Lovelikecyks

Aku bukannya tidak ingin mengangkat panggilan telfon darimu, aku merasakan setiap getar suara yang aku timbulkan seperti tertusuk jarum. Sakit. Asal kamu tahu saja Yeol, untuk membalas pesanmu saja aku mengerahkan seluruh energi yang ku punya, dan ku rasa aku sudah tidak punya waktu untuk bermain denganmu lagi nanti nya. Teruslah sehat dan bahagia Park Chanyeolku.

Merasa kecewa, kesal dan sedih begitu ia tahu pria yang sudah dianggap seperti adiknya itu membatalkan jadwal operasi yang sudah disiapkan jauh hari, entah apa yang dipikirkannya hingga nekad melakukan hal seperti ini, tidak tahukah ia bahwa ia tak ingin kehilangan sosok adik untuknya. Sesama orang yang hidup dan tumbuh sendiri tanpa bimbingan orang tua, tanpa mengetahui sosok orang tua, mereka bergantung satu sama lain bagai nafas.

Kini sang adik memilih untuk egois pergi, tidak tahu lagi ia harus bergantung untuk bernafas bagaimana.

Baekhyun menahan tangisnya sebelum masuk kedalam ruangan dimana sang adik yang terbaring semakin lemah bahkan sudah tidak lagi sanggup untuk membalas kata-katanya.

Baekhyun tahu, tahu betul bahwa Kyungsoo ingin menjalani operasi untuk mengangkat bunga yang menghimpit rongga dadanya. Baekhyun sangat paham bagaimana perasaan Kyungsoo tidak ingin kehilangan rasa yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun meski rasa itu tidak pernah ada yang membalas, layaknya bunga yang tumbuh liar tanpa pemilik, tanpa ada yang mengurus bunga yang seharusnya tumbuh indah kini hanya tumbuh sebagai tumbuhan berduri yang melukai.

Ia sudah menerima jika dulu Kyungsoo tidak ingin melakukan operasi, namun ia juga egois dengan terus memaksanya hingga Kyungsoo setuju, tapi sekarang ia merubah pikirannya lagi.

Jika kau memang ingin tetap merawatnya mama biarkan pemiliknya tahu kalau bung itu miliknya, biarkan dia tahu bahwa ada bunga liar yang tumbuh seindah ini untuknya.

Aku bukannya tidak ingin mengangkat panggilan telfon darimu, aku merasakan setiap getar suara yang aku timbulkan seperti tertusuk jarum. Sakit. Asal kamu tahu saja Yeol, untuk membalas pesanmu saja aku mengerahkan seluruh energi yang ku punya, dan ku rasa aku sudah tidak punya waktu untuk bermain denganmu lagi nanti nya. Teruslah sehat dan bahagia Park Chanyeolku.

Lelaki dengan wajah tegas, tatanan rambut rapih dan balutan jas mahal membuatnya terlihat semakin luar biasa. Bukan hanya Kyungsoo yang mengangumi nya namun bisa dipastikan banyak kaum hawa di ruangan ini yang juga memuja ke tampanan Park Chanyeol. Sama seperti waktu sekolah dulu, saat Chanyeol sedang sibuk bercengkrama dengan teman lainnya maka Kyungsoo akan perlahan menjauh dari sana. Ia hanya akan memperhatikan Chanyeol dari jauh.

Kyungsoo merasa tenggorokannya sedikit gatal dan panas, ia memperhatikan minuman digelas yang ada di genggaman tangannya itu jus jeruk biasa. Namun sebelumnya ia memang meminum sampanye dan berhenti di gelas kedua karena tidak ingin terlalu mabuk, rencananya sepulang dari acara ini ia masih ingin melanjutkan beberapa pekerjaannya yang belum selesai. Ia datang hanya karena satu orang, siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.

Meletakkan gelas di meja, memutuskan untuk berhenti meminum air berwarna oranye itu dan mencari segelas air putih, namun baru saja ia hendak beranjak dari tempat duduknya seseorang menyodorkan segelas air padanya.

