“ngapain sih nungguin diluar kayak orang bego”

Kyungsoo sibuk mengambil meteran baju, pensil, kain, kertas dan bahan lain yang akan dia gunakan nantinya, jangankan menatap, melirik pun tidak seolah diruangan ini hanya ada Kyungsoo seorang, mengabaikan kekasihnya yang masih berdiri mematung cukup jauh dari meja kerja Kyungsoo saat ini. Diruangan kecil atau studio kerja yang biasa di gunakan oleh kyungsoo dan beberapa teman nya ini sekarang hanya ada mereka berdua, Jae teman satu kelompok Kyungsoo tadi nya ada diruangan ini tapi baru saja pergi atas permintaan Kyungsoo.

“Udah dibilang kalo lebih dari satu jam tuh pulang, malah ngeyel”

Chanyeol menggaruk lehernya yang tidak gatal melihat Kyungsoo yang masih sibuk mondar-mandir kesana kemari dan masih mengabaikan keberadaan nya dan sibuk dengan grutuan terhadapnya.

“Ekhm”

Kyungsoo menoleh kearah Chanyeol karena suara batuk yang jelas sekali dibuat-buat itu, tatapan Kyungsoo sangat tidak bersahabat, bahkan kalau sebuah tatapan bisa membunuh seseorang maka saat ini dipastikan Chanyeol sudah tewas

“Jadi apa yang bisa koko bantu?”

“Cukup berdiri disitu tapi agak majuan dikit jangan terlalu mepet ke meja terus rentangin tangan”

Chanyeol menganggukkan mendengar instruksi dari kekasih nya yang sangat dingin dan jutek juga sedikit menyeramkan tapi tetap ada imut nya dan dia harus bertahan, Kyungsoo seperti ini juga kan karena ulahnya

“Kyung—”

“Cukup diem, dan ngga usah banyak ngomong”

Chanyeol memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas berat perlahan-lahan, bukan hanya Kyungsoo yang sedang emosi saat ini tapi dia juga sama, melihat Kyungsoo yang terus diam dan mengabaikan nya membuat nya mulai tersulut emosi juga. Chanyeol berdiri tegap dan merentangkan kedua tangannya, kyungsoo datang kearah nya dengan sehelai kain putih lebar yang akan dijadikan sebagai dasar pola nantinya

“Yang mau ngapain?”

“Draping pake ini”

Kyungsoo dapat melihat ekspresi bingung Ko Chanyeol yang menyatukan kedua alisnya dengan perkataan nya barusan

“Intinya aku nempelin kain putih ini ke badan Koko”

Ucap Kyungsoo yang kini sudah berada tepat didepan Ko Chanyeol, menempelkan kain putih yang tadi dibawa nya ke badan sang kekasih yang sedang dimusuhinya saat ini, dan ternyata memang benar kalau kekasihnya ini sangat tinggi dan besar hingga membuatnya kesusahan untuk memasangkan kain tersebut dibahu Ko Chanyeol dari arah depan ke belakang sampai jarak wajah mereka benar-benar sangat dekat. Kyungsoo melepaskan kain yang tadi dia pasangkan ke badan kekasihnya, berjalan kebelakang dimana meja nya berada untuk melihat lagi sketsa yang sudah dibuat nya

“Yang, kamu ngga lagi ngerjain ko—”

