Halloween Party

Dalam sebuah perayaan Halloween, Yuan diminta untuk mengenakan kostum sebagai dresscode acara tersebut. Dari sekian banyak tokoh animasi pun film yang ia suka, pada akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada kostum Spiderman yang tak pernah dipakainya sebelum ini. Tapi bedanya dia ingin baju tersebut berlogo Batman, beruntung ayahnya adalah seorang Park Chanyeol jadi seaneh apapun pasti bisa direalisasikan. Tidak hanya sampai situ, Yuan juga mengenakan headband Naruto, sarung tangan Iron man, dan cape milik penyihir. Jangan bayangkan bagaimana tampilannya. Menurut Yuan, ini namanya kreativitas.

Kalau kau memaksa protes, artinya kau tak punya sense of fashion.

Anak-anak lain juga mengenakan kostum serupa tapi tak ada yang seperti Yuan yang justru mengkombinasikan beberapa jenis kostum dalam satu waktu. Ada yang benar-benar menggunakan kostum super hero seperti Spiderman, Superman atau The Flash, sebagian lagi memakai kostum putri-putrian. Ya sudahlah, semerdekamu saja ya, Yuan.

Acara pertama diisi dengan menyanyikan berbagai macam lagu anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai macam permainan, seperti lomba dance, menyanyi, dan tentunya pembagian hadiah untuk pemenang lomba.

Namun ketika itu, tiba-tiba tercium bau-bau aneh saat kue siap diberikan pada pemenang pertama. Semua orang melirik Yuan yang kelihatannya tak sabar ingin ikut mencicipi kue yang diberikan untuk si juara pertama juga. “Kau kentut ya, Yuan?” tanya Toben di sisinya dengan kostum The Flash kebanggaan.

Yuan menggeleng lekas-lekas. la enggan melirik musuh bebuyutan karena itu bakal menghancurkan percaya dirinya dan mengkhianati deklarasi perang yang sudah dikumandangkan.

“Bukan aku,” jawab Yuan enteng.

“Tapi baunya berasal darimu, Yuan,” Ucap Toben yang masih kekeh dengan prasangka nya.

Yuan mendenguskan napasnya kasar. Alisnya berkerut tak terima, sambil mengerling pada beberapa pasang mata yang memerhatikannya termasuk Daddy Yeol dan Uncle Soo kesayangannya yang memang datang untuk mendampinginya. “Kubilang bukan aku,” kata Yuan sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

“Itu tadi pantatku, tahu!.”