“Butuh ini?” tanya Baekhyun dengan segelas air putih di genggamannya.

“Lu ngapain disini?”

“Cuma mau mastiin lu belum abis digigitin nyamuk.”

“Sialan lu.”

“Ya abisan lu ngapain mojok, gelap-gelapan disini sendirian.”

“Ya lu tau sendiri gue nggak punya temen, nggak mungkin juga gue gabung sama sirkel lu.”

Ya sangat tidak mungkin Kyungsoo ikut bergabung dengan sirkel Baekhyun, karena dulu ia dan Baekhyun memang berbeda jurusan jadi teman mereka otomatis berbeda jauh dan Kyungsoo tidak mengenalnya juga tidak berniat untuk berkenalan. Entahlah Kyungsoo memang sangat susah untuk memulai suatu pertemanan dan dari dulu sampai sekarang ia masih tetap seperti itu jadi wajar saja kalau sampai saat ini jumlah teman yang ia miliki hanya dua orang saja.

“Ya udah kalo gitu kita pulang aja.” usul Baekhyun.

“Lu bilang mau lanjut karaokean sama temen-temen lu?”

“Nggak jadi aja lah.”

“Lu pergi karaokean aja sana, lagian gue pengen jalan kaki aja pulangnya.”

“Yakin lu?”

“Yakin gue, udah sana pergi lu.”

“Kalau ada apa-apa langsung telfon gue oke?”

“Iya ih, udah sana pergi. Bawel banget.”

Kyungsoo berjalan di keramaian malam, namun ia justru merasa sepi dan sendiri di tengah keramaian yang dilihatnya. Pikirannya melayang ke beberapa saat kebelakang, dimana pujaan hatinya mengumumkan akan melangsungkan pernikahan dengan wanita yang dicintainya pada teman-teman lamanya.

Park Chanyeol, lelaki yang sudah begitu lama mendiami sudut hatinya tanpa mau dan tanpa bisa di usir keluar sedetik saja.

Perasaan selain menjadi teman memang tidak seharusnya Kyungsoo rasakan, layaknya sang bayangan yang akan berdosa jika memaksa untuk bersanding setara dengan cahaya.

Chanyeol bagaikan cahaya dan ia hanya sebuah bayangan yang akan selalu mengikuti kemana arah cahaya itu pergi tanpa bisa bersanding sejajar dan akan pergi menghilang menjadi bayangan yang takkan pernah terlihat lagi.

Lelaki dengan wajah tegas, tatanan rambut rapih dan balutan jas mahal membuatnya terlihat semakin luar biasa. Bukan hanya Kyungsoo yang mengangumi nya namun bisa dipastikan banyak kaum hawa di ruangan ini yang juga memuja ke tampanan Park Chanyeol. Sama seperti waktu sekolah dulu, saat Chanyeol sedang sibuk bercengkrama dengan teman lainnya maka Kyungsoo akan perlahan menjauh dari sana. Ia hanya akan memperhatikan Chanyeol dari jauh.

Kyungsoo merasa tenggorokannya sedikit gatal dan panas, ia memperhatikan minuman digelas yang ada di genggaman tangannya itu jus jeruk biasa. Namun sebelumnya ia memang meminum sampanye dan berhenti di gelas kedua karena tidak ingin terlalu mabuk, rencananya sepulang dari acara ini ia masih ingin melanjutkan beberapa pekerjaannya yang belum selesai. Ia datang hanya karena satu orang, siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.

Meletakkan gelas di meja, memutuskan untuk berhenti meminum air berwarna oranye itu dan mencari segelas air putih, namun baru saja ia hendak beranjak dari tempat duduknya seseorang menyodorkan segelas air padanya.

“Butuh ini?” tanya Baekhyun dengan segelas air putih di genggamannya.

“Lu ngapain disini?”

“Cuma mau mastiin lu belum abis digigitin nyamuk.”

“Sialan lu.”

“Ya abisan lu ngapain mojok, gelap-gelapan disini sendirian.”

“Ya lu tau sendiri gue nggak punya temen, nggak mungkin juga gue gabung sama sirkel lu.”

