Kyungsoo tidak berbasa-basi. Begitu, Chanyeol duduk disisa bangku yang ia duduki setelah sempat mengatakan 'hai' padanya. Pria beranak satu itu langsung saja mengutarakan apa yang sudah dipikirkannya matang-matang, setelah membaca pesan yang ia terima.
“Chanyeol, kamu serius suka sama aku?.”
Ia mengubah posisi duduknya, menyamping, menghadap Kyungsoo, setelah melepaskan topi yang membuat Kyungsoo sedikit terpesona akibat rambut acak-acakan Chanyeol yang tertiup angin malam.
“Kyungsoo, coba deh liat mata aku. Apa aku keliatan lagi becanda?.” Kyungsoo terdiam. Menyelami manik Chanyeol yang seperti menariknya untuk menatap jauh lebih dalam dan anehnya ia tidak menemukan adanya kebohongan disana.
“Tapi, apa yang bikin kamu suka sama aku? Diluar sana banyak yang mau sama kamu dan tentunya lebih dari aku.” Chanyeol tersenyum lebar hingga memunculkan satu cekungan manis disebelah pipinya. “Karena kamu Doh Kyungsoo. Diluar sana memang banyak yang mau sama aku, tapi aku mau nya cuma Doh Kyungsoo. Dan diluar sana nggak ada yang lebih baik buat aku selain, Doh Kyungsoo.”
“Terlalu banyak perbedaan diantara kita.”
“Kita terlahir di negara yang sama, menggunakan bahasa yang sama, keyakinan kita juga sama bahkan gender kita juga sama, dimana nya yang berbeda? Apa kamu malaikat dan bukan manusia?” Kyungsoo mengerjapkan matanya beberapa, sedikit tidak menyangka dengan apa yang didengarnya tadi. “Bukankah aneh saat sesama jenis menjalin suatu hubungan romantis? Dan aku tentu saja 100% manusia.”
“Aneh bukan berarti salah dan tidak boleh dilakukan bukan?.”
“Tapi, kalau kamu pacaran gini apa nggak ngerasa ngehianatin para penggemar yang udah dukung kamu? Mereka pasti bakal sakit hati kalo tau, Park Chanyeol nya punya pacar, emang kamu nggak takut ditinggalin sama fans atau bahkan ntar canceled dimana-mana. Terus juga emang agensi kamu ngijinin kamu pacaran?”
“Udah kayak lagi interview kerja ya. Kenapa aku harus ngerasa ngehianatin penggemarku saat mereka aja punya lebih dari satu idola, padahal aku hanya punya mereka, tapi aku tidak pernah melarangnya. Aku tidak pernah melarang mereka untuk berpacaran juga dan aku yakin 90% dari mereka pasti sudah mempunyai pacar. Dan kalau mereka benar-benar mencintaiku harusnya mereka bisa mendukung apa yang membuatku bahagia bukan hanya melakukan apa yang membuat mereka bahagia. As idol aku juga sudah memberikan karya terbaikku, menampilkan performance yang terbaik saat di panggung. Bukankah pekerjaan ku sebagai idol hanya sampai disitu? Tentang bagaimana aku hidup dan semua yang ada dibalik kamera, ku rasa itu hak dan privasi yang tidak bisa dicampuri oleh fans. Maaf jawabanku terlalu panjang ya?”
“Aku juga salah satu fans mu, siapa tau lupa”
“Kamu fans special yang nggak mungkin aku lupa. Yang aku ajak buat ngejalanin hubungan ini tuh kamu, yang mau ngejalanin nya juga kita berdua jadi aku mau nanya sekali lagi, kamu suka nggak sama aku? Jangan pikirin perasaan yang lain nya, cukup pikirin perasaan kita aja, aku dan kamu”
Kyungsoo kembali terdiam. Sangat naif kalau Kyungsoo bilang ia tidak menyukai Chanyeol, selama ini ia selalu bersikap profesional walaupun susah. Beberapa kali ia memang pernah jatuh dan memandang Chanyeol sebagai lelaki bukan sebagai idolanya tapi ia selalu berhasil mengendalikan diri dan membuat garis yang semakin jelas antara fans dan idola, tapi akhir-akhir ini pertahanan nya benar-benar hampir luluh lantah tak bersisa karena kedekatan diantara mereka yang semakin intens saja.
“Jadi? Bagaimana? Aku tidak memaksa hanya saja jangan sampe kamu nye—” Chanyeol tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Matanya terbuka lebar, kaget merasakan tekstur kenyal dan lembut dari bibir yang baru saja bertabrakan dengan bibirnya.
Kyungsoo terkejut dengan apa yang baru saja yang ia lakukan. Ia segera menutupi wajahnya dengan kedua tangan, ia masih tidak habis pikir kenapa bisa-bisanya ia mencium Chanyeol seperti tadi, salahkan saja matanya yang terus berfokus pada bibir sang idola yang bergerak-gerak melantunkan setiap kata hingga membuat akal sehat pergi meninggalkan nya. Semakin dipikirkan semakin panas pula pipinya, rasanya Kyungsoo ingin menghilang saja.
Berbeda dengan Chanyeol yang sedang tersenyum cerah, ceria dan mempesona karena sangat bahagia. Bukankah Kyungsoo sudah menerimanya sebagai kekasih?. Ia mencoba membuka kedua tangan Kyungsoo yang masih menutupi wajah yang Chanyeol yakin semerah buah ceri saat ini.
“Jangan dibuka!!! Aku malu!!!.”
“Kenapa malu? “
“Malu aja.”
“Buka dong, aku mau liat muka imut dan menggemaskan nya pacarku.” Perlahan Kyungsoo menurunkan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya, tapi ia masih menundukkan wajahnya belum siap untuk bertatapan dengan Chanyeol secara langsung. Terlalu menggemaskan. Chanyeol tidak bisa untuk tidak segera memasukkan Kyungsoo kedalam dekapan hangatnya.
“Terimakasih.” Kyungsoo menganggukkan kepalanya. Ia masih tidak percaya akan apa yang terjadi sekarang, pria yang sedang dipeluk dan memeluknya ini adalah idolanya bahkan mungkin idola semua idola yang sekarang telah resmi menjadi pacarnya. Ia pernah bermimpi menjadi someone special bagi idolanya tapi ia tidak tahu kalau mimpi yang menurutnya tidak mungkin dan konyol itu kini menjadi nyata bahkan dia sudah mengalahkan puluhan juta manusia bumi yang ingin berada diposisi nya yang sekarang.
Keduanya tidak ada yang mau mengalah dalam hal 'mari berpelukan erat-erat' dengan senyum bahagia yang terus menghiasi wajah keduanya. Kyungsoo ingin hidup damai dan biasa saja tapi kemudian Tuhan mengirim Park Chanyeol si idola sejuta umat yang tidak mungkin ada kata biasa saja dalam hidupnya yang dipenuhi blitz kamera.