Lovelikecyks

Kyungsoo tertawa remeh dan mengatakan didepan kamera kalau dia akan mengalahkan Chanyeol.

“I must win againts Chanyeol from the start”

Menurut kalian transportasi apa yang akan Kyungsoo gunakan?. Kyungsoo sibuk dengan kamera dan kopernya. Menengokkan kepalanya ke kanan dan kiri, mencari orang yang sekiranya bisa ia mintain bantuan.

“Aku harus bertanya pada orang lain untuk tau rute nya”

Kyungsoo berlatih mengucapkan beberapa kalimat bahasa jepang untuk bertanya pada orang yg dia temui.

“Isn't asking strangers one of the charms oh traveling?”

Target ditemukan. Kyungsoo tersenyum bahagia menghampiri seorang wanita paruh baya yang akan diminta bantuan oleh nya.

“Excuse me...”

Jadi latihan bahasa jepang beberapa waktu yang lalu untuk apa kalau ujung-ujungnya bertanya menggunakan bahasa Inggris? Ya sudah, semerdeka mu saja Kyung.

“I want to go to namba station” tanya Kyungsoo hati-hati pada perempuan paruh baya yang ada disampingnya tersebut sambil menunjukkan ponselnya. Betapa beruntungnya Kyungsoo karena bertemu dengan orang Jepang yang fluent dalam berbahasa Inggris. Dia tidak salah pilih orang memang.

“Going to namba station? There's an orange notice isn't it?” Ibu berbaju pink tersebut menunjuk lurus kedepan, dimana banyak orang yang berjubel disana.

“It's in the crowd”

“It's over there?” Tanya Kyungsoo memastikan dan diangguki oleh orang yang di sebelahnya.

Pilihan transportasi yang akan digunakan Kyungsoo adalah subway. Travel solo skills, Japan subway series, rute biaya terendah, bahkan dengan rute yang sama kita bisa mendapatkan harga yang berbeda. Jadi cari tahu rute dan harga nya lebih dulu baru membeli tiket nya, supaya bisa mendapatkan harga termurah.

“don't buy the tickets for namba, buy the one at 920 yen”

“920 yen? Understood” Kyungsoo menganggukkan kepalanya lalu berpamitan untuk pergi setelah mengucapkan terimakasih tentunya. Ia kini sudah berada di depan mesin pembelian tiket otomatis.

“Buy the 920 yen ticket under the orange notice, not sure sih ini bener apa ngga”

“Oh my, there's Korean language”

Kyungsoo tertawa melihat mesin pembelian tiket otomatis yang ternyata ada opsi bahasa Korea juga. Kyungsoo mulai menekan2 layar datar yang ada didepannya dan memilih 'Nankai line'

“Aku sudah membeli tiketnya” Kyungsoo terlihat sangat senang memandangi tiket yang baru saja terprint beberapa detik yang lalu. “I don't know what will happend next” Sambil tertawa, dia melangkah kan kakinya menuju terminal yang tertera pada tiket yang ada ditangannya. “I'm going in first”

“The ticket is ready and i'll go to inside”

“This should be the correct one, right?” Kyungsoo memasukkan tiket ke pintu otomatis dengan lancar lalu dia tertawa bahagia karena yakin banget bakal sampai di Namba station lebih dulu.

“I'm having a good start


While Kyungsoo is departing smoothly....

Chanyeol still hasn't departed.

“Because Kyungsoo took 5k won, i recorded it down quickly”

Chanyeol menujukkan buku catatannya ke arah kamera dengan bangga. Chanyeol it should be not to record quickly, but to depart quickly!.

“Now i'm also going to namba station to meet Glico san”

Right let's go now.....

” I'll go there”

“There's something i found out, there's rapid train. They said there's discount”

Knows info about discounted ticket Traveling solo skills, rapid train series. Kita bisa mendapatkan harga yang murah kalau memesan tiket perjalanan dari Kansai melalui online, menggunakan voucher pick.

“Aku mencari tahu ini tanpa memberi tahu Kyungsoo” Menunujukan layar hp nya pada kamera.

Waktu untuk pergi ke destinasi yang dituju semakin berkurang....

“I should be able to get discount” Chanyeol sat ini sedang membeli tiket kereta melalui situs online supaya mendapatkan harga diskon.

“But this....” Tapi matanya tiba-tiba mengerjap-ngerjap tidak percaya dengan apa yang ada di layar ponselnya. Bibir nya juga tertutup rapat. Sebenarnya apa yang terjadi?

“I just searched about the discounted ticket just now, thinking that it can be purchased in the day itself but it has to be reserved”

The reserved tickets are sold out on D-Day. Discounted tickets could have been sold out in advance. Poor Chanyeolie.

“So firstly, i'll ask personally” He making effort to get the discount on the spot.

“I'll try my best to get the discounted ticket”

“Ah... So nervous” Baru juga mau mulai bicara tapi dia sudah gugup lebih dulu.

“Namba station” ucap nya saat didepan loket pembelian tiket.

“You want to go to namba?”

“I want to take the rapid train to Namba” Detak jantungnya perlahan naik menjadi semakin cepat karena nervous yang tak terkendalikan. Tapi dia harus tetap memberanikan diri bertanya demi diskon.

