Lovelikecyks


Kyungsoo terbangun karena sebuah usapan tangan besar di pipinya. Ia mengerjakan mata. Menyesuaikan cahaya menyilaukan yang masuk ke retina.

Chanyeol menahan senyum melihat Kyungsoo yang menengokkan kepalanya ke kanan kiri kebingungan. Hal terakhir yang diingatnya dia tertidur di kamar jongdae hyung nya, tapi kenapa sekarang dia berada didalam mobil bersama kekasihnya?

“Putri tidur sudah bangun?”

Sebuah sapaan ringan dari telapak tangan Kyungsoo menyapa lengan Chanyeol, membuatnya sedikit mengaduh akibat cubitan maut dari Kyungsoo.

“Laper nggak?”

Kyungsoo masih diam. Dia masih menikmati wajah tampan kekasihnya yang sedikit tidak terurus. Kumis tipis-tipis yang terlihat sangat jelas, bekas luka disekitar dagu yang kemungkinan diakibatkan karena bercukur terburu-buru, kantung mata yang sudah mengalahkan mata panda tapi tetap terlihat tampan dan menawan di mata Kyungsoo hingga enggan untuk berhenti menatap nya.

Chanyeol tahu Kyungsoo memandangi nya. Ia menggenggam sebelah tangan Kyungsoo dan mencium nya beberapa kali. Chanyeol memalingkan kepala kearah kanannya dan mendapati Kyungsoo sedang tersenyum bahagia hingga bibir nya membentuk hati yang sempurna.

Baru saja Chanyeol melepaskan injakan pada pedal rem nya karena lampu merah yang mengharuskan nya berhenti. Ia langsung di kaget kan oleh Kyungsoo yang beralih duduk di pangkuannya.

“Love, aku sedang menyetir”

“Aku tahu”

“Duduk dipangkuan ku seperti ini akan sangat berbahaya, kembali duduk di tempat duduk mu okay?”

“Tidak mau, duduk di sana dingin. Enakan disini, anget. Lagian mobil ini self driving”

“Love...”

“Hm?”

Kyungsoo mulai mencium, menjilat bahkan mengigit dan membuat tanda di leher Chanyeol yang sudah tidak bisa duduk dengan tenang.

“Apa yang sedang kau lakukan?”

“Kith kith hehe.”

Kyungsoo semakin menempelkan inti tubuhnya dan menggesek nya dengan milik Chanyeol yang mulai mengeras.

Handphone Chanyeol terus bergetar dari beberapa menit yang lalu. Kyungsoo maupun Chanyeol tentu mengabaikan handphone yang berada di saku celana jeans Chanyeol yang saat ini terduduki oleh Kyungsoo.

“Aishhhhh handphone mu sangat menyebalkan”

Kyungsoo menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Chanyeol. Menghentikan semua aktivitas menyenangkan nya dan mengambil benda yang menurutnya menyebalkan tersebut.

Kyungsoo terkejut begitu melihat pesan masuk yang diterima kekasihnya. Ia meminta Chanyeol menepikan mobilnya lalu memeluk Chanyeol sangat erat.

“Love, ada apa? Kamu kenapa, hm?”

Chanyeol jelas saja bingung dengan perubahan emosi Kyungsoo yang begitu cepat.

Mobil mereka sudah menepi tapi Kyungsoo masih enggan bersuara. Ia hanya menyerahkan ponsel chanyeol kepada pemiliknya.

“Nggak mungkin, love... Ini mereka pasti lagi ngeprank aku kan?” Tanya Chanyeol pada Kyungsoo yang semakin mengeratkan pelukannya.

Pecah. Air mata nya keluar begitu saja. Chanyeol memang sangat membenci ayahnya tapi sebenci apapun dia tetap sosok ayah yang dulu pernah ia kagumi. Sosok ayah yang di lubuk hati terdalam nya sangat ia sayangi. Satu-satunya ayah dan keluarga yang ia miliki di dunia ini.

Kyungsoo senantiasa memberikan tepukan dan usapan halus pada punggung Chanyeol yang bergetar. Ia juga tidak tahu harus mengatakan apa untuk menenangkan Chanyeol. Yang bisa ia berikan saat ini hanya sebuah pelukan dan bahu untuk bersandar.

“Kita harus kerumah sakit”

“Turunlah, biar aku yang menyetir”

“Love..”

“Aku tidak akan membiarkan mu menyetir dalam keadaan seperti ini yeolie”

Kyungsoo menatap wajah Chanyeol sebelum ia turun. Mengusap sisa air mata di wajah kekasihnya.

“Entah akan baik-baik saja atau tidak, aku akan selalu di sisi mu.”


Chanyeol langsung keluar dari mobil dan berlari setelah mereka sampai di rumah sakit. Berlari dengan segenap kecepatan yang ia miliki untuk menuju ruangan yang diberitahu Sehun tadi tanpa harus bertanya pada resepsionis. Mengabaikan tatapan aneh beberapa orang yang ditujukan padanya. Mungkin itu orang-orang yang sudah melihat aksinya dan Kyungsoo di ranjang.

Chanyeol segera sampai didepan salah satu ruangan dan begitu masuk langsung terlihat Ibu tirinya yang duduk di samping ranjang ayahnya yang sudah tertutup kain putih.

“Bisa tinggalkan kami berdua” Ucap Chanyeol pada Ibu tirinya.

Kini hanya ada dia dan ayahnya di dalam ruangan ini. Chanyeol berjalan mendekat ke ranjang ayahnya. Menarik turun kain putih yang menutupi wajah ayah nya.

Menyesal. Kalau saja ia tahu ini hari terakhir ia bisa bertemu ayahnya sudah pasti dia akan pulang dan menemui ayahnya. Sudah pasti dia tidak akan mendebat perkataan ayahnya.

Chanyeol menangis tanpa suara. Badannya bergetar memeluk ayahnya yang sudah terbujur kaku.

“Ayah, bukan kah ada yang ingin kau bicarakan dengan ku? Kenapa tidak menunggu ku? Sekarang aku datang jadi bangun lah dan katakan apa yang mau kau katakan padaku, atau marahi aku, teriaki aku seperti biasanya. Apa kau sudah muak dengan ku hingga pergi meninggalkan ku seperti ini? Ayah ku mohon bangun lah, walaupun kau sangat menyebalkan tapi aku jauh lebih suka kau yang membuatku sebal bukan hanya diam dan berbaring disini”

Chanyeol cukup lama menangis dalam pelukan ayahnya.

Ia menghela nafas, berusaha menghentikan air matanya walaupun susah. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kematian ayahnya yang terlalu mendadak. Apalagi kalau memingat detail kasus yang sedang ia tangani, ayahnya besar kemungkinan menjadi salah satu target si pembunuh. Chanyeol yakin kematian ayahnya adalah hal yang di rencanakan.

Ia keluar dari ruangan dan mendapati Kyungsoo yang sudah berdiri menunggu nya.

Chanyeol mengatakan apa yang ada di dalam pikiran nya, ia ingin melakukan autopsi terhadap jasad ayahnya tapi ibu tirinya tidak setuju. Menurutnya itu menyakiti tubuh suaminya.

“Apa maksudmu tidak membolehkan ayahku di autopsi, hah?!” Chanyeol meninggikan bada bicaranya, ia lupa sedang berada dimana sekarang.

“Chanyeol tenang lah, jangan emosi seperti ini” Kyungsoo berusaha mereda emosi Chanyeol yang semakin meledak.

Tapi sepertinya ia gagal. Adu mulut antara Chanyeol dan ibu tiri nya justru semakin memanas.

“Apa kau tahu kalau ayah mu mengidap penyakit jantung? Tentu saja kau tidak tahu. Kemarin ayahmu memintamu pulang tapi kau pergi kemana? Kau tidak pernah mau mendengarkan omongan nya, kau tidak pernah mau tahu tentangnya dan sekarang kau seenaknya mau membedah badan suamiku? Tidak akan ku biarkan”

Chanyeol mengeratkan genggaman tangannya, nafasnya memburu. Perkataan ibu tirinya tentang dia yang tidak mau mendengarkan ayahnya memang benar tapi tentang dia yang tidak mau tahu tentang ayahnya itu salah.

“Aku anaknya. Jadi aku lebih berhak memutuskan. Dan kenapa kau tidak mau ayah di otopsi? Apa kau membunuhnya?”

Plakkk

Sebuah tamparan di dapatkan oleh Chanyeol.

“Jaga mulut mu. Dan harusnya kau sadar, kau lah yang membunuh ayah mu, kalau saja dia tidak shock akibat video sex mu yang tersebar di sosial media saat ini dia masih hidup”

Chanyeol kehabisan kata-kata. Dia memang anak yang tidak berguna, anak yang selalu membuat marah ayahnya bahkan sampai nafas terakhir ayah nya.