Ya sangat tidak mungkin Kyungsoo ikut bergabung dengan sirkel Baekhyun, karena dulu ia dan Baekhyun memang berbeda jurusan jadi teman mereka otomatis berbeda jauh dan Kyungsoo tidak mengenalnya juga tidak berniat untuk berkenalan. Entahlah Kyungsoo memang sangat susah untuk memulai suatu pertemanan dan dari dulu sampai sekarang ia masih tetap seperti itu jadi wajar saja kalau sampai saat ini jumlah teman yang ia miliki hanya dua orang saja.

“Ya udah kalo gitu kita pulang aja.”

“Lu bilang mau lanjut karaokean sama temen-temen lu?”

“Nggak jadi aja lah.”

“Lu pergi karaokean aja sana, lagian gue pengen jalan kaki aja pulangnya.”

“Yakin lu?”

“Yakin gue, udah sana pergi lu.”

“Kalau ada apa-apa langsung telfon gue oke?”

“Iya ih, udah sana pergi. Bawel banget.”

Kyungsoo berjalan di keramaian malam yang dingin malam itu, namun ia tetap merasa sepi dan sendiri di tengah keramaian yang dilihatnya. Pikirannya melayang ke beberapa saat kebelakang, dimana pujaan hatinya mengumumkan akan melangsungkan pernikahan dengan wanita yang dicintainya pada teman-teman lamanya.

Park Chanyeol, lelaki yang sudah begitu lama mendiami sudut hatinya tanpa mau dan tanpa bisa di usir keluar sedetik saja.

Perasaan selain menjadi teman memang tidak seharusnya Kyungsoo rasakan, layaknya sang bayangan yang akan berdosa jika memaksa untuk bersanding setara dengan cahaya.

Chanyeol bagaikan cahaya dan ia hanya sebuah bayangan yang akan selalu mengikuti kemana arah cahaya itu pergi tanpa bisa bersanding sejajar dan akan pergi menghilang menjadi bayangan yang takkan pernah terlihat lagi.

Lelaki dengan wajah tegas, tatanan rambut rapih dan balutan jas mahal membuatnya terlihat semakin luar biasa. Bukan Kyungsoo yang mengangumi nya namun bisa dipastikan banyak kaum hawa di ruangan ini yang juga memuja ke tampanan Park Chanyeol. Sama seperti waktu sekolah dulu, saat Chanyeol sedang sibuk bercengkrama dengan teman lainnya maka Kyungsoo akan perlahan menjauh dari sana. Ia hanya akan memperhatikan Chanyeol dari jauh.

Kyungsoo merasa tenggorokannya sedikit gatal dan panas, ia memperhatikan minuman digelas yang ada di genggaman tangannya itu jus jeruk biasa. Namun sebelumnya ia memang meminum sampanye dan berhenti di gelas kedua karena tidak ingin terlalu mabuk, rencananya sepulang dari acara ini ia masih ingin melanjutkan beberapa pekerjaannya yang belum selesai. Ia datang hanya karena satu orang, siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.

Meletakkan gelas di meja, memutuskan untuk berhenti meminum air berwarna oranye itu dan mencari segelas air putih, namun baru saja ia hendak beranjak dari tempat duduknya seseorang menyodorkan segelas air padanya.

“Butuh ini?” tanya Baekhyun dengan segelas air putih di genggamannya.

“Lu ngapain disini?”

“Cuma mau mastiin lu belum abis digigitin nyamuk.”

“Sialan lu.”

“Ya abisan lu ngapain mojok, gelap-gelapan disini sendirian.”

“Ya lu tau sendiri gue nggak punya temen, nggak mungkin juga gue gabung sama sirkel lu.”

Ya sangat tidak mungkin Kyungsoo ikut bergabung dengan sirkel Baekhyun, karena dulu ia dan Baekhyun memang berbeda jurusan jadi teman mereka otomatis berbeda jauh dan Kyungsoo tidak mengenalnya juga tidak berniat untuk berkenalan. Entahlah Kyungsoo memang sangat susah untuk memulai suatu pertemanan dan dari dulu sampai sekarang ia masih tetap seperti itu jadi wajar saja kalau sampai saat ini jumlah teman yang ia miliki hanya dua orang saja.