“Excuse me is there any discounted ticket for foreigners?”

“There's no discounted ticket unfortunately”

“They said can't discounted ㅠㅠ”

“It's too bad, i wanted to get a discount but i didn't manage to get it” Chanyeol menghembuskan nafas berat. Menatap kamera dan mulai berbicara lagi.

“Although there's no discounted ticket, now i'm bought the 12:05 ticket”

Waktu keberangkatan nya adalah 12:05, tapi sekarang sudah pukul 12:00....

“There's not much time”

Benar-benar sudah tidak ada waktu lagi. Chanyeol setengah berlari mencari terminal keberangkatan nya.

“Kita harus pergi sekarang” “To the platform now, where is it”

Chanyeol melihat jam ditangan nya, 12:03. Dua menit sebelum kereta berangkat tapi dia masih berjalan mencari terminal yang mana. Ditengah sibuk mengecek, akhirnya dia menemukan nya.

“Oh that surspired me”

“It's that.... Ah it's that” Chanyeol berlari menuruni eskalator dengan tangan kanan menjinjing koper dan tangan kiri yang memegang kamera. Satu menit sebelum kereta berangkat.

SELAMAT.

Chanyeol berhasil masuk kedalam kereta, satu menit sebelum kereta berangkat.

“It's relief, though i got in at 12:05”

“Ah seriously”

Akhirnya Chanyeol menemukan tempat duduknya. Mengecek nomor tempat duduknya sekali lagi.

“Finally i boarded the train” Now the scenery outside the window comes into view.

“Wow the weather, look at the cloulds”

Pemandangan yang tersaji dimata nya sangat indah. Langit biru dengan awan putih bersih yang menggantung indah berpadu dengan bangunan khas jepang menjadi sebuah scenery yg memanjakan mata. “I'm on the train looking at the views in Japan” Chanyeol jatuh cinta pada langit jepang dalam waktu kurang dari satu hari.


“In the past when i took the train in Japan i likes the Japan houses, this is my first time traveling overseas alone. Of course it's traveling with chanyeol, but we're now separated, but actually more interesting than i thought. It's really interesting.” Kyungsoo tersenyum bahagia memandangi rumah-rumah Jepang yang dilewatinya.

Lonceng cafenya berbunyi menandakan ada seseorang yang baru saja masuk. Terlihat seorang laki-laki yang wajahnya tertutup sebuah amplop besar berjalan mendekat kearahnya. Dia berhenti tepat dihadapan Kyungsoo, menurunkan amplop yang sempat menutupi wajahnya. Keterdiaman Kyungsoo membuat laki-laki tersebut bingung. Apa Kyungsoo sudah melupakannya? Apa Kyungsoo sudah tidak ingat padanya? Apa ia kembali terlalu lama?.

“Kyungsoo, ini aku Chanyeol mu” “Chanyeol ku?” “Iya Chanyeol milikmu” Fitur wajah, tubuh, suara dan semua yang ada di diri Chanyeol semuanya masih teringat dengan jelas di memori Kyungsoo, hanya saja dia harus memastikan kalau ini bukan mimpi. Chanyeol semakin mendekat dan mengecup bibir Kyungsoo beberapa detik. “Apa masih terasa seperti mimpi?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya “Apa kau mau melihat ID Card ku?.”

Chanyeol langsung mengeluarkan isi amplop yang berisi sebuah sertifikat dari planetnya yang berisi, '𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘊𝘩𝘢𝘯𝘺𝘦𝘰𝘭, 𝘯𝘰𝘮𝘰𝘳 612 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘥𝘶𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘱𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘭𝘢𝘯𝘦𝘵 𝘌𝘟𝘖𝘓-1485 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘶𝘮𝘪. 𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢.' Kyungsoo tidak perduli lagi dengan lanjutan isi surat tersebut dan langsung menghambur masuk kedalam pelukan Chanyeol yang dirindukannya. Lelaki yang selalu ditunggunya, lelaki yang amat sangat dirindukannya kini sudah kembali. “Chanyeol, selamat datang kembali kerumah.”

Tapi hidup harus tetap berjalan biarpun tanpa Chanyeol. Satu tahun berlalu, Kyungsoo kembali sibuk dengan cafenya. Disaat yang lain menghabiskan malam pergantian tahun bersama orang terkasih, Kyungsoo melewatinya seorang diri. Tepat saat pergantian tahun, Kyungsoo membuat sebuah permohonan. Berharap Chanyeol kembali padanya.

Tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari luar kamarnya. Kyungsoo langsung berlari keluar dengan sangat antusias berharap itu adalah Chanyeol yang datang, tapi ternyata itu hanya suara robot vacuum miliknya. Kyungsoo kembali masuk ke kamar dengan kekecewaan. Bahkan foto-foto kebersamaan mereka pun ikut menghilang. Menyedihkan.

