Seperti biasa, setelah selesai bekerja di cafe, Chanyeol akan bekerja sebagai kasir di salah satu mini market didekat sana juga. Lalu pulang dini hari langsung pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan cafe milik Kyungsoo yang semalam sudah dicatat nya. Pulang kerumah untuk tidur tiga sampai empat jam setelahnya pergi ke cafe bersama Kyungsoo.

Suara pintu kulkas tertutup bertepatan dengan Chanyeol yang baru pulang dari pekerjaan keduanya. Kyungsoo masih memperhatikan Chanyeol dari jauh tapi terlihat sangat jelas kalau alien itu sedang tidak baik-baik saja. “Kau baik-baik saja?” Chanyeol mengangguk seadanya. “Kau yakin?” Kyungsoo menatap ragu, “wajah mu terlihat pucat dan juga berkeringat”. Chanyeol mengangguk lagi. Masa bodoh Kyungsoo akan mempercayai nya atau tidak. Chanyeol tidak ingin membuat Kyungsoo khawatir. Ia sudah terlalu banyak merepotkan Kyungsoo, ia harus bersikap biasa agar terlihat baik-baik saja.

“Aku mau tidur dulu, Kyungsoo,” sahut Chanyeol sambil merebahkan tubuhnya di sofa. “Tidurlah dikamar, kau akan sakit kalau tidur di sofa.” Chanyeol mengerjapkan matanya. “Kita tidur bersama, apa kau tidak mengerti?” Kyungsoo menarik tangan Chanyeol hingga membuatnya berdiri dan mengikuti langkah Kyungsoo yang menyeretnya menuju satu-satunya kamar yang ada dirumah ini.

“Beristirahatlah. Jangan memforsir dirimu dengan bekerja terlalu keras.” Chanyeol tertegun, kalimat yang lolos dari bibir Kyungsoo Kyungsoo sebenarnya sederhana, tapi bagi Chanyeol itu sangat bermakna. Seseorang yang baru beberapa hari ini dikenal nya memberikan perhatian padanya. Sehangat inikah rasanya?. “Kyungsoo?” “Hm?” “Terimakasih” Kyungsoo menautkan alisnya, “untuk?” “Perhatian mu atas kondisi kesehatanku,” jawab chanyeol lalu menaikkan selimutnya hingga sebatas dada dan memejamkan matanya. Kyungsoo hanya terdiam, pandangan nya masih tertuju pada Chanyeol yang kini sudah mendengkur halus disebelahnya.

“Selamat pagi.” Sapa Chanyeol dengan riang. Jangan lupakan senyum mempesona yang selalu ia tunjukkan pada pelanggan yang datang ke cafe Kyungsoo. Tapi Chanyeol pastikan kalau pagi Kyungsoo adalah orang pertama yang mendapatkan senyuman mempesona miliknya. Kyungsoo belum merespon. Matanya mengerjap lucu. Namun beberapa detik kemudian, bola mata Kyungsoo membulat sempurna. Ia merutuk atas refleks nya yang lambat, sehingga baru menyadari kalau dirinya tidur dalam pelukan Chanyeol. “Chanyeol?!” Kyungsoo memekik kaget karena wajahnya menempel pada dada bidang Chanyeol. Kyungsoo dibuat kesusahan mengatur detak jantungnya yang tak beraturan.

Kyungsoo tak memberikan penolakan ketika Chanyeol dengan senang hati mengoleskan selai keatas roti — menyiapkan sarapan untuknya. Kyungsoo mulai terbiasa dan sejujurnya ia menyukai itu. Ia akui menyukai semua bentuk perhatian yang Chanyeol berikan untuknya.

Entah sejak kapan perasaan itu muncul. Memang terlalu cepat untuk menjabarkan mengingat pertemuan mereka yang terbilang masih sangat singkat. Hatinya terasa menghangat setiap kali ia berada didekat Chanyeol. Hatinya berbunga-bunga setiap kali menerima perhatian Chanyeol. Hatinya pun berdebar-debar setiap kali Chanyeol memberikan sentuhan lembut untuknya.