan dari apapun juga.

Mulai detik ini dunianya suram tidak ada lagi candaan atau tingkah konyol dari suaminya, tidak akan ada lagi seseorang yang begitu memanjakannya, dan tidak ada lagi seseorang yang begitu tulus mencintainya, karna pembawa warna dalam kehidupannya sudah tidak ada sekarang, Park Chanyeol suami tercintanya telah pergi untuk selamanya.

'Tuhan, terimakasih karna kau begitu baik telah mengirimkan seseorang sepertinya di kehidupanku meski hanya sekejap. Tolong jaga dia, jaga Park Chanyeol untuk seorang pendosa sepertiku Park Kyungsoo'.

-The end