“Ya udah kalo gitu kita pulang aja.”

“Lu bilang mau lanjut karaokean sama temen-temen lu?”

“Nggak jadi aja lah.”

“Lu pergi karaokean aja sana, lagian gue pengen jalan kaki aja pulangnya.”

“Yakin lu?”

“Yakin gue, udah sana pergi lu.”

“Kalau ada apa-apa langsung telfon gue oke?”

“Iya ih, udah sana pergi. Bawel banget.”

Kyungsoo berjalan di keramaian malam yang dingin malam itu, namun ia tetap merasa sepi dan sendiri di tengah keramaian yang dilihatnya. Pikirannya melayang ke beberapa saat kebelakang, dimana pujaan hatinya mengumumkan akan melangsungkan pernikahan dengan wanita yang dicintainya pada teman-teman lamanya.

Park Chanyeol, lelaki yang sudah begitu lama mendiami sudut hatinya tanpa mau dan tanpa bisa di usir keluar sedetik saja.

Perasaan selain menjadi teman memang tidak seharusnya Kyungsoo rasakan, layaknya sang bayangan yang akan berdosa jika memaksa untuk bersanding setara dengan cahaya.

Chanyeol bagaikan cahaya dan ia hanya sebuah bayangan yang akan selalu mengikuti kemana arah cahaya itu pergi tanpa bisa bersanding sejajar dan akan pergi menghilang menjadi bayangan yang takkan pernah terlihat lagi.

A deasese of the human system that cough up flower due to serve one-sided love

Kyungsoo terduduk lemas di kamar mandi, batuk yang menyiksanya sedari tadi baru bisa berhenti setelah sekitar setengah jam. Ia mencoba berdiri dengan sisa kekuatan yang ia miliki, memegangi wastafel untuk mencari tumpuan. Menatap wajahnya yang kian menirus juga pucat. Bahkan untuk melihat pantulan dirinya sendiri di cermin pun terasa asing. Ia segera membasuh wajah serta sisa darah yang masih menempel pada sudut bibirnya.

Kembali berjongkok untuk mengumpulkan serpihan kelopak bunga yang kian hari jumlahnya kian banyak. Tidak heran karena dadanya pun terasa semakin sesak. Perlahan ia masukkan kelopak-kelopak bunga yang sudah ada di tadahan tangannya ke dalam botol kecil yang sudah dibawanya dan beranjak keluar dari kamar mandi setelahnya.

“Sudah?” Baekhyun, bersandar di samping pintu kamar mandi dengan bersedekap tangan memandang Kyungsoo sinis, tapi sorot matanya menampakkan ia begitu khawatir. Kyungsoo menjawabnya dengan cengiran membuat Baekhyun melayangkan pukulan ringan di bahu dan membuat Kyungsoo sedikit mengaduh. Walaupun tidak terlalu keras tapi tetap terasa.

“Soo, lu nyerah aja ya? Please lepasin Chanyeol, gue nggak tega ngeliat lu kayak gini, gue khawatir sama kondisi lu yang makin hari makin parah.” pintanya, mengalungkan lengannya di sekitar pria yang sedikit lebih pendek darinya.

Kyungsoo menatap Baekhyun, sahabat sekaligus satu-satunya kerabat yang ia miliki, ia jelas tahu kekhawatiran housemate-nya itu, orang yang mengetahui semua kondisinya saat ini. Tapi ia juga tidak tahu harus bagaimana menganggapi hal yang sedang terjadi padanya, ia sendiri terkejut karena mengalami hal seperti ini.

Semua ini dimulai ketika enam bulan lalu, Chanyeol memaksanya untuk ikut acara reuni sekolah yang sudah lama ditinggalkan olehnya.

