Kyungsoo sedari tadi memainkan ponselnya sambil bersandar di dashboard ranjang menunggu Chanyeol yang keluar sebentar karena ada urusan katanya dan sekarang isi kepalanya terasa beku ketika Chanyeol tiba-tiba mencium nya. Tapi bukan soal ciuman yang sama dengan sebelum-sebelumnya. Ini lebih intens. Lebih menuntut dan lebih kurang ajar. Chanyeol bahkan belum menanggalkan sepatu apalagi kaos kakinya tapi sudah naik ke ranjang dan menindih Kyungsoo begitu saja. Bukan bibir Kyungsoo saja yang jadi santapan karena sekarang giliran leher Kyungsoo yang jadi cumbuan Chanyeol. Kyungsoo nggak tahu kalau selama seminggu mereka nggak ketemu itu bisa ngebuat seseorang bisa berubah tabiat. Yang semula tenang, kini justru beringas. Kyungsoo juga nggak tahu gimana harus membuat pergerakan. Kalau menolak, kenapa terkesan Kyungsoo nggak sopan sudah mengabaikan setiap sentuhan berbalut rindu seperti sekarang? Tapi kalau dibiarkan Kyungsoo rasanya belum siap. Chanyeol seolah bisa membaca pikiran Kyungsoo karena detik di mana Kyungsoo sama sekali tak memberikan balasan apapun terhadap setiap pagutannya, ia justru berhenti. Mengambil jeda, menatap Kyungsoo dalam jarak sekian centi lantas tersenyum. la mengecup hidung Kyungsoo, kembali tersenyum lalu memagut bibir Kyungsoo lagi. Kali ini jemarinya bergerak ke perut Kyungsoo, memasukkan tangannya kesana dan meraba apapun yang ada didalam sana dan mulai menaikkan kaos yang Kyungsoo kenakan. Seolah berusaha menanggalkan seluruh pakaian Kyungsoo sampai tak bersisa. Jelas Kyungsoo terkesiap. Belum terbiasa dengan perubahan sikap Chanyeol yang seolah sedang kerasukan. Chanyeol menyadari perlawanan Kyungsoo. la masih memperhatikan wajah Kyungsoo dari jarak yang tak bisa dibilang jauh. Seolah bertanya, apakah Kyungsoo tak keberatan atau tak suka dengan tindakannya. Kyungsoo bisa saja bilang, Kyungsoo bukan tak suka hanya belum siap saja. Di mata Kyungsoo, sekarang Chanyeol seperti serigala kelaparan sementara dia adalah mangsanya. Mungkin lebih baik Kyungsoo tunda beberapa saat. Bisa dilanjut lain kali, tapi yang jelas bukan sekarang.
“Aku lapar.”
Kyungsoo bisa lihat Ko Chanyeol mengerutkan keningnya, seperti kalimat sederhana tadi terlampau susah buat dipahami.
“Bukan nya belum lama baru selesai makan mie ayam?”
“Laper lagi, hehehe”
Kyungsoo melepaskan diri dari himpitan Chanyeol dan juga dashboard di belakang tubuh. Bergerak menuju pintu keluar dan memikirkan makanan apa yang akan dia beli karena pada dasarnya Kyungsoo masih kenyang, lapar hanya sebuah alasan supaya bisa terlepas dari Chanyeol yang lagi kerasukan. Namun sebelum itu Kyungsoo bisa dengar Chanyeol mendesah kecewa. Selanjutnya Chanyeol justru bicara dengan nada putus asa pada Kyungsoo dengan sedikit gerutuan.
“Justru kamu yang ingin saya makan, Kyungsoo.”