Chanyeol yang sedang fokus dengan laptop nya dikagetkan oleh Kyungsoo yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya tanpa salam atau ketukan dipintu terlebih dahulu. Lelaki mungil itu langsung merebahkan dirinya ditempat tidur Chanyeol, menatap langit-langit tanpa melihat kearah Chanyeol yang duduk disebelahnya sama sekali.
“Dikamar kak Chanyeol, beneran nggak kedengeran ternyata.”
“Emang nggak kedengeran apa-apa” Jawab si pemilik kamar yang masih sibuk menarikan jari jemarinya diatas keyboard dengan layar kotak yang menyala.
Kyungsoo mendekat kearah Chanyeol, menyandarkan kepalanya pada pundak kokoh kekasih yang ia akui terlihat amat sangat tampan kalau dilihat dari dekat seperti ini.
“Masih lama kak?”
“Lumayan”
Cup. Kyungsoo mencuri sebuah ciuman di garis rahang Chanyeol, tapi setelahnya ia hanya diam seolah tidak terjadi apa-apa membuat Chanyeol bingung dan menolehkan kepalanya pada si kecil yang ternyata sedang melihat kearahnya juga.
“Kamu kenapa yang?”
“Aku? Nggak papa”
“Kamu sange?”
“Sembarangan aja, emang aneh nyium rahang tunangan sendiri?”
“Nggak aneh sih yang, cuma karena kamu yang ngelakuin makanya jadi aneh.”
“Terus yang nggak aneh siapa? Cewek lain?”
“Nggak gitu, tunggu kakak selesaiin ini dulu. Jangan ganggu kakak dulu, biar bisa cepet selesai”
Tapi yang namanya Kyungsoo, ya susah untuk dibilangin, dia akan tetap melakukan apa yang dia mau.
“Kak, kayaknya besok kakak harus cukuran deh, tadi aku nyium agak kasar gitu”
“Iya besok kakak cukuran, yang kamu diem lima belas menit bisa? Biar kakak cepet selesai”
“Okey.”
Lima belas menit berlalu. Kini Chanyeol sudah berbaring berhadapan dengan Kyungsoo.
“Yang?”
“Hm?”
“Emang kakak mirip capung ya? Bagian mana nya?”
Kyungsoo memperhatikan wajah Chanyeol, mencari letak persamaan diantara kekasihnya dan capung.
“Nggak ada, cuma kalo kakak naik motor, pake helm baju nya lengan pendek terus nggak pake jaket tuh mirip capung.”
“Masa sih?”
“Beneran, coba deh besok ngaca”
“Yang, kamu kenapa bisa cinta sama kakak? Terus waktu kamu tahu kalau kakak jadiin kamu pacar cuma gara-gara Truth or dare doang kenapa kamu nggak langsung marah ke kakak? Dan kenapa kamu bisa nerima kakak lagi? Padahal kakak udah ninggalin luka yang nggak kecil buat kamu”
“Satu-satu dong kak”
“Sayang ibu dong”
“Hahahhahahaha apasih”
“Apasih, tapi ketawa juga”
“Kenapa aku cinta sama kakak? Aku juga sempet nyari apa yang bikin aku suka sama kakak tapi aku nggak nemu jawaban nya, kata orang sih kalo kita menyukai seseorang dan ada alasannya itu namanya cuma sebatas mengagumi, tapi kalau nggak nemu jawaban kenapa kita bisa suka sama dia? Kenapa kita cinta sama dia? Itu berati kita bener-bener suka dan cinta sama dia karena cinta nggak perlu alasan. So'al masalah tod kenapa aku nggak langsung marah ke kakak? Karena aku mau jadi pacar kakak lebih lama, bego? Emang. So'al kenapa aku bisa nerima kakak lagi, awalnya aku mau balas dendam ke kakak, mau bikin kakak ngerasain apa yang ku rasain, tapi setelah aku coba beberapa kali aku justru ikut menderita liat kakak tersakiti gara-gara duriku sendiri, jadi aku memutuskan untuk berdamai dengan diriku dan juga keadaan. Toh ngebalas dendam ke kakak, aku nggak dapet apa-apa selain waktu ku yang kebuang sia-sia, jadi aku lebih milih gunain waktu yang ku punya buat bikin banyak moment sama kakak aja.”