A deasese of the human system that cough up flower due to serve one-sided love

Kyungsoo terduduk lemas di kamar mandi, batuk yang menyiksanya sedari tadi baru bisa berhenti setelah sekitar setengah jam. Ia mencoba berdiri dengan sisa kekuatan yang ia miliki, memegangi wastafel untuk mencari tumpuan. Menatap wajahnya yang kian menipis juga pucat. Bahkan untuk melihat pantulan dirinya sendiri di cermin pun terasa asing. Ia segera membasuh wajah serta sisa darah yang masih menempel pada sudut bibirnya.

Kembali berjongkok untuk mengumpulkan serpihan kelopak bunga yang kian hari jumlahnya kian banyak. Tidak heran karena dadanya pun terasa semakin sesak. Perlahan ia masukkan kelopak-kelopak bunga yang sudah ada di tadahan tangannya kedalam botol kecil yang sudah dibawanya dan beranjak keluar dari kamar mandi setelahnya.

“Sudah?” Baekhyun, bersandar di samping pintu kamar mandi dengan bersedekap tangan memandang Kyungsoo sinis, tapi sorot matanya menampakkan ia begitu khawatir. Kyungsoo menjawabnya dengan cengiran membuat Baekhyun melayangkan pukulan ringan di bahu dan membuat Kyungsoo sedikit mengaduh. Walaupun tidak terlalu keras tapi tetap terasa.

“Soo, lu nyerah aja ya? Please lepasin Chanyeol, gue nggak tega ngeliat lu kayak gini, gue khawatir sama kondisi lu yang makin hari makin parah.” pintanya, mengalungkan lengannya di sekitar pria yang sedikit lebih pendek darinya.

Kyungsoo menatap Baekhyun, sahabat sekaligus satu-satunya kerabat yang ia miliki, ia jelas tahu kekhawatiran housemate-nya itu, orang yang mengetahui semua kondisinya saat ini. Tapiia juga tidak tahu harus bagaimana menganggapi hal yang sedang terjadi padanya, ia sendiri terkejut karena mengalami hal seperti ini.

Semua ini dimulai ketika enam bulan lalu, Chanyeol memaksanya untuk ikut acara reuni sekolah yang sudah lama di tinggalkan olehnya.

A deasese of the human system that cough up flower due to serve one-sided love

Kyungsoo terduduk lemas di kamar mandi, batuk yang menyiksanya sedari tadi baru bisa berhenti setelah sekitar setengah jam. Ia mencoba berdiri dengan sisa kekuatan yang ia miliki, memegangi wastafel untuk mencari tumpuan. Menatap wajahnya yang kian menipis juga pucat. Bahkan untuk melihat pantulan dirinya sendiri di cermin pun terasa asing. Ia segera membasuh wajah serta sisa darah yang masih menempel pada sudut bibirnya.

Kembali berjongkok untuk mengumpulkan serpihan kelopak bunga yang kian hari jumlahnya kian banyak. Tidak heran karena dadanya pun terasa semakin sesak. Perlahan ia masukkan kelopak-kelopak bunga yang sudah ada di tadahan tangannya kedalam botol kecil yang sudah dibawanya dan beranjak keluar dari kamar mandi setelahnya.

“Sudah?” Baekhyun, bersandar di samping pintu kamar mandi dengan bersedekap tangan memandang Kyungsoo sinis, tapi sorot matanya menampakkan ia begitu khawatir. Kyungsoo menjawabnya dengan cengiran membuat Baekhyun melayangkan pukulan ringan di bahu dan membuat Kyungsoo sedikit mengaduh. Walaupun tidak terlalu keras tapi tetap terasa.

“Soo, lu nyerah aja ya? Please lepasin Chanyeol, gue nggak tega ngeliat lu kayak gini, gue khawatir sama kondisi lu yang makin hari makin parah.” pintanya, mengalungkan lengannya di sekitar pria yang sedikit lebih pendek darinya.

Kyungsoo menatap Baekhyun, sahabat sekaligus satu-satunya kerabat yang ia miliki, ia jelas tahu kekhawatiran housemate-nya itu, orang yang mengetahui semua kondisinya saat ini. Tapiia juga tidak tahu harus bagaimana menganggapi hal yang sedang terjadi padanya, ia sendiri terkejut karena mengalami hal seperti ini.

