KOSAN CHANDRA 2
⚠️ Tags: kissing, kinda 🔞 ⚠️
Begitu pintu kamar kosnya terbuka, Chandra langsung disambut oleh cahaya lampu yang menerangi seluruh ruangan. Hal yang baru pertama kali ia alami, biasa setiap kali ia pulang ke kosan ini hanya akan disambut oleh kegelapan.
Di atas tempat tidur terlihat Diyo sedang menonton tv dengan satu cup es krim ditangannya, kalau itu orang lain sudah dipastikan akan Chandra marahi habis-habisan karena berani-beraninya membawa makanan ke atas tempat tidurnya, tapi karena itu Diyo jadi dia biarkan saja, toh kalau sprei nya kotor tinggal dicuci saja nantinya. Tak masalah.
“Sayang.” Chandra duduk disamping tempat tidur yang masih kosong, memeluk sang kekasih dari samping dan menyandarkan kepalanya di perpotongan leher Diyo. Menghirup aroma dari tubuh kekasihnya yang menurut Chandra parfume manapun tak ada yang bisa menandingi harumnya.
“Sayang, kamu wangi banget—aku suka.”
Diyo menolehkan kepalanya ke arah dan Chandra, memberi sebuah kecupan pada bibir yang akhir-akhir ini sering berkunjung ke mulutnya. Chandra tersenyum bahagia. Ini pertama kalinya Diyo memulai lebih dulu, suatu kemajuan pesat dan awal yang bagus untuk melancarkan aksi selanjutnya.
Chandra meraih tengkuk Diyo dan mempertemukan kedua bibir mereka, melumat bibir Diyo perlahan hingga semakin intens bahkan seakan-akan Chandra ingin memakan bibir Diyo.
Diyo membuang bekas es krim kosong sembarangan, menaruh lengannya pada leher belakang Chandra. Membuka mulutnya, mempersilahkan Chandra untuk masuk kedalamnya. Dengan sigap, lidah Chandra masuk dan menjelajahi isi mulut Diyo. Menjilat langit-langitnya, mengabsen deretan giginya yang berkawat dengan hati-hati, dan mengajak lidah mereka untuk saling menyapa. Lidah mereka berkait, berperang untuk mengetahui lidah siapa yang paling dominan.
“Mmhhh... Mhhhh...cpk... Umhhh.” Diyo mendesah ditengah ciuman yang semakin memanas dan semakin intens.
Chandra memenangkan pergulatan lidah diantara mereka, dengan bebas ia menjelajahi isi rongga mulut Diyo lagi.
Chandra mengakhiri ciumannya dan mulai menciumi dagu Diyo, lalu turun ke lehernya.
“Ah... Chandra mhhhh... Janganhh ninggalin bekasshh.” Diyo memperingatkan Chandra yang mulai menggigiti lehernya, ditengah nikmat yang sedang dia rasakan. Ia tidak mau terlihat aneh saat kuliah nanti.
“Gue pengen nyupang lu, boleh?”
“Di tempat yang ke tutup, yang cuma lu doang yang bisa liat.”
Akhirnya Diyo mengizinkan Chandra untuk memberi tanda di dada, Chandra membuka kaos yang Diyo kenakan dan membuangnya begitu saja ke sembarang arah.
“Jangan nete, jangan sampe kena nipple gue pokoknya, gue nggak mau sange karena besok ada kelas pagi.”
Chandra meneguk ludahnya kasar, kulit dan tubuh Diyo benar-benar bersih, terlihat sangat terawat. Ia mulai mencium dan menghisap dada Diyo, tepat di atas nipple si manis, Diyo tidak bisa mengekspresikan bagaimana rasanya karena rasanya benar-benar terasa unik.
Chandra sesekali curi-curi menjilat nipple Diyo membuat sang empunya geram. “Chandra anjing, gue tonjok ya lu. Gue bilang jangan nete, jangan sampe kena nipple gue.”
Chandra kembali melanjutkan pekerjaannya hingga terlihat sebuah mahakarya berwarna kemerahan buatannya di dada Diyo.
“Njirrr merah banget, ini sih jangan sampe gue shirtless depan orang lain.”
“Iya lu cuma boleh buka baju depan gue.”
Diyo mendecih dan berniat untuk beranjak memungut kaos yang dibuang oleh Chandra tadi.
“Ntar dulu, ciuman sekali lagi abis itu kita makan.”
“Jangan sampe kebablasan.”
Chandra mengangguk. Seperti biasa, diawali dengan kecupan-kecupan manis sampai mereka berciuman dengan intens lagi.