Malam ini Kyungsoo berniat mengenalkan Chanyeol pada orangtuanya. Sepanjang perjalanan Chanyeol terus-menerus membahas hal yang menurut Kyungsoo sangat menyebalkan. “Jangan usir aku, aku akan bersikap lebih baik lagi. Aku akan melakukan apapun yang kau minta.” Kyungsoo fokus pada jalanan didepannya. Mereka sudah membicarakan ini berkali-kali. Kyungsoo juga ingin Chanyeol berada disisinya untuk waktu yang lama tapi disini bukan tempatnya. Walaupun Chanyeol sudah bersama Sehun —chip nya, tapi kondisi kesehatan nya tetap lemah, bahkan seminggu ini Chanyeol sudah pingsan dua kali.

“Apa kau sudah tidak mencintai ku lagi?” “Bodoh. Kau tidak bisa sembuh dengan obat-obatan yang ada di bumi, kau harus kembali ketempat asalmu supaya bisa sembuh. Dan bisa berkumpul dengan kaum mu disana. Apa kau mau terus-terusan tinggal disini sebagai alien?.” “Bagaimana kalau aku tidak bisa kembali kesini?” “Lakukan segala cara agar kau bisa kembali. Aku akan menunggumu sampai kau kembali” “Kalau aku terlalu lama untuk datang padamu lagi maka carilah orang lain tapi kalau disini tiba-tiba terjadi hujan api atau pisau berarti aku sedang cemburu dan mengutukmu dari atas sana” “Menyebalkan”

Tepat saat mereka melewati jalan dimana pertama kali mereka dipertemukan. Waktu tiba-tiba berhenti. Chanyeol yang duduk di bangku penumpang sebelah Kyungsoo hilang. Kyungsoo berkaca-kaca menyadari apa yang tengah terjadi. Chanyeol sudah pergi meninggalkannya. Chanyeol sudah pergi dibawa oleh pesawat ruang angkasa nya. Kyungsoo menepikan mobilnya. Memukul-mukul stir mobil yang tak bersalah demi meluapkan emosinya. Air matanya tidak bisa lagi dibendung, malam itu Kyungsoo menangisi Chanyeol yang entah bisa kembali lagi atau tidak padanya.

“Aku memang memintamu pergi, tapi bukan tiba-tiba pergi seperti ini, lalu bagaimana denganku? Apa yang harus ku lakukan Chanyeol? Apa yang harus ku lakukan sepanjang sisa hidupku? Kita sudah berjanji untuk piknik ke sungai Han minggu depan, bisakah kau kembali padaku? Kumohon”

Date

Kyungsoo mengalihkan pandangannya lagi pada hamparan sungai didepannya. “Kapan aku bisa kembali kesini lagi?” “Kau bisa kembali kesini lagi kapanpun kau mau, bukan?” Sahut Chanyeol bingung “Maksud ku, bersamamu” Chanyeol mengangguk. “Tentu kita akan kesini lagi bersama-sama.” Wajah Kyungsoo bersemu merah mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Chanyeol. Seketika ia merasa gugup saat Chanyeol berjalan mendekatinya. Kyungsoo bergeser — berusaha menjauhi Chanyeol namun Alien itu terlanjur menarik tubuh mungilnya kedalam dekapannya. “Ch— Chan?” Kyungsoo nyaris kesulitan bernafas ketika tangan kekar Chanyeol melingkar disekitar pinggangnya. Matanya membeliak saat dagu Chanyeol mendarat dibahu kanannya. Ingin rasanya Kyungsoo melepaskan diri dari pelukan Chanyeol yang semakin erat. Tetapi entah mengapa batinnya justru memilih membiarkan Chanyeol memeluknya. Karena sebenarnya Kyungsoo merasa nyaman saat Chanyeol memberikan kehangatan melalui pelukan itu. Chanyeol semakin melesakkan wajah nya di perpotongan leher Kyungsoo. Membiarkan indra penciuman nya menghirup aroma hormon makhluk bumi yang menurutnya sangat harum. Sementara Kyungsoo, ia terlihat berusaha mengendalikan debaran jantungnya yang semakin tak terkendali. Darahnya berdesir ketika Chanyeol mengecup leher jenjangnya yang mulus. Kyungsoo mulai terbuai dengan cumbuan yang diberikan Chanyeol padanya.

Perlahan Chanyeol memiringkan wajahnya, agar bisa menatap wajah mikik Kyungsoo yang telah menarik perhatiannya sejak pertemuan pertama mereka. Kyungsoo tahu apa yang akan dilakukan Chanyeol ketika wajah lelaki itu semakin mendekat. Tetapi ia tidak punya tenaga untuk menghindar, karena pandangannya seolah terkunci pada tatapan teduh milik Chanyeol. Bahkan tanpa mendapat perintah dari otaknya, mata Kyungsoo secara refleks terpejam— bersamaan dengan gerakan cepat Chanyeol ketika mendaratkan bibirnya di bibir Kyungsoo. Chanyeol tidak menduga jika Kyungsoo akan membalas ciumannya yang perlahan semakin menuntut. Terlebih saat kedua tangan Kyungsoo mulai melingkar di lehernya. Chanyeol bersorak gembira atas balasan yang diberikan Kyungsoo. Salah satu tangannya menahan tengkuk kyungsoo— bermaksud memperdalam ciuman mereka. Sementara tangan yang lainnya masih melingkar pada pinggang Kyungsoo. Tak ada satupun dari mereka yang mencoba untuk menghentikan ciuman. Kenyataan nya, mereka sudah terbuai dengan sensasi gelenyar dari ciuman yang semakin memabukkan itu.