“Aku hanya ingin dia pergi dengan tenang tapi benar katamu, kau anaknya jadi kau lebih berhak terhadap ayahmu. Lakukan semua yang ingin kau lakukan”

Chanyeol tersenyum miring melihat kepergian ibu tirinya. Perasaan nya terlalu campur aduk. Hingga sulit untuk di ekspresikan.

“Kamu terluka”

Kyungsoo menyeka noda darah di sudut bibir Chanyeol. Tamparan ibu tiri Chanyeol rupanya tidak main-main.

Chanyeol kembali mendekap Kyungsoo. Benar. Begini rasanya, aman dan nyaman. Pelukan Kyungsoo tidak pernah berubah. Dan Kyungsoo akan selalu jadi tempat teraman dan ternyaman nya.

“Ayo kita ke resepsionis untuk mengurus autopsi ayah mu”

“Love, terimakasih”

Kyungsoo hanya tersenyum dan mencium pipi Chanyeol. Menggandeng tangan Chanyeol menuju meja resepsionis.


“Love, tidak apa-apa kan kalau aku tinggal kamu sendirian disini? Aku harus pulang kerumah dan mencari bukti atau apapun itu”

Kyungsoo tersenyum sembari merapihkan rambut kekasihnya yang sangat berantakan.

“Aku nggak apa-apa yeolie, tapi sebelum pergi kamu harus makan”

“Disaat kayak gini mana bisa aku makan”

“Justru disaat seperti ini kamu perlu makan, buat nyari bukti dan lain nya kan perlu tenaga. Aku tahu ini sangat berat dan tidak mudah, tapi ku mohon, jagalah tubuh mu baik-baik Yeol”

Chanyeol tahu disaat seperti tidak seharusnya dia merasa beruntung. Tapi sungguh demi Tuhan dan semua ciptaan nya, dia sangat beruntung memiliki Kyungsoo di sisinya.

“Aku suapin ya?”

Chanyeol menganggukkan kepalanya dan mengikuti Kyungsoo yang membawanya ke arah kantin rumah sakit.

Setelah itu dia baru pergi ke kediamannya. Disana sudah ada jongin yang menunggunya.


14 February 2022

Chanyeol sudah selesai mandi dan ia segera mengenakan kameja simple berwarna putih. Kameja sederhana pemberian Kyungsoo saat ulang tahunnya yang ke 26 tepatnya 2 tahun lalu. Chanyeol ingin tersenyum. Namun jangan ingatkan tentang hari ulang tahunnya 2 tahun lalu. Ia membenci hari itu. Ia menatap dirinya di cermin besar dalam kamarnya. Ia sedikit tersenyum miris. Ia belum pernah mengenakan kameja itu sebelumnya. Namun hari ini ia akan memakainya untuk bertemu Kyungsoo. Kyungsoo pasti senang. Pikirnya. Setelah memastikan dirinya sudah rapih dengan sedikit gel rambut dan parfum yang ia gunakan, ia segera mengambil ponsel, dompet serta kunci mobilnya. Tak lupa ia memasukkan kembali jaket denim milik Kyungsoo kedalam lemarinya. Ia benar benar tidak sabar bertemu Kyungsoo dan mengucapkan Selamat Hari Kasih Sayang.

Sepanjang perjalanan Chanyeol melihat Cafe yang sering ia kunjungi bersama Kyungsoo untuk membahas tugas ataupun materi lainnya. Toko buku yang biasa mereka datangi dan perpustakaan untuk mencari tambahan referensi atau sekedar menambah koleksi manga terbaru. Juga museum yang sering mereka datangi ketika kencan. Kyungsoo sering mengajarkan Chanyeol untuk tidak membuang uang banyak jika hanya ingin pergi kencan. Semua yang ia lakukan ditempat tempat itu bersama Kyungsoo. Lagi lagi Chanyeol tersenyum gemas mengingat wajah lucu kekasihnya. Ia menghentikan mobilnya disebuah toko bunga kecil. Chanyeol keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki toko bunga mini itu.

Kring

“Selamat datang. Ada yang bisa kami bantu?”

“Aku ingin membeli sebuket bunga.”

“Oh? Nak Chanyeol. Kau datang lagi rupanya. Mau beli bunga untuk Kyungsoo?” Chanyeol mengangguk membuat si wanita paruh baya pemilik toko itu tersenyum tipis.

“Bunga yang seperti apa?”

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

“Eum hari ini hari valentine. Dan bibi taulah, aku sangat merindukannya.”

Wanita paruh baya itu tersenyum tipis dan mengambil beberapa tangkai bunga Camelia yang ia satukan dalam sebuah buket. Ia kemudian menyerahkan sebuket bunga itu pada Chanyeol.

“Ini bunga Camelia pink. Bunga ini melambangkan kerinduan dan cinta pada orang yang telah lama dirindukan.” Chanyeol perlahan meraih bunga itu. Menghirup aroma dari bunga berwarna merah muda itu.

“Ini harum dan indah. Kyungsoo pasti suka.”

Wanita paruh baya itu tersenyum kemudian mengangguk.

“Oh iya bibi, berapa yang harus ku bayar?” Tanya Chanyeol seraya siap siap mengambil dompetnya.

“Sudah berapa kali kubilang. Jika untuk kalian berdua, kalian tidak perlu membayar apapun.”

Chanyeol masih terdiam menatap wanita yang dipanggil nya bibi itu tersenyum lembut padanya.

“Tapi bibi-”

“Sudah. Cukup sampaikan Salam ku untuk Kyungsoo saja?”

Chanyeol mengangguk.

“Pasti. Kalau begitu, aku pergi dulu bibi. Kyungsoo pasti akan marah jika aku terlambat. Terima kasih.”

Sang wanita paruh baya hanya tersenyum miris melihat Chanyeol. Setelah mendapat anggukan, Chanyeol bergegas keluar dari toko tersebut dan masuk ke mobilnya. Melaju kencang meninggalkan toko bunga.

Ah ia jadi ingat ketika dulu ia memberi Kyungsoo sebuket bunga mawar saat Valentine 2 tahun lalu. Lelaki itu sangat senang.


Chanyeol memberhentikan mobilnya. Ia sudah sampai ditempat Kyungsoo. Ia sedikit merapihkan dirinya dikaca mobilnya. Chanyeol keluar dari mobilnya. Tak lupa dengan bunga yang ia bawa. Chanyeol berjalan menyusuri pemakaman umum tersebut.

Disinilah dia. Didepan sebuah makam dengan batu nisan berwarna putih yang tampak sudah lama namun terawat. Chanyeol tersenyum tipis mendekati makam tersebut.

“Aku datang.”

Ia terduduk berlutut disamping makam bersih tersebut. Menatap lama nama yang tertera disana.

Runtuh.

Pertahanan Chanyeol runtuh. Bahunya mulai bergetar dan liquid bening yang sudah ia tahan itu akhirnya lolos. Chanyeol menangis tanpa bersuara.

Bohong jika ia tidak merindukan sosok itu. Doh Kyungsoo. Sosok yang ia cintai selama 10 tahun ini. Sosok yang selalu membuat hari nya menjadi berwarna. Sosok yang selalu tersenyum untuknya. Dan sosok itu sudah hampir 2 tahun meninggalkannya.

“Ah. Maafkan aku. Aku menangis lagi. Kamu pasti marah ya? Aku telat dan sekarang aku malah nangis. Hehe apa kamu akan memukuliku? Atau menjewer telingaku? Kuharap... Kamu melakukannya....”

Chanyeol berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak boleh menangis. Ia sudah melanggar janjinya pada Kyungsoo. Dan ia berharap Kyungsoo akan memukulnya seperti dulu.

Chanyeol meletakkan bunga Camelia yang ia bawa diatas makam Kyungsoo.

“Ini untukmu. Bibi memberi ini secara gratis padaku, dan beliau juga menitipkan salam. Kamu seneng nggak? Kali ini bukan bunga mawar sayang.”

Chanyeol bermonolog seraya mengusap lembut nisan makam tersebut.

“Ini adalah bunga Camelia. Bunga ini melambangkan kerinduan. Ya, kerinduanku padamu.”

Sial. Airmatanya lolos lagi. Kyungsoo bisa memarahinya. Chanyeol menundukkan dirinya sekuat tenaga menahan tangisnya agar tidak terlihat cengeng oleh Kyungsoo.

“Aku menyesal. Hiks... andai saja aku mengetahuinya lebih awal. Andai saja aku menyadari semuanya lebih awal. Andai saja saat itu aku lebih mengetahui tentang dirimu. Mungkin... Saat ini kamu masih bersamaku”


27 November 2020

Hari ini ulang tahun Chanyeol. Dan tentunya ini hari special untuk Chanyeol maupun Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum senang ketika kue yang ia buat sudah benar benar siap. Tinggal menunggu Chanyeol pulang kerja dan ia akan memberikan kejutan pada Chanyeol.

Pasalnya hari ini ia memang belum memberi ucapan selamat pada Chanyeol. Berniat agar Chanyeol pikir ia melupakannya, supaya rencananya memberi kejutan berjalan lancar.