Ucapan Chanyeol terhenti karena tangan kiri Kyungsoo yang kini berada didepan dadanya memasangkan kain putih yang sama, sementara tangan kanan Kyungsoo menarik kain yang ada dibahu Chanyeol tersebut turun kearah pinggang kanan kekasihnya. Chanyeol menolehkan kepalanya ke arah bahu kirinya dimana Kyungsoo sedikit menyandarkan kepala pada lengan miliknya. Arah pandangan Chanyeol selalu mengikuti pergerakan Kyungsoo, memperhatikan setiap detail wajah kekasih nya yang terlihat semakin menarik jika sedang fokus bekerja seperti saat ini. Kyungsoo kini memasang beberapa jarum lalu beralih kesamping kanan depan Chanyeol, merapihkan beberapa bagian sebelum memasang jarum lain nya lagi. Sekarang Kyungsoo beralih kebagian leher, melakukan langkah demi langkah seperti yang dia lakukan sebelumnya. Jarak wajah diantara mereka sangat dekat membuat Ko Chanyeol sedikit susah untuk bernafas diperparah dengan sudut pandang nya yang melihat wajah Kyungsoo dari atas seperti sekarang ini, rasanya dia tidak usah pergi keluar negeri atau ketempat indah manapun karena view terindah bagi Chanyeol adalah wajah kekasihnya, Do Kyungsoo. Chanyeol tidak sadar semenjak kapan ada meteran baju ditangan Kyungsoo yang kini sudah beralih melingkari lehernya, Chanyeol refleks menahan nafasnya dikarenakan wajah Kyungsoo yang semakin dekat saja, kepalanya terasa kosong, detak jantungnya sudah seperti sedang dangdutan dan Chanyeol rasa saat ini ada begitu banyak kupu-kupu yang menggelitiki perutnya. Mereka pernah melakukan skinship lebih intim dari ini tapi entah kenapa reaksi tubuh Chanyeol tetap norak dan tidak bisa dikendalikan seperti saat ini.

“Udah selesai”

Kyungsoo mencatat semua hasil pengukuran nya dengan teliti, walaupun sedang emosi dia harus tetap profesional, hubungan percintaan nya memang sedang mengalami masalah tapi tidak dengan nilai nya, nilai nya tidak akan dia biarkan dalam masalah. Kyungsoo melepaskan kain yang menempel ditubuh Chanyeol, semua jarum nya juga sudah dia ambil terlebih dulu sebelumnya.

GREP

Ko Chanyeol memeluk dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Kyungsoo, tangan Kyungsoo masih diposisi yang sama yaitu disamping tubuhnya enggan untuk membalas pelukan kekasih jangkungnya

“Maaf udah buat kamu nunggu lama”

“Lepas”

Pelan tapi terdengar sangat dingin dan penuh penekanan membuat Chanyeol melepaskan pelukannya, kini mereka berdua berdiri saling berhadapan

“Kamu ngeliat Koko lagi di cafe sama Rea?”

Tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, Kyungsoo malah memalingkan wajahnya tidak mau lagi menatap wajah tampan yang terlihat sangat menyebalkan dimata nya saat ini

“Koko sama Rea ngga ada hubungan apa-apa Soo, sumpah demi apapun kita tadi cuma ngebicarain so'al kerjaan aja ngga ada yang lain, Koko sama dia cuma temen ngga lebih”

Kyungsoo yang tadi memalingkan wajahnya kini menatap wajah yang ingin dihindari nya dengan mata berkaca-kaca, fakta bahwa kekasihnya masih menutupi status wanita yang bersama nya di cafe siang tadi membuat dirinya semakin merasa kecewa. Kyungsoo paling benci kebohongan.

“Sebenernya aku ini se-nggak penting apa? Aku ngga masalah Koko makan sama cewek itu di cafe asal sebelumnya koko udah bilang ke aku, sesusah apasih ngetik beberapa kalimat? Kalo kayak gini kesannya koko lagi selingkuh dari aku”

Kyungsoo benci ketika cairan bening dari matanya berbondong-bondong mengaliri pipi nya, Kyungsoo tidak suka memperlihatkan sisi lemah nya pada orang lain, dia bukan nya cengeng tapi semua emosi yang ditahan nya dari tadi siang meledak semua saat ini. Kyungsoo bukan pacar yang posesif yang mudah cemburu atau tidak membolehkan pacarnya dekat dengan wanita ataupun teman lain nya, tidak sama sekali. Yang membuat Kyungsoo kecewa dan emosi karena kekasihnya ini tidak memberitahu nya lebih dulu seolah dia tidak penting.