“Aku menyukaimu – tidak, aku mencintaimu Kyungsoo.” Ucap Chanyeol setelah melepas ciumannya. Kyungsoo tidak pernah berharap memiliki kekasih seperti Chanyeol. Lelaki yang memiliki kelebihan tampan, kelebihan tinggi dan kelebihan jarak. Jarak tempatnya berasal ratusan ribu kilometer cahaya jauhnya dari Bumi. Kyungsoo juga tidak menyangka Chanyeol mampu meliriknya. Tapi Kyungsoo tidak bisa melewatkan 'kesempatan' yang ditujukan kepadanya saat Chanyeol menunjukkan ketertarikan untuknya. Kyungsoo tidak menampik bahwa dirinya menyukai Chanyeol. Semua perbedaan yang ada, atau hubungan ini akan berakhir bagaimana nantinya biar dipikirkan nanti saja. Memikirkan sesuatu yang belum terjadi tidak ada untungnya juga. Mulai saat ini Kyungsoo berprinsip hiduplah seolah ini adalah hari terakhir. Dia akan melakukan apapun yang dia mau hari ini, karena tidak ada yang tahu esok dia masih bernafas atau tidak.

“Aku tidak akan memaksamu untuk buru-buru menjawabnya,” Chanyeol menarik napas panjang, “Aku tahu, ini memang terlalu cepat dan—”

CUP!

Diluar dugaan, Kyungsoo mencium bibir Chanyeol dalam hitungan detik. Membuat laki-laki itu terperanjat dengan ekspresi kagetnya. Kyungsoo tersenyum simpul melihat reaksi Chanyeol. “Aku juga mencintaimu, alien bodoh.” Setelah mengakhiri acara 'menyatakan cinta' mereka. Chanyeol dan Kyungsoo segera memutuskan untuk pulang kerumah dengan tangan mereka yang saling bertaut menyalurkan kehangatan satu sama lain.

Alarm pagi yang mengalun nyaring berhasil membangunkan Kyungsoo dari tidur pulasnya. Kyungsoo mengerjap-ngerjapkan matanya secara perlahan. Memperhatikan sekeliling— baju mereka yang berserakan dimana-mana. Sampai pandangannya berhenti pada sosok laki-laki yang masih tertidur pulas. Dari sini Kyungsoo benar-benar memuji pesona Chanyeol dengan ketampanan nya yang luar biasa. Dengan hati-hati Kyungsoo menyingkirkan tangan Chanyeol. Matanya mengawasi laki-laki itu. Sekedar memastikan Chanyeol tidak akan terbangun saat ia bergerak turun dari ranjang. Terlambat. Chanyeol sudah terlebih dulu menarik tubuhnya masuk kedalam dekapan hangat lelaki itu lagi. Membuat wajah Kyungsoo menempel di dada bidang Chanyeol yang tak tertutupi sehelai benangpun. Friksi kulit mereka yang saling bersentuhan membangkitkan lagi gelenyar kenikmatan yang baru padam beberapa jam yang lalu. Kyungsoo berusaha bangkit lagi, namun ucapan Chanyeol menghentikan niatan nya tersebut.

“Biarkan seperti ini dulu, lima belas menit” Matanya masih terpejam tapi tangannya semakin erat memeluk Kyungsoo dalam dekapannya, membuat Kyungsoo benar-benar menempel padanya hingga tak berjarak sama sekali. “Mau mengulang yang semalam?”

“Bodoh, kita harus bekerja”

“Sebentar saja”

“Sepulang kerja”

“Oke” Chanyeol langsung bangkit dan melesat ke kamar mandi, meninggalkan Kyungsoo yang masih kebingungan. “Yak! Kenapa lari begitu saja tanpa memakai baju lebih dulu?! Dasar Alien tidak punya sopan santun”

“Kau sudah melihat semuanya semalam.” Teriakan Chanyeol dari kamar mandi berhasil membuat pipi Kyungsoo memerah padam mengingat kejadian semalam.

Kyungsoo mengalihkan pandangannya lagi pada hamparan sungai didepannya. “Kapan aku bisa kembali kesini lagi?” “Kau bisa kembali kesini lagi kapanpun kau mau, bukan?” Sahut Chanyeol bingung “Maksud ku, bersamamu” Chanyeol mengangguk. “Tentu kita akan kesini lagi bersama-sama.” Wajah Kyungsoo bersemu merah mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Chanyeol. Seketika ia merasa gugup saat Chanyeol berjalan mendekatinya. Kyungsoo bergeser — berusaha menjauhi Chanyeol namun Alien itu terlanjur menarik tubuh mungilnya kedalam dekapannya. “Ch— Chan?” Kyungsoo nyaris kesulitan bernafas ketika tangan kekar Chanyeol melingkar disekitar pinggangnya. Matanya membeliak saat dagu Chanyeol mendarat dibahu kanannya. Ingin rasanya Kyungsoo melepaskan diri dari pelukan Chanyeol yang semakin erat. Tetapi entah mengapa batinnya justru memilih membiarkan Chanyeol memeluknya. Karena sebenarnya Kyungsoo merasa nyaman saat Chanyeol memberikan kehangatan melalui pelukan itu. Chanyeol semakin melesakkan wajah nya di perpotongan leher Kyungsoo. Membiarkan indra penciuman nya menghirup aroma hormon makhluk bumi yang menurutnya sangat harum. Sementara Kyungsoo, ia terlihat berusaha mengendalikan debaran jantungnya yang semakin tak terkendali. Darahnya berdesir ketika Chanyeol mengecup leher jenjangnya yang mulus. Kyungsoo mulai terbuai dengan cumbuan yang diberikan Chanyeol padanya.