“Chanyeol pasti akan pulang sebentar lagi. Hehe. Oh- astaga iya hadiah!” Kyungsoo berlari menuju kamar Chanyeol. Ya walau itu kamar Chanyeol, namun ia juga sering bermalam disana.

Kyungsoo sudah membelikan hadiah untuk Chanyeol, namun ia harus memastikan jika ia tidak melupakan hadiah itu dirumahnya karena Chanyeol pasti akan segera pulang.

“Ah untung ada disini.”

Kyungsoo mengusap dadanya lega. Ia meraih kotak berukuran sedang itu. Isinya sebuah kemeja sederhana berwarna putih yang ia pikir cocok dengan Chanyeol.

“Sebaiknya aku letakan bersama kue ulang tahun saja.” Ucap Kyungsoo.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Namun tiba tiba kepalanya merasakan pusing yang hebat. Entahlah. Tiba tiba semua yang ia lihat menjadi berputar putar tak beraturan.

Langkah Kyungsoo mulai oleng. Ia memegang kepalanya dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya masih setia memegang erat kotak hadiah untuk Chanyeol.

“Argh... kepalaku...”

Rintihan Kyungsoo terdengar begitu menyakitkan.

“Tuhan... kumohon jangan sekarang...”

Kyungsoo masih merintih seraya tubuhnya ia sandarkan ditembok dekat kamar Chanyeol. Pandangan kyungsoo mulai kembali normal. Ia berhasil keluar dari apartemen Chanyeol namun Kyungsoo tak kuat lagi untuk berjalan. Ia terjatuh pingsan. Dan Lantas itu membuat orang orang disekitar gedung apartement itu segera berkerumun dan membawanya ke rumah sakit.


Chanyeol melangkah masuk ke apartementnya. Ia segera menghempaskan tubuhnya di sofa setelah melepas sepatunya.

“Ahh melelahkan...”

Ia melirik jam dinding apartementnya. 18.12.

Ia menghela nafas.

Ini hari ulang tahunnya dan kekasihnya tidak mengabarinya sama sekali. Bahkan ia sudah mencoba menghubungi Kyungsoo saat hendak pulang dari kantor. Sama. Kyungsoo tidak bisa dihubungi.

Ia khawatir dan sedikit kecewa? Apa Kyungsoo tidak mengingat ulang tahunnya?

Drrt drrt.

Ponselnya bergetar. Ia berharap itu dari Kyungsoo.

Tapi harapannya pupus begitu saja. Bukan Kyungsoo. Tapi Baekhyun, teman Kyungsoo.

“Ada apa Baekhyun meneleponku? Tumben.”

Ia menekan tombol jawab pada ponselnya.

“Halo? Ada apa Baek?”

“A-APA? BAIKLAH BERITAHU AKU RUMAH SAKIT MANA!”

Tut.

Tanpa berbicara banyak lagi, Chanyeol segera secepat kilat memakai sepatu dan berlari keluar dari apartementnya. Membawa diri, dompet, ponsel dan kunci mobil.

Ia tidak memikirkan apapun lagi sekarang. Bahkan apartementnya ia biarkan terbuka.

Hanya satu yang memenuhi pikirannya.

Doh Kyungsoo.

Chanyeol segera keluar dari mobilnya setelah sampai dirumah sakit yang diberitahu Baekhyun tadi.

Berlari dengan segenap kecepatan yang ia miliki untuk menuju ruangan yang diberitahu Baekhyun tadi tanpa harus bertanya pada receptionist.

Chanyeol segera sampai didepan salah satu ruangan dimana terlihat Baekhyun yang tampak menunggu dengan cemas.

“Chanyeol.”

Tanpa mempedulikan Baekhyun, Chanyeol segera membuka pintu tersebut. Namun gagal karena Baekhyun mencegatnya.

“Jangan masuk Chanyeol. Dokter sedang menangani Kyungsoo.”

“Tidak bisa! Aku harus menemani Kyungsoo!” Bentak Chanyeol.

Kini Chanyeol benar-benar sudah berkeringat dan urat uratnya mulai kentara. Ia terlalu takut terjadi sesuatu dengan kekasihnya.

“Dokter sedang menanganinya. Kau tenang saja.” Ucap Baekhyun pelan.

Ia juga khawatir pada sahabatnya. Tapi tetap saja mereka hanya bisa menunggu kabar baik dari dokter.

“Bagaimana aku bisa tenang Baek!? Kyungsoo tiba-tiba saja masuk rumah sakit dan aku tidak mungkin bisa tenang!”

Baekhyun juga tidak bisa bersabar jika Chanyeol terus emosi seperti ini.

“Biarkan dokter menanganinya Chanyeol! Kita hanya bisa menunggu kabar baik...”

Nada bicara Baekhyun kini merendah dan menciut.

“Ada apa dengan nada bicaramu? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Kyungsoo bisa pingsan separah itu sedangkan dia benar benar sehat!?”

Tanya Chanyeol penuh emosi. Bukannya ingin memarahi Baekhyun. Chanyeol hanya ingin tahu saja. Apa masuk akal Kyungsoo yang tadinya sehat kini pingsan dan terlihat butuh penanganan serius?

“Tenanglah Chanyeol. Kau akan tahu sendiri dari dokter.”

Chanyeol tidak berkutik lagi. Ia mengusap wajahnya kasar. Menunggu dokter dengan ketidak sabaran.

Pintu terbuka menampakan seorang dokter dengan satu orang suster dibelakangnya.

“Dokter! Bagaimana keadaan Kyungsoo? Apa yang terjadi dengannya?”

Tanya Chanyeol begitu tak sabaran.

Dokter itu hanya menghela nafas berat.

“Apakah anda keluarganya? Jika iya, kita perlu bicara diruangan saya.”

Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah Dokter tersebut menuju ruangannya.

Sepanjang jalan Chanyeol harap harap cemas. Ia berharap Dokter itu hanya akan bilang bahwa Kyungsoo hanya kelelahan.

“Silahkan duduk.”

Chanyeol segera duduk didepan dokter itu.

“Jadi ada apa dengan Kyungsoo dokter?”

“Ya dari hasil tes yang kami lakukan, sel kanker sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Bahkan sarafnya.”

Chanyeol membulatkan matanya. Kanker?

“А-ара? Sejak kapan Kyungsoo mengidap kanker?”

“Anda tidak tahu? Sudah enam bulan belakangan ini saudara Kyungsoo mengidap penyakit Kanker otak. Dia rajin datang check up. Namun selalu menolak untuk melakukan operasi. Jadi ia hanya sering meminta resep obat penahan rasa sakit.”

Lidah Chanyeol kelu.

Sudah enam bulan Kyungsoo mengidap kanker dan ia tidak tahu?

“Dokter... Kyungsoo masih bisa diselamatkan kan?”

Suara Chanyeol mulai bergetar. Dokter tersebut menghela nafas.

“Melihat sel kanker yang sudah menyebar dan berada ditingkat stadium akhir. Kami tidak bisa memastikan. Tapi kami akan berusaha.”

Chanyeol menggeleng keras.

“Tidak! Kyungsoo pasti selamat dokter! Aku mohon lakukan pengobatan apa saja. Aku akan membayar berapapun itu. Kumohon...”

“Teruslah berdoa”


“Ay...”

Chanyeol berusaha membuat dirinya terlihat baik-baik saja ketika mendengar suara lemah Kyungsoo yang sudah siuman.

“Iya sayang aku disini.”

Chanyeol setia menggenggam erat tangan pucat itu. Ia juga mengusap kepala Kyungsoo penuh sayang.

“Maafkan aku...”

lirih Kyungsoo dengan suara lemahnya. Namun masih bisa didengar oleh Chanyeol.

“Ssst... Nggak perlu minta maaf... Kamu nggak punya salah.”

“Ay, aku pengen keluar ngeliat bintang.”

“Nggak sayang. Ini udah malam nanti kamu bisa kedinginan.”

Kyungsoo merengut kecewa.

“Ayolah ay... Pwease...”

Chanyeol masih menggeleng. Ia tidak mau luluh dengan Kyungsoo disaat seperti ini.

“Gimana kalo nanti kamu kedinginan hm?”

“Kamu bisa memelukku.”

Doh Kyungsoo memang pintar. Dan akan selalu begitu.

“Baiklah baiklah. Tapi hanya untuk melihat bintang kan? Hanya sebentar kan?”

Kyungsoo mengangguk lemah. Ia segera bangun secara perlahan. Tubuhnya masih sedikit lemah untuk beraktifitas.

“Ada satu syarat lagi.”

Kyungsoo mengernyit bingung.

“Apalagi ay?”

“Pakai selimut nya dan biarkan aku menggendongmu dan memelukmu selama diluar.”

Kyungsoo tersenyum dan mengangguk membuat Chanyeol segera menuntunnya untuk bangun dan menggendong Kyungsoo di punggungnya. Tak lupa Kyungsoo membawa sebuah kotak yang berada di nakas.