“Kamu sangat penting Kyungsoo, bagi saya saat ini kamu itu orang terpenting setelah Mama”

“Terus kenapa ngga ngasih tau aku lebih dulu?”

“Takut kamu salah paham dan marah kayak sekarang ini”

“Dan kenapa ngga bilang kalo Rea itu mantan Koko?”

“Tau dari mana?”

“Udah malem lebih baik Koko pulang aja”

“Pulang bareng”

“Aku mau langsung ngejahit baju ini biar besok udah jadi”

“Kyungsoo....”

Wajah Kyungsoo sudah terlihat sangat lelah penampilan yang biasanya rapih sekarang justru sangat berantakan, mana tega Chanyeol meninggalkan Kyungsoo dalam keadaan berantakan seperti ini

“Kyungsoo kamu boleh marah sama saya tapi jangan siksa diri kamu, saya ngga mau lihat kamu sakit, semarah apapun kamu sama saya kamu harus jaga diri kamu baik-baik, kalau kamu sakit saya jauh lebih sakit, kita pulang ya?”

Kyungsoo hanya diam dan beranjak ke meja kerja nya untuk memulai membuat baju

“Kyungsoo, mau ya pulang?”

Kyungsoo masih mengabaikannya dan mulai fokus dengan kertas dan kain-kain nya Chanyeol menyusul Kyungsoo ke meja kerja nya, memasukkan semua barang yang ada di meja kedalam tas Kyungsoo, mengabaikan tangan Kyungsoo yang sibuk mencegah aksinya

“Pulang, ngga usah keras kepala”

“Kamu pikir kamu siapa berhak ngatur-ngatur aku harus gimana? Kamu punya hak apa?”

Kamu? Terasa sangat aneh dan membuat Chanyeol marah mendengar Kyungsoo memanggil nya dengan sebutan 'kamu' tidak seperti biasanya dan kalimat Kyungsoo benar-benar membuat emosi Chanyeol lepas begitu saja hingga tak sadar membentak Kyungsoo

“KYUNGSOO!”

“Di hubungan ini tuh kayaknya cuma aku yang terbuka, sementara kamu? Kamu nutupin semuanya dari aku! Kamu nganggep aku bagian dari hubungan ini ngga sih?”

Chanyeol menghentikan kegiatan memasukkan barang kedalam tas Kyungsoo. Dia menatap mata Kyungsoo yang sangat penuh dengan emosi, membuatnya semakin menyesali perbuatan bodohnya yang menyetujui ajakan makan siang sang mantan dan membentak Kyungsoo barusan

“Kyungsoo terserah kamu mau percaya sama apa yang bakal Koko bilang atau ngga tapi ini beneran apa yang koko rasain, Rea emang bener mantan koko tapi demi apapun saya udah ngga ada rasa sama dia, dia cuma bagian dari masa lalu saya dan selamanya akan tetap begitu, dan kamu adalah orang yang saya sayangi, saya sukai dan saya cintai di masa sekarang dan orang yang saya inginkan keberadaan nya di masa depan, saya suka nya cuma sama kamu, sayang nya juga cuma sama kamu, dan saya juga cuma cinta sama kamu, kamu itu sangat penting bagi saya, Kyungsoo”

Kyungsoo masih terdiam, bohong kalau dia tidak terpengaruh dengan kalimat yang diucapkan Chanyeol barusan, nyatanya ada sedikit rasa senang yang muncul ditengah emosi nya

“Sekarang kita pulang ya?”

“Aku bisa pulang sendiri”

Kegiatan perkuliahan nya saja sudah sangatmembuat nya lelah baik secara fisik maupun psikis dan sekarang ditambah dengan masalah percintaan nya yang membuat Kyungsoo merasa semakin jauh lebih lelah.