Semua ini dimulai ketika enam bulan lalu, Chanyeol memaksanya untuk ikut acara reuni sekolah yang sudah lama di tinggalkan olehnya.

  • A deasese of the human system that cough up flower due to serve one-sided love *

Kyungsoo terduduk lemas di kamar mandi, batuk yang menyiksanya sedari tadi baru bisa berhenti setelah sekitar setengah jam. Ia mencoba berdiri dengan sisa kekuatan yang ia miliki, memegangi wastafel untuk mencari tumpuan. Menatap wajahnya yang kian menipis juga pucat. Bahkan untuk melihat pantulan dirinya sendiri di cermin pun terasa asing. Ia segera membasuh wajah serta sisa darah yang masih menempel pada sudut bibirnya.

Kembali berjongkok untuk mengumpulkan serpihan kelopak bunga yang kian hari jumlahnya kian banyak. Tidak heran karena dadanya pun terasa semakin sesak. Perlahan ia masukkan kelopak-kelopak bunga yang sudah ada di tadahan tangannya kedalam botol kecil yang sudah dibawanya dan beranjak keluar dari kamar mandi setelahnya.

“Sudah?” Baekhyun, bersandar di samping pintu kamar mandi dengan bersedekap tangan memandang Kyungsoo sinis, tapi sorot matanya menampakkan ia begitu khawatir. Kyungsoo menjawabnya dengan cengiran membuat Baekhyun melayangkan pukulan ringan di bahu dan membuat Kyungsoo sedikit mengaduh. Walaupun tidak terlalu keras tapi tetap terasa.

“Soo, lu nyerah aja ya? Please lepasin Chanyeol, gue nggak tega ngeliat lu kayak gini, gue khawatir sama kondisi lu yang makin hari makin parah.” pintanya, mengalungkan lengannya di sekitar pria yang sedikit lebih pendek darinya.

Kyungsoo menatap Baekhyun, sahabat sekaligus satu-satunya kerabat yang ia miliki, ia jelas tahu kekhawatiran housemate-nya itu, orang yang mengetahui semua kondisinya saat ini. Tapiia juga tidak tahu harus bagaimana menganggapi hal yang sedang terjadi padanya, ia sendiri terkejut karena mengalami hal seperti ini.

Semua ini dimulai ketika enam bulan lalu, Chanyeol memaksanya untuk ikut acara reuni sekolah yang sudah lama di tinggalkan olehnya.

Pagi yang cerah di toko bunga milik lelaki berparas tampan sekaligus cantik di waktu yang sama. Tangan lentiknya yang lihai sedang merangkai bunga dengan senyum yang tak pernah lepas wajahnya. Ia tinggal bersama dengan, Baekhyun—sahabatnya—sekaligus satu-satunya keluarga yang ia miliki. Besar dan tumbuh di panti asuhan yang sama membuat ia dan Baekhyun sudah layaknya keluarga, mengandalkan satu sama lain di keadaan sulit dan berbagi kebahagiaan walaupun jumlahnya mungkin sedikit. Ia dan Baekhyun tinggal di lantai dua, sementara lantai satu rumah mereka di jadikan toko bunga seperti yang ia mau. Kehadiran Baekhyun dan toko bunga ini membuat Kyungsoo tak pernah merasa sepi walaupun ia hanya sendiri di dunia, dan ia sangat bersyukur akal hal ini. Walaupun tidak begitu banyak pelanggan yang datang ke toko untuk membeli bunga.

..

Dret~ Dret~ Tangan lentik si laki-laki berparas tampan dan cantik terhenti sejenak dari tugasnya. Memeriksa ponsel yang berada di dalam saku celana jeans-nya. Sebenarnya dia sudah tahu siapa yang mengirimi nya pesan sepagi ini. Ia sudah sangat mengenal pelanggan setianya yang satu ini. Ia tersenyum membaca nama si pengirim pesan. Park Chanyeol teman satu angkatan saat sekolah menengah atasnya dulu.