Disinilah mereka. Taman rumah sakit. Tempat yang bagus untuk melihat bintang.

“Ay lihat! Ada bintang jatuh!”

Chanyeol mengikuti arah yang di tunjuk Kyungsoo. Tidak ada satu benda langit pun yang melintas hingga bisa di sebut bintang jatuh.

“Ayo buat permintaan...”

Kyungsoo segera menutup matanya dan mengaitkan kedua tangannya.

Chanyeol masih menatap Kyungsoo sebelum mengikuti apa yang Kyungsoo lakukan. Keduanya membuka mata mereka bersamaan.

“Apa harapanmu, Ay?”

Chanyeol tersenyum seraya masih memeluk Kyungsoo.

“Aku? Aku berharap kita bisa bahagia bersama selamanya. Kalau kamu?”

Kyungsoo tersenyum miris. 'Aku harap kamu selalu bahagia tanpa aku yeol.'

“Eum... aku juga! Aku harap kita bisa selalu bahagia bersama!”

Chanyeol mencium kening Kyungsoo sekilas lalu mengusap puncak kepala Kyungsoo.

“Aku mencintaimu.”

“Aku juga.”

Lagi. Chanyeol kembali mencium puncak kepala Kyungsoo.

“Oh iya Ay! Aku hampir lupa! Ini untukmu...”

Kyungsoo meraih kotak hadiah disampingnya yang ia bawa dari ruangannya tadi.

“Untukku?” Tanya Chanyeol.

“Hm, ini hadiah ulang tahun untukmu...”

Kyungsoo tersenyum lebar ketika Chanyeol menatapnya.

“Maaf baru memberikan sekarang. Ini bahkan hampir tengah malam.”

Ucapan Kyungsoo terdengar menciut. Tanpa menunggu jawaban Chanyeol, ia segera masuk ke pelukan Chanyeol, menyamankan sandaran kepalanya di dada bidang Chanyeol.

“Selamat ulang tahun Chanyeol.”

Lirihnya pelan.

Chanyeol kemudian mengeratkan rengkuhannya pada pemuda kecil itu. Membiarkan dirinya menghangatkan Kyungsoo.

“Terima kasih sayang.”

“Ay... aku mengantuk.”

Ucap Kyungsoo lemah.

“Tidurlah sayang. Aku akan menggendongmu ke kamarmu.”

Kyungsoo perlahan menutup matanya. Membiarkan Chanyeol menggendong Kyungsoo di punggungnya. Tak lupa ia membawa kotak hadiah yang diberikan kyungsoo.

Sepanjang perjalanan Chanyeol terus menahan airmata nya. Kenapa rasanya masih jauh untuk sampai keruangan Kyungsoo? Ia berusaha agar tubuhnya tidak bergetar.

“Ay? Kamu nangis?”

Chanyeol menggeleng.

“Nggak sayang.”

“Bohong. Kamu nangis. Maafin aku ya yeol... Aku nggak bermaksud nyembunyiin penyakitku dari kamu. Kamu tahu kan aku paling sedih kalo liat kamu khawatir. Aku nggak pengen kamu khawatir, aku juga nggak mau ngeliat kamu nangis yeol. Itu kelemahan ku.”

Ucap Kyungsoo panjang lebar masih dengan nada lemah.

Chanyeol tidak berkutik. Ia hanya ingin menahan tubuhnya agar tidak bergetar dan Kyungsoo tidak menyadari dirinya sedang menangis.

“Chanyeol? Mau berjanji padaku?”

Tanya Kyungsoo lemah. Ia berbicara dengan matanya yang tertutup

“Nanti saja sayang... kamu... kamu nggak boleh banyak bicara dulu... Nanti kamu kelelahan.”

“Chanyeol kamu harus janji sama aku buat nggak pernah nyalahin diri kamu sendiri. Jangan nangis lagi. Kamu juga harus ngebuka hati kamu buat orang lain. Dan... kamu harus selalu bahagia yeol. Meski tanpa aku sekalipun. Janji ya?”

Chanyeol semakin menangis. Kenapa rasanya lama sekali untuk sampai diruangan Kyungsoo?

“Ay? Kenapa nggak menjawab? Apa kamu nggak sayang sama aku lagi?”

Chanyeol menggeleng keras.

“Sampai kapan pun aku akan menyayangi dan melindungimu sayang. Aku... janji.”

Kyungsoo tersenyum dengan matanya yang masih tertutup.

“Terima kasih Chanyeol.”

Dan setelahnya Chanyeol merasa dunianya hancur. Hembusan nafas pelan Kyungsoo diceruk lehernya tidak terasa lagi.


14 February 2022

Chanyeol mengusap pelan nisan putih tersebut.

“Sayang, kamu lihat? aku memakai baju pemberianmu. Awalnya berat rasanya memakai hadiah terakhir darimu ini. Tapi kupikir kamu pasti senang jika aku memakainya hari ini.”

Lagi. Entah kenapa Chanyeol suka menangis tiba tiba padahal tadi ia sudah tenang.

“Hiks...”

“Aku ingin menepati janjiku. Mulai sekarang aku tak akan menyalahkan diriku lagi. Tapi untuk saat ini, ijinkan aku menangis. Ah... kenapa aku jadi cengeng.”

Chanyeol segera mengahapus airmata nya.

“Harusnya aku tidak seperti ini. Kamu pasti marah ya? Pukul saja aku ayo! Kumohon pukul aku...”

Suara Chanyeol perlahan menjadi lirih.

“Kyungsoo kamu jahat... kamu minta aku janji buat ngebuka hati? Cih, nyatanya kamu ngebawa pergi hatiku.... jadi aku nggak jamin bisa ngebuka hatiku lagi. Kecuali kalo kamu mau kembali untuk mengembalikan hatiku.”

“Cih, aku udah gila. Mana mungkin kamu kembali...”

Chanyeol tersenyum miris. Chanyeol menghela nafas berat lagi.

“Dan lagi. Aku akan berusaha bahagia tanpamu sayang. Yah... walaupun kamu sendiri tahu. Kamu membawa pergi semua kebahagiaanku. Kamu adalah sumber kebahagiaanku satu satunya....”

Chanyeol kemudian menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya dengan tegas.

“Tapi demi kamu, aku akan mencoba menepati janjiku. Aku mencintaimu sayang.”

“Selamat hari kasih sayang Doh Kyungsoo kesayangannya Park Chanyeol.”

Kadang kita merindukan seseorang bukan kerana kita merindukan satu tatap wajah. Tapi kita merindukan kenangan bersamanya. Kerana kita tahu, kita tidak mungkin akan kembali lagi pada masa itu. Rindu yang tak berpenghujung. Dan rindu yang paling berat, rindu pada orang yang sudah tiada.

—END—


“love, aku sangat merindukanmu”

Chanyeol berbisik tepat di telinga kyungsoo sambil menjilat kuping sang pujaan hati yang sudah seminggu tidak disentuhnya. Kyungsoo pun mengeliat(?) Dan langsung memeluk chanyeol yg ada disampingnya. Chanyeol yang sudah panas semenjak dikirimi foto bahu mulus oleh Kyungsoo, langsung mengecup bahu dan menjilati seluruh leher kyungsoo seperti yang ada dipikiran nya sewaktu menuju ke apartemen ini.

“Aah...yeol... ggee..li aaah..” ucap kyungsoo yang sudah mulai terangsang akan perlakuan kekasih hatinya.

Suara desahan Kyungsoo membuat Chanyeol semakin gencar mencium, menggigit, menjilat bahu dan leher kekasihnya lalu menuju rahang dan bertemulah dengan bibir berbentuk hati yang kenyal dan sangat manis seperti jeli baginya. Ia langsung mencium bibir kyungsoo dengan kasar dan tidak sabaran. Dihisap dan digigit bergantian tanpa henti.

“Eumpch..mmmpph...ahh”

kyungsoo pun kembali mendesah. Perang lidahpun tak terhindarkan. Disaat kyungsoo asik menikmati hisapan gigitan dan cumbuan panas dari chanyeol, tangan chanyeol mulai memilin puncak dada kyungsoo dari luar pajama yg mulai menegang. Merasa diperlakukan sedemikian rupa, kyungsoo melepaskan pangutan dari bibir chanyeol dan dia kembali mendesah..

“Aaah...ah.. ph...pharkk -ahhh.. don't tease meh... open it please...”

kyungsoo memohon untuk chanyeol melepaskan pajama yg sekarang menurutnya mengganggu. Chanyeol pun langsung menarik paksa pajama tersebut hingga membuat semua kancing nya lepas entah kemana, meleparkan kain tidak berguna itu kebawah ranjang. Chanyeol tertegun memandangi tubuh putih, mulus dan seksi kekasih yang sudah dipacari nya selama setahun ini. Ini bukan pertama kali nya ia melihat tubuh naked Kyungsoo tapi setiap kali melihatnya ia selalu dibuat kagum dan semakin jatuh lebih dalam lagi pada pria yang saat ini berada dipangkuan nya, Kyungsoo merasa malu mendapatkan tatapan amat sangat memuja dari pria yang kini memangku nya.