Perlahan Chanyeol memiringkan wajahnya, agar bisa menatap wajah mikik Kyungsoo yang telah menarik perhatiannya sejak pertemuan pertama mereka. Kyungsoo tahu apa yang akan dilakukan Chanyeol ketika wajah lelaki itu semakin mendekat. Tetapi ia tidak punya tenaga untuk menghindar, karena pandangannya seolah terkunci pada tatapan teduh milik Chanyeol. Bahkan tanpa mendapat perintah dari otaknya, mata Kyungsoo secara refleks terpejam— bersamaan dengan gerakan cepat Chanyeol ketika mendaratkan bibirnya di bibir Kyungsoo. Chanyeol tidak menduga jika Kyungsoo akan membalas ciumannya yang perlahan semakin menuntut. Terlebih saat kedua tangan Kyungsoo mulai melingkar di lehernya. Chanyeol bersorak gembira atas balasan yang diberikan Kyungsoo. Salah satu tangannya menahan tengkuk kyungsoo— bermaksud memperdalam ciuman mereka. Sementara tangan yang lainnya masih melingkar pada pinggang Kyungsoo. Tak ada satupun dari mereka yang mencoba untuk menghentikan ciuman. Kenyataan nya, mereka sudah terbuai dengan sensasi gelenyar dari ciuman yang semakin memabukkan itu.

“Aku menyukaimu – tidak, aku mencintaimu Kyungsoo.” Ucap Chanyeol setelah melepas ciumannya. Kyungsoo tidak pernah berharap memiliki kekasih seperti Chanyeol. Lelaki yang memiliki kelebihan tampan, kelebihan tinggi dan kelebihan jarak. Jarak tempatnya berasal ratusan ribu kilometer cahaya jauhnya dari Bumi. Kyungsoo juga tidak menyangka Chanyeol mampu meliriknya. Tapi Kyungsoo tidak bisa melewatkan 'kesempatan' yang ditujukan kepadanya saat Chanyeol menunjukkan ketertarikan untuknya. Kyungsoo tidak menampik bahwa dirinya menyukai Chanyeol. Semua perbedaan yang ada, atau hubungan ini akan berakhir bagaimana nantinya biar dipikirkan nanti saja. Memikirkan sesuatu yang belum terjadi tidak ada untungnya juga. Mulai saat ini Kyungsoo berprinsip hiduplah seolah ini adalah hari terakhir. Dia akan melakukan apapun yang dia mau hari ini, karena tidak ada yang tahu esok dia masih bernafas atau tidak.

“Aku tidak akan memaksamu untuk buru-buru menjawabnya,” Chanyeol menarik napas panjang, “Aku tahu, ini memang terlalu cepat dan—”

CUP!

Diluar dugaan, Kyungsoo mencium bibir Chanyeol dalam hitungan detik. Membuat laki-laki itu terperanjat dengan ekspresi kagetnya. Kyungsoo tersenyum simpul melihat reaksi Chanyeol. “Aku juga mencintaimu, alien bodoh.” Setelah mengakhiri acara 'menyatakan cinta' mereka. Chanyeol dan Kyungsoo segera memutuskan untuk pulang kerumah dengan tangan mereka yang saling bertaut menyalurkan kehangatan satu sama lain.

Alarm pagi yang mengalun nyaring berhasil membangunkan Kyungsoo dari tidur pulasnya. Kyungsoo mengerjap-ngerjapkan matanya secara perlahan. Memperhatikan sekeliling— baju mereka yang berserakan dimana-mana. Sampai pandangannya berhenti pada sosok laki-laki yang masih tertidur pulas. Dari sini Kyungsoo benar-benar memuji pesona Chanyeol dengan ketampanan nya yang luar biasa. Dengan hati-hati Kyungsoo menyingkirkan tangan Chanyeol. Matanya mengawasi laki-laki itu. Sekedar memastikan Chanyeol tidak akan terbangun saat ia bergerak turun dari ranjang. Terlambat. Chanyeol sudah terlebih dulu menarik tubuhnya masuk kedalam dekapan hangat lelaki itu lagi. Membuat wajah Kyungsoo menempel di dada bidang Chanyeol yang tak tertutupi sehelai benangpun. Friksi kulit mereka yang saling bersentuhan membangkitkan lagi gelenyar kenikmatan yang baru padam beberapa jam yang lalu. Kyungsoo berusaha bangkit lagi, namun ucapan Chanyeol menghentikan niatan nya tersebut.

“Biarkan seperti ini dulu, lima belas menit” Matanya masih terpejam tapi tangannya semakin erat memeluk Kyungsoo dalam dekapannya, membuat Kyungsoo benar-benar menempel padanya hingga tak berjarak sama sekali. “Mau mengulang yang semalam?”