“Terimakasih sayang, mungkin makasih aja nggak bakal cukup buat ngebales semua kebaikan yang kamu kasih ke kakak.”
“Sekarang gantian aku yang nanya ke kakak, sejak kapan kakak suka sama aku?”
“Inget pas kamu mutusin kakak di festival?”
“Inget”
“Hari itu hari ulang tahun nya rael, tapi kakak lebih milih ke festival bareng sama kamu. Awalnya kakak mau nyatain perasaan kakak malam itu, tapi kamu minta putus tanpa ngasih tau kakak alasan nya apa. Kakak juga nggak tau tepatnya kapan mulai suka kamu, yang jelas setelah kita putus kakak ngerasa ada yang hilang dari diri kakak, kakak sadar seberapa penting arti keberadaan kamu untuk hidup kakak, love you, Doh Kyungsoo.”
“Me too”
“Yang, mulai besok kita gopub ya?”
“Maksudnya?”
“Ya kalo dikampus kita bisa gandengan tangan gitu-gitu kayak orang pacaran”
“Emang selama ini kita nyembunyiin status kah kak? Dan aku nggak pernah ngelarang kakak buat ngegandeng atau ngerangkul aku pas dikampus”
“Berarti mulai besok boleh ya?”
“Hm.”
Kyungsoo semakin merapatkan dirinya dengan Chanyeol hingga tubuh mereka nyaris tak bercela. Ia dapat mendengar detak jantung Chanyeol yang sangat ramai didalam sana.
“Kak, lagi maraton?” Goda Kyungsoo pada Chanyeol. Ia tersenyum simpul karena ternyata bukan jantung nya saja yang saat ini seperti sedang mengikuti lomba lari maraton. “Kamu juga sama yang.” Kyungsoo terkikik bahagia mendengarnya.
Jari telunjuk kyungsoo melukis-lukis abstrak pada kaos putih polos yang Chanyeol gunakan. Awalnya ia hanya ingin bermain-main saja disana sampai ia menyentuh sesatu yang mencuat dari balik kaos dan membuat sang pemilik menghentikan kegiatan yang semenjak tadi dilakukan nya yaitu bermain-bermain dengan rambut Kyungsoo yang sangat wangi dan halus hingga membuatnya ingin menyentuh terus menerus.
“Yang.....”
“Apa?” Kyungsoo mendongakkan wajahnya
“Jauhin tangannya dari situ”
Kyungsoo menurut. Ia menjauhkan tangan nya dari dada bagian Kiri Chanyeol, tapi beralih mencium dada bagian kanan tunangan nya. Tidak berhenti sampai disitu ia juga menggesekkan lututnya pada sesuatu yang berada diantara selangkangan sang kekasih yang ternyata sudah mulai menegang. Ia tersenyum melihat ekspresi nikmat tapi tersiksa karena tidak bisa melampiaskan yang ada pada wajah, Chanyeol.
“Katanya nggak sangean, tapi udah tegang”
“Ya makanya jangan dipegang-pegang”
“Aku nggak megang”
Benar. Kyungsoo tidak memegangnya, ia hanya memberikan sedikit sentuhan saja.
Chanyeol memejamkan matanya, berusaha mengendalikan dirinya agar ia tidak lepas kendali menghadapi Kyungsoo yang sedikit nakal malam ini. Namun alih-alih terkendali, dirinya justru larut dalam permainan akibat ciuman dan jilatan yang Kyungsoo lakukan pada leher jenjang nya. Ia membuka mata, pandangan nya bertemu dengan manik Kyungsoo yang sedikit tidak terbaca olehnya. Apa malam ini Kyungsoo menginginkan nya?.
“Kak...” Lepas sudah kendali yang dipertahankan Chanyeol sedari tadi karena panggilan Kyungsoo yang berbeda dari biasanya, panggilan Kyungsoo kali ini terdengar lebih seksi—seolah mengundang nya untuk melakukan hal yang sama seperti yang Kyungsoo mulai.