“Hisap yeol!”

kyungsoo menarik kepala chanyeol untuk memberikan kenikmatan pada puncak dadanya, chanyeol pun langsung mejilat, menggigit-gigit dada kyungsoo. Memilin puncak dada yang kanan dan menghisap puncak dada kiri kyungsoo.

“Aaah...ouh...yeah.. like that.. yeaah.. good... terus yeol-ahh....”

kyungsoo kembali mendesah, kyungsoo merasa terbang ke awan. Masih setia bermain didada kyungsoo, chanyeol menidurkan kyungsoo di kasurnya. Kali ini kyungsoo berada dibawah Chanyeol. Chanyeol kembali mencium bibir kyungsoo dan meremas dada Kyungsoo, satu tangannya pun menjalar menuju bagian sensitif kyungsoo. Chanyeol menyelusup ke dalam celana yg kyungsoo pakai, ia menggosok-gosokan jari telunjuknya pada pusat tubuh Kyungsoo, dan memasukan 1 jarinya ke dalam tempat yang selalu memberi nya surga dunia.

“Uh... kau sangat basah love,” chanyeol yg menggoda kyungsoo sambil terus menggosok-gosokan jarinya di pusat tubuh kyungsoo dan yang semakin mengeras menambahkan 1 lagi jarinya ke dalam tempat terdalam kyungsoo yang beberapa saat lagi akan memberi nya kenikmatan yang memabukkan.

“Aaah.. yeah.. yeol.. tambb-ahh lagihh... Masuk... Masukkan lebih dalam lagi yeol-aah..ouh..yeah..”

“Like this love?”

chanyeol semakin mempercepat naik turun tangan nya, memperdalam dan menambahkan 1 lagi jarinya dibawah sana.

“Ah...yeah.. begitt-uuh..ah..ouhh.. there yeol-aahhh...fffas-teerr..”

Chanyeol ssmakin cepat memainkan jarinya, jarinya dihisap semakin erat oleh tubuh Kyungsoo.

“Shit, ure so tight soo. Baru jari ku saja rasanya luar biasa. Apalagi kalau aku yang benar-benar masuk kedalam sana”

“Ahh yeah... yya.. yeol..masukk-an.. ah....AHH!” Pandangan mata Kyungsoo memutih dia benar-benar serasa berada di negeri awan, dengan jarinya saja Chanyeol sudah bisa membuat Kyungsoo merasakan pelepasan yang senikmat ini.

Chanyeol dan Kyungsoo tidak suka pemanasan yang terlalu lama, mereka lebih suka main nya yang lama. Chanyeol langsung melepas seluruh pakaiannya dan memperlihatkan dirinya yang sangat berurat, panjang dan besar. Chanyeol mulai menaik turunkan tangannya sendiri pada area intim miliknya, mengarahkan nya pada bagian selatan tubuh Kyungsoo yang sudah basah dan licin. Chanyeol menggoda dengan menggesek-gesekan milik nya dengan milik kyungsoo yang sudah merah dan tegang. Keduanya sama-sama keras walaupun berbeda ukuran.

Kyungsoo yang sudah terlanjur sangat terangsang segera membalik posisi. Kyungsoo duduk di pangkuan chanyeol , sedikit menaikan tubuhnya dan mengarahkan milik chanyeol untuk memasuki nya.

“nghh~ ahhhh”

kyungsoo menggigit bibirnya menahan sakit dan nikmat secara bersamaan. Walaupun ini bukan yg pertama, tapi tetap rasanya sakit, apalagi milik chanyeol memang sangat besar.

“Yeol, move!”

Tanpa menunggu perintah dua kali chanyeol menggerakkan pinggang nya pelan, semakin lama chanyeol menaikan tempo gerakannya. Membuat kyungsoo tak bisa mengimbangai gerakan chanyeol yg begitu liar.

“akhh terus yeol-ahh.. nghh disitu arghh teruss fuck! Kau sangat nikmat nghh”

Kyungsoo hanya bisa mendesah dan bergeliat menikmati apa yang chanyeol lakukan. Tiba tiba chanyeol menghentikan kegiatannya yang membuat kyungsoo frustasi karena dia hampir mencapai puncaknya.

“Berbalik~”

chanyeol membantu kyungsoo merubah posisinya. Dengan capat ia memasuki Kyungsoo lagi. “akhh...yeaah!” desah chanyeol. Ia menggeram, milik nya benar-benar di jepit ketat oleh kyungsoo.

“nghh love bukankah ini menyenangkan? Hem? Ahhh~ yeahh~“desah chanyeol merasakan Kyungsoo yang sepertinya semakin dekat dengan pelepasan nya, lagi.

Chanyeol tau gelombang kenikmatan kyungsoo akan segera datang lagi, dirinya pun begitu. Chanyeol pun kembali mempercepat gerakannya.

Kyungsoo bisa merasakan chanyeol yang semakin membesar dan berkedut didalam dirinya.

“Aahh~ yeaah~ ooh~ yess yeol-ahh inihhhh.. nikmaaatttt... yeaaahhh” “yeolie-aahhhh.. sampaaiiihh..!”

Chanyeol menghentakan miliknya lebih dalam lagi hingga benar-benar masuk seutuhnya dalam diri Kyungsoo, cairan cinta antara dirinya dan Kyungsoo menyembur memenuhi perut kyungsoo bahkan sampai mengalir keluar. Chanyeol mengembalikan posisi kyungsoo di pangkuannya tanpa melepas kontak mereka. Chanyeol menatap kyungsoo yang memejamkan mata di pelukannya.

“Malam ini kau sangat bergairah dan menantang love,” chanyeol berbicara sembari menciumi pipi bulat kekasihnya.

“Lagi” Kyungsoo ataupun Chanyeol tidak akan puas kalau hanya satu dua kali.

dan terjadilah ronde kedua yg sangat menggairahkan dimalam yang dingin...


Sumpah demi apapun suhu saat ini sudah benar-benar sangat dingin, ini akhir November dan daratan disekitar sudah pasti dipenuhi warna putih, tapi pemuda jangkung berpakaian serba hitam kecuali makser nya ini sangat bersemangat menyibak lautan manusia yang memadati jalanan yang semakin larut justru semakin ramai. Tempat yang akan dia tuju adalah rumah, rumah yang dimaksud adalah seseorang yang menempati apartemen miliknya, lebih tepatnya milik mereka berdua. Begitu membuka pintu dia langsung disambut oleh sepasang sepatu yang dilepas asal oleh pemiliknya, namun dia tahu sepatu ini sudah pasti milik kekasihnya yang beberapa saat lalu memberikan kabar kalau dia baru selesai syuting untuk film terbarunya nanti. Apartemen nya sangat sepi, mungkin kekasih mungilnya sudah bergulung didalam selimut karena lelah beraktivitas seharian ini, kadang ia ingin marah dengan perusahaan dan staff yang tidak becus mengatur jadwal kekasih mungilnya ini. Kekasihnya adalah orang yang pertama memberinya ucapan selamat ulang tahun, dia sangat menyesal karena tidak bisa merayakan ulang tahun pacarnya secara langsung, dia hanya bisa mengucapkan via suara karena keadaan yang mendesaknya. Chanyeol berniat memberikan surprise kepada Kyungsoo, kekasih mungilnya. Dia sengaja tidak memberi tahu Kyungsoo kalau dia akan pulang malam ini, tapi sepertinya dia yang diberikan surprise tidak langsung oleh Kyungsoo. Chanyeol mengurungkan tangan nya yang ingin mendorong daun pintu, dari sini terlihat jelas Kyungsoo sedang duduk ditepian ranjang dengan kedua mata tertutup dan kedua tangan terkepal erat didepan dada. Sumber penerangan hanya berasal dari lilin yang di letakkan diatas nakas. Tidak ada suara lain yang terdengar selain suara Kyungsoo yang sedang berbicara dengan sang pemilik kehidupan. Dari celah daun pintu ini Chanyeol mendengarkan dengan baik dan mengaminkan setiap kalimat yang terlantun dari bibir Kyungsoo. Sudut bibirnya otomatis tertarik keatas mendengar semua do'a yang Kyungsoo panjatkan untuknya.