“Bodoh, kita harus bekerja”

“Sebentar saja”

“Sepulang kerja”

“Oke” Chanyeol langsung bangkit dan melesat ke kamar mandi, meninggalkan Kyungsoo yang masih kebingungan. “Yak! Kenapa lari begitu saja tanpa memakai baju lebih dulu?! Dasar Alien tidak punya sopan santun”

“Kau sudah melihat semuanya semalam.” Teriakan Chanyeol dari kamar mandi berhasil membuat pipi Kyungsoo memerah padam mengingat kejadian semalam.

Seperti biasa, setelah selesai bekerja di cafe, Chanyeol akan bekerja sebagai kasir di salah satu mini market didekat sana juga. Lalu pulang dini hari langsung pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan cafe milik Kyungsoo yang semalam sudah dicatat nya. Pulang kerumah untuk tidur tiga sampai empat jam setelahnya pergi ke cafe bersama Kyungsoo.

Suara pintu kulkas tertutup bertepatan dengan Chanyeol yang baru pulang dari pekerjaan keduanya. Kyungsoo masih memperhatikan Chanyeol dari jauh tapi terlihat sangat jelas kalau alien itu sedang tidak baik-baik saja. “Kau baik-baik saja?” Chanyeol mengangguk seadanya. “Kau yakin?” Kyungsoo menatap ragu, “wajah mu terlihat pucat dan juga berkeringat”. Chanyeol mengangguk lagi. Masa bodoh Kyungsoo akan mempercayai nya atau tidak. Chanyeol tidak ingin membuat Kyungsoo khawatir. Ia sudah terlalu banyak merepotkan Kyungsoo, ia harus bersikap biasa agar terlihat baik-baik saja.

“Aku mau tidur dulu, Kyungsoo,” sahut Chanyeol sambil merebahkan tubuhnya di sofa. “Tidurlah dikamar, kau akan sakit kalau tidur di sofa.” Chanyeol mengerjapkan matanya. “Kita tidur bersama, apa kau tidak mengerti?” Kyungsoo menarik tangan Chanyeol hingga membuatnya berdiri dan mengikuti langkah Kyungsoo yang menyeretnya menuju satu-satunya kamar yang ada dirumah ini.

“Beristirahatlah. Jangan memforsir dirimu dengan bekerja terlalu keras.” Chanyeol tertegun, kalimat yang lolos dari bibir Kyungsoo Kyungsoo sebenarnya sederhana, tapi bagi Chanyeol itu sangat bermakna. Seseorang yang baru beberapa hari ini dikenal nya memberikan perhatian padanya. Sehangat inikah rasanya?. “Kyungsoo?” “Hm?” “Terimakasih” Kyungsoo menautkan alisnya, “untuk?” “Perhatian mu atas kondisi kesehatanku,” jawab chanyeol lalu menaikkan selimutnya hingga sebatas dada dan memejamkan matanya. Kyungsoo hanya terdiam, pandangan nya masih tertuju pada Chanyeol yang kini sudah mendengkur halus disebelahnya.

“Selamat pagi.” Sapa Chanyeol dengan riang. Jangan lupakan senyum mempesona yang selalu ia tunjukkan pada pelanggan yang datang ke cafe Kyungsoo. Tapi Chanyeol pastikan kalau pagi Kyungsoo adalah orang pertama yang mendapatkan senyuman mempesona miliknya. Kyungsoo belum merespon. Matanya mengerjap lucu. Namun beberapa detik kemudian, bola mata Kyungsoo membulat sempurna. Ia merutuk atas refleks nya yang lambat, sehingga baru menyadari kalau dirinya tidur dalam pelukan Chanyeol. “Chanyeol?!” Kyungsoo memekik kaget karena wajahnya menempel pada dada bidang Chanyeol. Kyungsoo dibuat kesusahan mengatur detak jantungnya yang tak beraturan.

Kyungsoo tak memberikan penolakan ketika Chanyeol dengan senang hati mengoleskan selai keatas roti — menyiapkan sarapan untuknya. Kyungsoo mulai terbiasa dan sejujurnya ia menyukai itu. Ia akui menyukai semua bentuk perhatian yang Chanyeol berikan untuknya.

Entah sejak kapan perasaan itu muncul. Memang terlalu cepat untuk menjabarkan mengingat pertemuan mereka yang terbilang masih sangat singkat. Hatinya terasa menghangat setiap kali ia berada didekat Chanyeol. Hatinya berbunga-bunga setiap kali menerima perhatian Chanyeol. Hatinya pun berdebar-debar setiap kali Chanyeol memberikan sentuhan lembut untuknya.