Netra Chanyeol terkunci pada tatapan teduh Kyungsoo yang kini sudah menempelkan bibir kenyal dan manis nya—yang ia sebut bagai permen yupi—pada bibirnya. Tanpa mendapatkan perintah dari otaknya, mata Kyungsoo mulai terpejam dan bibirnya mulai bergerak, melumat bibir bagian atas dan bawah Chanyeol bergantian. Chanyeol tersenyum simpul sebelum mulai membalas ciuman Kyungsoo. Tidak sia-sia dulu ia sering mengajak Kyungsoo berciuman karena buah manisnya sekarang sudah bisa ia nikmati. Kyungsoo sudah tahu bagaimana cara mendapat dan memberi kenikmatan saat berciuman.
Pria itu kemudian membuka mulutnya, membiarkan Kyungsoo mengobrak abrik mulutnya sepuasnya. Salah satu tangan nya menahan tengkuk Kyungsoo—bermaksud untuk memperdalam ciuman mereka, sementara tangan yang satunya masuk kedalam kaus yang Kyungsoo kenakan, merabai setiap jengkal halusnya kulit punggung Kyungsoo.
Tak ada satupun dari mereka yang mencoba untuk berhenti. Kenyataan nya, mereka sudah terbuai dengan sensasi gelenyar dari ciuman yang semakin memabukkan itu.
Chanyeol membaliklan posisi dan membuat Kyungsoo terlentang pasrah dibawah kungkungan nya. Tautan diantara mereka terlepas karena masing-masing dari mereka masih memerlukan yang namanya oksigen. Tatapan memuja yang Chanyeol berikan pada Kyungsoo jelas bisa pria mungil itu rasakan. Kyungsoo terlihat semakin cantik dengan bibir terbuka yang sedikit bengkak, nafas yang naik turun dan rambut yang sedikit berantakan. Dimata Kyungsoo juga, Chanyeol yang berada diatasnya saat ini terlihat jauh lebih tampan dari biasanya. Ia sangat suka tatapan memuja dan menginginkannya yang terlihat sangat jelas dimata Chanyeol saat ini.
Chanyeol menciumi leher mulus Kyungsoo yang dapat dipastikan besok pagi sudah tidak mulus lagi akibat ciuman, hisapan, bahkan gigitan yang sedang ia buat saat ini.
“Ah.... khakhhh”
“Jangan ditahan sayang, desahin nama kakak lebih keras lagi”
Bibirnya masih sibuk memberikan jilatan, hisapan dan gigitan untuk leher Kyungsoo, sementara kedua tangan nya berusaha menyingkap kaus yang Kyungsoo kenakan, tapi aksinya terhenti karena tangan Kyungsoo yang kembali menutup kaus nya, tidak mengijinkan Chanyeol untuk berbuat lebih jauh lagi padanya.
Ingatan tentang percintaan pertama mereka tiba-tiba terputar diingatan Kyungsoo seperti roll film yang sedang berputar. Ingatan tentang siapa yang Chanyeol sebut saat mereka bercinta dulu hadir lagi membuat Kyungsoo takut jika kali ini mereka akan melakukan hal yang sama, mungkin nama yang keluar dari mulut pria itu adalah nama orang lain lagi, bukan dirinya, Doh Kyungsoo. Ia memang tidak ingin mengungkit atau terjebak dimasa lalu, tapi rasa sakit dan takut yang ia rasakan tidak bisa ia abaikan begitu saja.
Mendapati penolakan, Chanyeol kemudian mencium kening Kyungsoo cukup lama, setelahnya ia kembali berbaring disebelah Kyungsoo, menelusupkan tangan nya untuk dijadikan bantal oleh Kyungsoo dan membawa tunangan mungilnya masuk kedalam dekapan hangat nya—yang semoga bisa menenangkan hatinya yang sedang gunda gulana.
“Maaf kak”
“Kamu nggak salah apa-apa, jadi jangan minta maaf”
Chanyeol memberikan ciuman bertubi-tubi pada puncak kepala Kyungsoo.
“Pelan-pelan aja sayang, nggak usah buru-buru. Kakak bakal nunggu kamu sampai kamu siap, kapanpun dan selama apapun itu”