Tuhan, aku hanya akan bicara sekali. Jadi kumohon dengarkan aku baik-baik. Tuhan, hari ini ia bertambah dewasa. Aku tak tahu akan jadi seperti apa wajahnya kelak. Akan semakin manly atau berubah menggemaskan aku tak tahu. Aku hanya meminta pada-Mu, semoga diusianya yang semakin dewasa ini, Kau masih mau menjewer telinga lebarnya atau menyentil dahinya saat ia berbuat salah. Rengkuh ia dalam pelukanmu saat ia sedih atau terluka. Gandeng tangannya saat ia menapaki jalan baru yang Kau kehendaki agar ia tak tersesat nantinya. Hiasi hatinya dengan jutaan keajaiban yang hanya Kau saja yang mampu melakukannya. Tuhan, dia memang bukan yang pertama untukku. Dia juga bukan yang paling berharga bagiku. Tapi, sekurang apapun dia, aku tetap sangat menyukainya. Aku menyayanginya hingga pada taraf abnormal. Tuhan, terima kasih sudah mengirimkan manusia menyebalkan ini di hidupku karena akan lebih menyebalkan kalau dia tidak ada dalam kehidupan ku. Terima kasih sudah membuatku untuk mencintainya dari hari ke hari. Terima kasih untuk tidak membiarkan ku merasa sepi dan sendiri. Tuhan, jika Kau tak bosan mendengar ocehanku, bisakah aku meminta satu hal lagi? Ah, anggap saja bisa. Jadi, bisakah Kau menjaga dan menyanginya untukku? Berkati ia dengan rahmatmu dan biarkan ia tetap ada dalam cerita hidupku, buat dia tersenyum seperti itu agar aku tahu kalau mentari memang masih terbit dari timur. Tuhan, aku menyayangimu. God, i really love him, he's the best gift ever in my life. Selamat ulang tahun Park Chanyeol. God bless till the ends of your life. Give me your smile, and i won't leave you. Keep healty, keep friendly, and keep being a good person. Do it whatever you want to do, and enjoy your life. Love you Park. Tuhan, aku padamu.

“Amen” Kyungsoo langsung membuka matanya begitu ada yang menyahuti do'a nya barusan dan dia tahu betul itu suara siapa, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Park Chanyeol. Ini sedikit tidak mungkin karena Chanyeol bilang dia sangat lelah karena dua pertunjukan musikal hari ini makanya setelah ia memberikan ucapan selamat ulang tahun dia langsung pergi tidur. Tapi lihatlah siapa yang sedang bersandar dipintu sana, walaupun dalam kegelapan seperti ini Kyungsoo bisa mengenali postur tubuh kekasihnya dengan sangat baik. Langkah demi langkah terlewati hingga kini Chanyeol duduk ditepian ranjang yang sama dengan Kyungsoo. Jari jemari mereka tertaut erat, pandangan mereka terkunci, saling menyelami indahnya manik satu sama lain. Kedua nya masih tetap diam menikmati momen yang memang sangat mereka rindukan ini sampai tiba-tiba Chanyeol membuat sedikit jarak diantara mereka berdua lalu menangkup kedua pipi kekasih nya dengan jemari indah nya dan

'chu~'

“YAKKK” yang lebih kecil tidak marah sungguh, dia hanya tidak suka karena perlakuan seenak jidat pacarnya itu membuat debaran jantung nya semakin tidak karuan, apalagi kaki nya rasanya seperti tidak bisa diajak untuk berpijak diatas bumi lagi. Dan apa? Setelah memperlakukan si mungil seenaknya begini dia hanya mengedikkan bahu dan menaikkan masker nya kembali, yak laki-laki ini benar-benar ya! “kau pikir satu kecupan cukup?” dia hanya diam dan menaruh kedua tangan nya didalam coat panjang yang dipakai nya. Kyungsoo mengikis jarak diantara mereka supaya bisa maraih bibir lelaki didepan nya saat ini.

'chu' 

“itu hukuman karena kau datang tiba-tiba” dan ah lihatlah chanyeol lucu sekali saat membolakan matanya karena kaget seperti sekarang, bagaimana ini Kyungsoo jadi menginginkan nya lagi.

'chu'

“Itu untuk kau yang tadi mencuri kecupan dariku”

'chu'

“itu karena kau membuatku hampir mati karena merindukan mu”

Chanyeol kembali menangkup pipi chubby Kyungsoo dengan kedua tangannya, “siapa yang mengajarimu hal seperti ini?” perlu kalian tahu dia berbicara seperti itu diatas bibir kekasihnya, sungguh ini keterlaluan, jantung Kyungsoo rasanya mau lepas.

“Tidak ada yang mengajari ku seperti ini tapi kau, jarak dan waktu yang membuatku seperti ini”

Chanyeol lalu tersenyum dan mengusak surai hitam kekasihnya sebelum membawa sebelah tangan pacarnya itu kedalam genggaman nya. “Happy birthday,” Kyungsoo menarik tangannya dan berbalik kearah nakas mengambil selembar roti tawar dengan taburan gula pasir diatas nya dan satu lilin menancap ditengah “maaf aku tidak menyiapkan kue, toko kue favorit mu sudah tutup saat aku pulang tadi dan aku tidak sempat membuat sendiri karena seperti yang kau tahu jadwalku sangat padat, terdengar seperti sebuah alasan memang.” Chanyeol hanya diam dan langsung menutup kedua matanya, menautkan jari jemarinya menanggapi rentetan kalimat panjang dari kekasihnya “Tuhan do'a ku sama seperti do'a Kyungsoo tadi” dan dilanjutkan dengan meniup lilin satu-satunya penerangan diruangan ini. Kyungsoo segera menyalakan lampu tidur yang ada dibelakangnya.

“Kue ini memang sederhana, sesederhana cinta kita”

“Yak Park Chanyeol kau menghabiskan nya dalam dua suapan? Tidak memberiku sedikitpun?”

“Ini hanya selembar roti sayang, aku saja masih kurang”

“Dasar menyebalkan”

“Dan pria menyebalkan ini meminta mu untuk selalu berada disisi nya sampai takdir Tuhan yang memisahkan nanti, melewati berbagai momen kehidupan bersama-sama untuk waktu yang lama, mau kah?”

“Kau sedang melamarku?”

“Ya begitulah”

“Tidak romantis sama sekali” tipikal Park Chanyeol sekali “ya, aku mau”

“Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya “ aku janji tidak akan membuat mu kecewa karena telah mengambil keputusan ini”

“Aku yang harusnya berterimakasih padamu dan mungkin aku tidak selalu bisa membuat mu bahagia tapi aku akan selalu berusaha membukakan jalan untuk mu bahagia.”

“Cincin nya menyusul ya sayang, tadi pas aku ambil masih belum jadi katanya”

“Aku tidak pernah membayangkan akan dilamar secara mencicil seperti ini”

Setelahnya mereka terbahak-bahak menertawakan cara lamaran mereka yang aneh. Ya beginilah hubungan mereka, unik dan sederhana tapi selalu bikin bahagia.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY BIRTHDAY PARK CHANYEOL ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Fin.

HAPPY BIRTHDAY


Sumpah demi apapun suhu saat ini sudah benar-benar sangat dingin, ini akhir November dan daratan disekitar sudah pasti dipenuhi warna putih, tapi pemuda jangkung yang berpakaian serba hitam kecuali makser nya ini sangat bersemangat menyibak lautan manusia yang memadati jalanan, semakin larut justru semakin ramai. Tempat yang akan dia tuju adalah rumah, rumah yang dimaksud adalah seseorang yang menempati apartemen miliknya, lebih tepatnya milik mereka berdua. Begitu membuka pintu dia langsung disambut oleh sepasang sepatu yang nampaknya dilepas asal oleh pemiliknya, namun dia tahu sepatu ini sudah pasti milik kekasihnya yang beberapa saat lalu memberi kabar kalau dia baru selesai syuting untuk film terbarunya nanti. Apartemen nya sangat sepi, mungkin kekasih mungilnya sudah bergulung didalam selimut karena lelah beraktivitas seharian ini, kadang ia ingin marah dengan perusahaan dan staff yang tidak becus mengatur jadwal kekasih mungilnya ini. Kekasihnya adalah orang yang pertama memberinya ucapan selamat ulang tahun, dia sangat menyesal karena tidak bisa merayakan ulang tahun sang kekasih secara langsung, dia hanya bisa mengucapkan via suara karena keadaan yang mendesak nya. Chanyeol berniat memberikan surprise kepada Kyungsoo, kekasih mungilnya. Dia mengurungkan tangan nya yang ingin mendorong daun pintu, dari celah ini terlihat jelas Kyungsoo sedang duduk ditepian ranjang dengan kedua mata tertutup dan kedua tangan terkepal erat didepan dada. Sumber penerangan hanya berasal dari lilin yang di letakkan diatas nakas. Tidak ada suara lain yang terdengar selain suara Kyungsoo yang sedang berbicara dengan sang pemilik kehidupan. Dari celah daun pintu ini juga Chanyeol mendengarkan dengan baik dan mengaminkan setiap kalimat yang terlantun dari bibir Kyungsoo. Sudut bibirnya otomatis tertarik keatas mendengar semua do'a yang Kyungsoo panjatkan untuknya.