Seperti biasa, setelah selesai bekerja di cafe, Chanyeol akan bekerja sebagai kasir di salah satu mini market didekat sana juga. Lalu pulang dini hari langsung pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan cafe milik Kyungsoo yang semalam sudah dicatat nya. Pulang kerumah untuk tidur tiga sampai empat jam setelahnya pergi ke cafe bersama Kyungsoo. Suara pintu kulkas tertutup bertepatan dengan Chanyeol yang baru pulang dari pekerjaan keduanya. Kyungsoo masih memperhatikan Chanyeol dari jauh tapi terlihat sangat jelas kalau alien itu sedang tidak baik-baik saja. “Kau baik-baik saja?” Chanyeol mengangguk seadanya. “Kau yakin?” Kyungsoo menatap ragu, “wajah mu terlihat pucat dan juga berkeringat”. Chanyeol mengangguk lagi. Masa bodoh Kyungsoo akan mempercayai nya atau tidak. Chanyeol tidak ingin membuat Kyungsoo khawatir. Ia sudah terlalu banyak merepotkan Kyungsoo, ia harus bersikap biasa agar terlihat baik-baik saja. “Aku mau tidur dulu, Kyungsoo,” sahut Chanyeol sambil merebahkan tubuhnya di sofa. “Tidurlah dikamar, kau akan sakit kalau tidur di sofa.” Chanyeol mengerjapkan matanya. “Kita tidur bersama, apa kau tidak mengerti?” Kyungsoo menarik tangan Chanyeol hingga membuatnya berdiri dan mengikuti langkah Kyungsoo yang menyeretnya menuju satu-satunya kamar yang ada dirumah ini. “Beristirahatlah. Jangan memforsir dirimu dengan bekerja terlalu keras.” Chanyeol tertegun, kalimat yang lolos dari bibir Kyungsoo Kyungsoo sebenarnya sederhana, tapi bagi Chanyeol itu sangat bermakna. Seseorang yang baru beberapa hari ini dikenal nya memberikan perhatian padanya. Sehangat inikah rasanya?. “Kyungsoo?” “Hm?” “Terimakasih” Kyungsoo menautkan alisnya, “untuk?” “Perhatian mu atas kondisi kesehatanku,” jawab chanyeol lalu menaikkan selimutnya hingga sebatas dada dan memejamkan matanya. Kyungsoo hanya terdiam, pandangan nya masih tertuju pada Chanyeol yang kini sudah mendengkur halus disebelahnya.

“Selamat pagi.” Sapa Chanyeol dengan riang. Jangan lupakan senyum mempesona yang selalu ia tunjukkan pada pelanggan yang datang ke cafe Kyungsoo. Tapi Chanyeol pastikan kalau pagi Kyungsoo adalah orang pertama yang mendapatkan senyuman mempesona miliknya. Kyungsoo belum merespon. Matanya mengerjap lucu. Namun beberapa detik kemudian, bola mata Kyungsoo membulat sempurna. Ia merutuk atas refleks nya yang lambat, sehingga baru menyadari kalau dirinya tidur dalam pelukan Chanyeol. “Chanyeol?!” Kyungsoo memekik kaget karena wajahnya menempel pada dada bidang Chanyeol. Kyungsoo dibuat kesusahan mengatur detak jantungnya yang tak beraturan.

Kyungsoo tak memberikan penolakan ketika Chanyeol dengan senang hati mengoleskan selai keatas roti — menyiapkan sarapan untuknya. Kyungsoo mulai terbiasa dan sejujurnya ia menyukai itu. Ia akui menyukai semua bentuk perhatian yang Chanyeol berikan untuknya. Entah sejak kapan perasaan itu muncul. Memang terlalu cepat untuk menjabarkan mengingat pertemuan mereka yang terbilang masih sangat singkat. Hatinya terasa menghangat setiap kali ia berada didekat Chanyeol. Hatinya berbunga-bunga setiap kali menerima perhatian Chanyeol. Hatinya pun berdebar-debar setiap kali Chanyeol memberikan sentuhan lembut untuknya.

“Apa ini?” Tanya Chanyeol bingung ketika melihat ponsel ditangannya. “Itu ponselmu,” jawab Kyungsoo singkat “Kau membelikan ku ponsel?” “Supaya aku lebih mudah menghubungi mu,” jawab Kyungsoo Chanyeol tersenyum lebar, “Terimakasih”

“Coba kau lakukan panggilan cepat, tekan tombol satu.” Suruh Kyungsoo bersemangat. Chanyeol tak banyak berkomentar dan mengikuti ucapan Kyungsoo. Setelah itu dahi Chanyeol berkerut ketika layar ponselnya memunculkan kontak, Kyungie.

“Nomor ponselmu?” Tanya Chanyeol dengan wajah polosnya “Menurutmu?” Kyungsoo menyeringai sambil mengeluarkan ponselnya, lalu memperlihatkan layar yabg memunculkan nama kontak, Alien bodoh. “Kenapa harus diberi nama kontak seperti itu?”

“Karena aku ingin?” Kyungsoo menyeringai lagi, merasa menang karena berhasil membungkam Chanyeol.

Alien Menyebalkan

“Kyungsoo” Untuk kesekian kalinya Chanyeol memanggil Kyungsoo yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka. Kyungsoo memasak bukan karena dia ingin membuatkan makanan untuk Chanyeol. Jelas sekali bukan.