Tuhan, aku hanya akan bicara sekali. Jadi kumohon dengarkan aku baik-baik. Tuhan, hari ini ia bertambah dewasa. Aku tak tahu akan jadi seperti apa wajahnya kelak. Akan semakin manly atau berubah menggemaskan aku tak tahu. Aku hanya meminta pada-Mu, semoga diusianya yang semakin dewasa ini, Kau masih mau menjewer telinga lebarnya atau menyentil dahinya saat ia berbuat salah. Rengkuh ia dalam pelukanmu saat ia sedih atau terluka. Gandeng tangannya saat ia menapaki jalan baru yang Kau kehendaki agar ia tak tersesat nantinya. Hiasi hatinya dengan jutaan keajaiban yang hanya Kau saja yang mampu melakukannya. Tuhan, dia memang bukan yang pertama untukku. Dia juga bukan yang paling berharga bagiku. Tapi, sekurang apapun dia, aku tetap sangat menyukainya. Aku menyayanginya hingga pada taraf abnormal. Tuhan, terima kasih sudah mengirimkan manusia menyebalkan ini di hidupku karena akan lebih menyebalkan kalau dia tidak ada dalam kehidupan ku. Terima kasih sudah membuatku untuk mencintainya dari hari ke hari. Terima kasih untuk tidak membiarkan ku merasa sepi dan sendiri. Tuhan, jika Kau tak bosan mendengar ocehanku, bisakah aku meminta satu hal lagi? Ah, anggap saja bisa. Jadi, bisakah Kau menjaga dan menyanginya untukku? Berkati ia dengan rahmatmu dan biarkan ia tetap ada dalam cerita hidupku, buat dia tersenyum seperti itu agar aku tahu kalau mentari memang masih terbit dari timur. Tuhan, aku menyayangimu. God, i really love him, he's the best gift ever in my life. Selamat ulang tahun Park Chanyeol. God bless till the ends of your life. Give me your smile, and i won't leave you. Keep healty, keep friendly, and keep being a good person. Do it whatever you want to do, and enjoy your life. Love you Park. Tuhan, aku padamu.

“Amen” Kyungsoo langsung membuka matanya dan tentu dia sudah tahu yang menyahuti do'a nya barusan, itu adalah suara yang teramat sangat ia hafal, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Park Chanyeol. Ini sedikit tidak mungkin karena Chanyeol bilang dia sangat lelah karena dua pertunjukan musikal hari ini makanya setelah ia memberikan ucapan selamat ulang tahun dia langsung pergi tidur. Tapi lihatlah siapa yang sedang bersandar dipintu sana?, walaupun dalam kegelapan seperti ini Kyungsoo bisa mengenali postur tubuh kekasihnya dengan sangat baik. Langkah demi langkah terlewati hingga kini Chanyeol duduk ditepian ranjang yang sama dengan Kyungsoo. Jari jemari mereka tertaut erat, pandangan mereka terkunci, saling menyelami indahnya manik satu sama lain. Kedua nya masih tetap diam menikmati momen yang memang sangat mereka rindukan ini sampai tiba-tiba Chanyeol membuat sedikit jarak diantara mereka berdua lalu menangkup kedua pipi kekasih nya dengan jemari indah nya dan

'chu~'

“YAKKK” si imut tidak marah sungguh, dia hanya tidak suka karena perlakuan seenak jidat pacarnya itu membuat debaran jantung nya semakin tidak karuan, apalagi kaki nya rasanya seperti tidak bisa diajak untuk berpijak diatas bumi lagi. Dan apa? Setelah memperlakukan si imut seenaknya begini dia hanya mengedikkan bahu dan menaikkan masker nya kembali, yak laki-laki ini benar-benar ya! “kau pikir satu kecupan cukup?” dia hanya diam dan menaruh kedua tangan nya didalam coat panjang yang dipakai nya.

Kyungsoo mengikis jarak diantara mereka supaya bisa maraih bibir lelaki didepan nya saat ini.

'chu'

“itu hukuman karena kau datang tiba-tiba” dan ah lihatlah chanyeol lucu sekali saat membolakan matanya karena kaget seperti sekarang, bagaimana ini Kyungsoo jadi menginginkan nya lagi.

'chu'

“Itu untuk kau yang tadi mencuri kecupan dariku”

'chu'

“itu karena kau membuatku hampir mati karena merindukan mu”

Chanyeol kembali menangkup pipi chubby Kyungsoo dengan kedua tangannya, “siapa yang mengajarimu hal seperti ini?” perlu kalian tahu dia berbicara seperti itu diatas bibir kekasihnya, sungguh ini keterlaluan, jantung Kyungsoo rasanya mau lepas.

“Tidak ada yang mengajari ku seperti ini tapi kau, jarak dan waktu yang membuatku seperti ini”

Chanyeol lalu tersenyum dan mengusak surai hitam kekasihnya sebelum membawa sebelah tangan pacarnya itu kedalam genggaman nya. “Happy birthday,” Kyungsoo menarik tangannya dan berbalik kearah nakas mengambil selembar roti tawar yang di olesi mentega dengan taburan gula pasir diatas nya dan satu lilin menancap ditengah “maaf aku tidak menyiapkan kue, toko kue favorit mu sudah tutup saat aku pulang tadi dan aku tidak sempat membuat sendiri karena seperti yang kau tahu jadwal ku sangat padat, terdengar seperti sebuah alasan memang.” Chanyeol hanya diam dan langsung menutup kedua matanya, menautkan jari jemarinya malas menanggapi rentetan kalimat panjang dari kekasihnya. “Tuhan do'a ku sama seperti do'a Kyungsoo tadi” dan dilanjutkan dengan meniup lilin satu-satunya penerangan diruangan ini. Kyungsoo segera menyalakan lampu tidur yang ada dibelakangnya.

“Kue ini memang sederhana, sesederhana cinta kita”

“Yak Park Chanyeol kau menghabiskan nya dalam dua suapan? Tidak memberiku sedikitpun?”

“Ini hanya selembar roti sayang, aku saja masih kurang”

“Dasar menyebalkan”

“Dan pria menyebalkan ini meminta mu untuk selalu berada disisi nya sampai takdir Tuhan yang memisahkan nanti”

“Kau sedang melamarku?”

“Ya begitulah”

“Tidak romantis sama sekali” tipikal Park Chanyeol sekali “ya, aku mau”

“Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya “ aku janji tidak akan membuat mu kecewa karena telah

“Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya, “aku janji tidak akan membuatmu kecewa karena telah mengambil keputusan ini”

“Aku yang harusnya berterimakasih padamu dan mungkin aku tidak selalu bisa membuat mu bahagia tapi aku akan selalu berusaha membukakan jalan untuk mu bahagia.”

“Cincin nya menyusul ya sayang, tadi saat aku mau mengambilnya ternyata masih belum jadi”

“Aku tidak pernah membayangkan akan dilamar secara mencicil seperti ini.”

Kedua terbahak-bahak menertawakan keanehan hubungan mereka. Tapi ya ini lah hubungan mereka yang sangat unik dan sederhana.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY BIRTHDAY PARK CHANYEOL ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Fin.

HAPPY BIRTHDAY


Sumpah demi apapun suhu saat ini sudah benar-benar sangat dingin, ini akhir November dan daratan disekitar sudah pasti dipenuhi warna putih, tapi pemuda jangkung yang berpakaian serba hitam kecuali makser nya ini sangat bersemangat menyibak lautan manusia yang memadati jalanan, semakin larut justru semakin ramai. Tempat yang akan dia tuju adalah rumah, rumah yang dimaksud adalah seseorang yang menempati apartemen miliknya, lebih tepatnya milik mereka berdua. Begitu membuka pintu dia langsung disambut oleh sepasang sepatu yang nampaknya dilepas asal oleh pemiliknya, namun dia tahu sepatu ini sudah pasti milik kekasihnya yang beberapa saat lalu memberi kabar kalau dia baru selesai syuting untuk film terbarunya nanti. Apartemen nya sangat sepi, mungkin kekasih mungilnya sudah bergulung didalam selimut karena lelah beraktivitas seharian ini, kadang ia ingin marah dengan perusahaan dan staff yang tidak becus mengatur jadwal kekasih mungilnya ini. Kekasihnya adalah orang yang pertama memberinya ucapan selamat ulang tahun, dia sangat menyesal karena tidak bisa merayakan ulang tahun sang kekasih secara langsung, dia hanya bisa mengucapkan via suara karena keadaan yang mendesak nya. Chanyeol berniat memberikan surprise kepada Kyungsoo, kekasih mungilnya. Dia mengurungkan tangan nya yang ingin mendorong daun pintu, dari celah ini terlihat jelas Kyungsoo sedang duduk ditepian ranjang dengan kedua mata tertutup dan kedua tangan terkepal erat didepan dada. Sumber penerangan hanya berasal dari lilin yang di letakkan diatas nakas. Tidak ada suara lain yang terdengar selain suara Kyungsoo yang sedang berbicara dengan sang pemilik kehidupan. Dari celah daun pintu ini juga Chanyeol mendengarkan dengan baik dan mengaminkan setiap kalimat yang terlantun dari bibir Kyungsoo. Sudut bibirnya otomatis tertarik keatas mendengar semua do'a yang Kyungsoo panjatkan untuknya.