Beberapa saat yang lalu Kyungsoo menyuruh Chanyeol untuk memasak tapi dapur nya malah hampir terbakar padahal dia sangat lelah setelah menjadi supir untuk Chanyeol dan menurutnya tamu atau lebih tepatnya parasit yang sedang singgah dirumah nya, yang mengakunya seorang alien dari planet lain tapi tidak bisa berteleportasi, sangat tidak masuk akal—dasar alien bodoh dan tidak berguna—padahal didrama atau di film yang pernah dilihatnya, alien itu bisa melakukan banyak hal tapi kenapa alien yang ditemui nya hanya bisa mengeluarkan api saja? Sangat tidak berguna. Akan lebih baik kalau dia bisa mengeluarkan cahaya, air atau aliran listrik jadi Kyungsoo bisa menghemat uang nya.

Dengan sangat terpaksa akhir nya Kyungsoo memasak, demi keselamatan apartemen yang masih dicicil nya dan demi keberlangsungan hidupnya. Ruangan ini mencakup dapur sekaligus ruang makan, ruang tamu dan ruang tempat menonton tv ini tidak ada suara lain yang terdengar selain suara sepatula yang beradu dengan wajan ditambah dengan suara penghisap asap, sungguh perpaduan keberisikan yang sangat sempurna.

Kyungsoo menghidangkan dua piring spaghetti kimchi diatas meja setelah mematikan semua benda-benda berisik didapur yang ia gunakan beberapa saat lalu. “Kau—” Kyungsoo tidak bisa melanjutkan perkataannya, lidah nya kelu, otak nya beku karena pemandangan yang ada di depan matanya saat ini.

Chanyeol yang menurut Kyungsoo alien aneh dan bodoh itu berdiri didepan pintu kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk sebatas pinggulnya, tubuh atletisnya terpampang jelas dihadapan Kyungsoo saat ini, sebuah berkah atau musibah Kyungsoo juga tidak tahu. “Makhluk bumi apa kau baik-baik saja?” Yang ditanya hanya membulatkan matanya, kebingungan. “Wajahmu memerah, apakah kau demam?” Kyungsoo segera menguasai dirinya lagi, dia sepertinya terlalu lelah atau belum sembuh total hingga membuat pikiran nya sempat berpikir yang iya-iya. “Yak! Kau! Kenapa kau keluar dari kamar mandi tidak memakai baju.” “Aku tidak punya baju” Benar juga, tapi Kyungsoo tidak mungkin mau disalahkan. Kyungsoo segera masuk kedalam kamarnya dan mengambil beberapa pasang baju yang sekiranya akan muat ditubuh Chanyeol.

“Pakai itu setelah makan nanti kita membeli keperluan mu, tapi tidak gratis kau harus membayarnya” Chanyeol mengangguk lalu kembali masuk ke kamar mandi. Kyungsoo mengerjap-ngerjapkan matanya bagaimana bisa alien menganggukkan kepala terlihat begitu menggemaskan? Lalu saat pandangan nya turun kebawah melihat perut yang kotak-kotak seperti papan penggilasan baju milik neneknya justru terlihat sexy? Ditambah dengan bahu dan punggung lebar yang sempat menyapa nya sekilas. Sepertinya alien itu menggunakan sihirnya untuk membuat otak Kyungsoo seperti sekarang. Ya begitulah kira-kira dugaan yang ada di otak Kyungsoo saat ini.

“Kenapa kau membeli baju ku dipasar? Kenapa tidak di mall? Kenapa kau membeli baju ku ditempat yang sama dengan kau membeli sayur dan ikan” Chanyeol terus saja menggerutu karena baju nya dibeli ditempat yang sama dengan ikan dan sayur bukan di tempat mewah seperti yang biasa dia lakukan saat di planet nya. Membuat Kyungsoo tersulut emosi, dasar alien tidak tahu diri sudah dikasih jantung malah minta hati bahkan sampai ke usus dua belas jari.

“YAK! kau... Apa kau tidak tahu kalau orang yang tampan akan tetap terlihat tampan apapun jenis pakaian yang dipakainya?”

“Jadi menurut mu aku tampan?” Skak mat. Kyungsoo langsung mengalihkan pembicaraan. “Kau harus membayar hutang mu padaku dua kali lipat karena kau juga menumpang dirumah ku” “Bukankah hal seperti itu biasanya dilakukan oleh rentenir yang jahat?”

“Kau mengerti tentang rentenir?”

“Tentu, menurut mu bagaimana aku tahu sistem transaksi manusia bumi menggunakan uang, bagaimana aku tahu apa itu pasar dan mall padahal ini pertama kalinya aku tinggal di bumi kalau aku tidak mempelajari nya lebih dulu?”

“Lalu kenapa kau tidak belajar memasak?”

“Arah ke restoran mu kesana kan?” Chanyeol langsung mendahului Kyungsoo yang sedari tadi berjalan didepannya, “Kiri, bodoh” Dia membalikkan badannya tersenyum bodoh memperlihatkan deretan gigi kuda nya pada Kyungsoo yang terlihat sangat kerepotan karena banyaknya jinjingan yang dia bawa, tapi makhluk tinggi besar yang mengaku alien padahal lebih mirip raksasa itu tidak ada pengertiannya sama sekali. Tidak ada niatan untuk membantu membawa barang-barang yang Kyungsoo bawa sedari tadi. Kyungsoo baru tahu ternyata alien jauh lebih menyebalkan daripada manusia.