Tuhan, aku hanya akan bicara sekali. Jadi kumohon dengarkan aku baik-baik. Tuhan, hari ini ia bertambah dewasa. Aku tak tahu akan jadi seperti apa wajahnya kelak. Akan semakin manly atau berubah menggemaskan aku tak tahu. Aku hanya meminta pada-Mu, semoga diusianya yang semakin dewasa ini, Kau masih mau menjewer telinga lebarnya atau menyentil dahinya saat ia berbuat salah. Rengkuh ia dalam pelukanmu saat ia sedih atau terluka. Gandeng tangannya saat ia menapaki jalan baru yang Kau kehendaki agar ia tak tersesat nantinya. Hiasi hatinya dengan jutaan keajaiban yang hanya Kau saja yang mampu melakukannya. Tuhan, dia memang bukan yang pertama untukku. Dia juga bukan yang paling berharga bagiku. Tapi, sekurang apapun dia, aku tetap sangat menyukainya. Aku menyayanginya hingga pada taraf abnormal. Tuhan, terima kasih sudah mengirimkan manusia menyebalkan ini di hidupku karena akan lebih menyebalkan kalau dia tidak ada dalam kehidupan ku. Terima kasih sudah membuatku untuk mencintainya dari hari ke hari. Terima kasih untuk tidak membiarkan ku merasa sepi dan sendiri. Tuhan, jika Kau tak bosan mendengar ocehanku, bisakah aku meminta satu hal lagi? Ah, anggap saja bisa. Jadi, bisakah Kau menjaga dan menyanginya untukku? Berkati ia dengan rahmatmu dan biarkan ia tetap ada dalam cerita hidupku, buat dia tersenyum seperti itu agar aku tahu kalau mentari memang masih terbit dari timur. Tuhan, aku menyayangimu. God, i really love him, he's the best gift ever in my life. Selamat ulang tahun Park Chanyeol. God bless till the ends of your life. Give me your smile, and i won't leave you. Keep healty, keep friendly, and keep being a good person. Do it whatever you want to do, and enjoy your life. Love you Park. Tuhan, aku padamu.

“Amen” Kyungsoo langsung membuka matanya dan tentu dia sudah tahu yang menyahuti do'a nya barusan, itu adalah suara yang teramat sangat ia hafal, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Park Chanyeol. Ini sedikit tidak mungkin karena Chanyeol bilang dia sangat lelah karena dua pertunjukan musikal hari ini makanya setelah ia memberikan ucapan selamat ulang tahun dia langsung pergi tidur. Tapi lihatlah siapa yang sedang bersandar dipintu sana?, walaupun dalam kegelapan seperti ini Kyungsoo bisa mengenali postur tubuh kekasihnya dengan sangat baik. Langkah demi langkah terlewati hingga kini Chanyeol duduk ditepian ranjang yang sama dengan Kyungsoo. Jari jemari mereka tertaut erat, pandangan mereka terkunci, saling menyelami indahnya manik satu sama lain. Kedua nya masih tetap diam menikmati momen yang memang sangat mereka rindukan ini sampai tiba-tiba Chanyeol membuat sedikit jarak diantara mereka berdua lalu menangkup kedua pipi kekasih nya dengan jemari indah nya dan

'chu~'

“YAKKK” si imut tidak marah sungguh, dia hanya tidak suka karena perlakuan seenak jidat pacarnya itu membuat debaran jantung nya semakin tidak karuan, apalagi kaki nya rasanya seperti tidak bisa diajak untuk berpijak diatas bumi lagi. Dan apa? Setelah memperlakukan si imut seenaknya begini dia hanya mengedikkan bahu dan menaikkan masker nya kembali, yak laki-laki ini benar-benar ya! “kau pikir satu kecupan cukup?” dia hanya diam dan menaruh kedua tangan nya didalam coat panjang yang dipakai nya.

Kyungsoo mengikis jarak diantara mereka supaya bisa maraih bibir lelaki didepan nya saat ini.

'chu'

“itu hukuman karena kau datang tiba-tiba” dan ah lihatlah chanyeol lucu sekali saat membolakan matanya karena kaget seperti sekarang, bagaimana ini Kyungsoo jadi menginginkan nya lagi.

'chu'

“Itu untuk kau yang tadi mencuri kecupan dariku”

'chu'

“itu karena kau membuatku hampir mati karena merindukan mu”

Chanyeol kembali menangkup pipi chubby Kyungsoo dengan kedua tangannya, “siapa yang mengajarimu hal seperti ini?” perlu kalian tahu dia berbicara seperti itu diatas bibir kekasihnya, sungguh ini keterlaluan, jantung Kyungsoo rasanya mau lepas.

“Tidak ada yang mengajari ku seperti ini tapi kau, jarak dan waktu yang membuatku seperti ini”

Chanyeol lalu tersenyum dan mengusak surai hitam kekasihnya sebelum membawa sebelah tangan pacarnya itu kedalam genggaman nya. “Happy birthday,“Kyungsoo menarik tangannya dan berbalik kearah nakas mengambil selembar roti tawar yang di olesi mentega dengan taburan gula pasir diatas nya dan satu lilin menancap ditengah “maaf aku tidak menyiapkan kue, toko kue favorit mu sudah tutup saat aku pulang tadi dan aku tidak sempat membuat sendiri karena seperti yang kau tahu jadwal ku sangat padat, terdengar seperti sebuah alasan memang.” Chanyeol hanya diam dan langsung menutup kedua matanya, menautkan jari jemarinya malas menanggapi rentetan kalimat panjang dari kekasihnya. “Tuhan do'a ku sama seperti do'a Kyungsoo tadi” dan dilanjutkan dengan meniup lilin satu-satunya penerangan diruangan ini. Kyungsoo segera menyalakan lampu tidur yang ada dibelakangnya.

“Kue ini memang sederhana, sesederhana cinta kita”

“Yak Park Chanyeol kau menghabiskan nya dalam suapan? Tidak memberiku sedikitpun?

“Ini hanya selembar roti sayang, aku saja masih kurang”

“Dasar menyebalkan”

“Dan pria menyebalkan ini meminta mu untuk selalu berada disisi nya sampai takdir Tuhan yang memisahkan nanti”

“Kau sedang melamarku?”

“Ya begitulah”

“Tidak romantis sama sekali” tipikal Park Chanyeol sekali “ya, aku mau”

“Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya “ aku janji tidak akan membuat mu kecewa karena telah

“Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya, “aku janji tidak akan membuatmu kecewa karena telah mengambil keputusan ini”

“Aku yang harusnya berterimakasih padamu dan mungkin aku tidak selalu bisa membuat mu bahagia tapi aku akan selalu berusaha membukakan jalan untuk mu bahagia.”

“Cincin nya menyusul ya sayang, tadi saat aku mau mengambilnya ternyata masih belum jadi”

“Aku tidak pernah membayangkan akan dilamar secara mencicil seperti ini.”

Kedua terbahak-bahak menertawakan keanehan hubungan mereka. Tapi ya ini lah hubungan mereka yang sangat unik dan sederhana.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY BIRTHDAY PARK CHANYEOL ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Fin.

HAPPY BIRTHDAY


Sumpah demi apapun suhu saat ini sudah benar-benar sangat dingin, ini akhir November dan daratan disekitar sudah pasti dipenuhi warna putih, tapi pemuda jangkung yang berpakaian serba hitam kecuali makser nya ini sangat bersemangat menyibak lautan manusia yang memadati jalanan, semakin larut justru semakin ramai. Tempat yang akan dia tuju adalah rumah, rumah yang dimaksud adalah seseorang yang menempati apartemen miliknya, lebih tepatnya milik mereka berdua. Begitu membuka pintu dia langsung disambut oleh sepasang sepatu yang nampaknya dilepas asal oleh pemiliknya, namun dia tahu sepatu ini sudah pasti milik kekasihnya yang beberapa saat lalu memberi kabar kalau dia baru selesai syuting untuk film terbarunya nanti. Apartemen nya sangat sepi, mungkin kekasih mungilnya sudah bergulung didalam selimut karena lelah beraktivitas seharian ini, kadang ia ingin marah dengan perusahaan dan staff yang tidak becus mengatur jadwal kekasih mungilnya ini. Kekasihnya adalah orang yang pertama memberinya ucapan selamat ulang tahun, dia sangat menyesal karena tidak bisa merayakan ulang tahun sang kekasih secara langsung, dia hanya bisa mengucapkan via suara karena keadaan yang mendesak nya. Chanyeol berniat memberikan surprise kepada Kyungsoo, kekasih mungilnya. Dia mengurungkan tangan nya yang ingin mendorong daun pintu, dari celah ini terlihat jelas Kyungsoo sedang duduk ditepian ranjang dengan kedua mata tertutup dan kedua tangan terkepal erat didepan dada. Sumber penerangan hanya berasal dari lilin yang di letakkan diatas nakas. Tidak ada suara lain yang terdengar selain suara Kyungsoo yang sedang berbicara dengan sang pemilik kehidupan. Dari celah daun pintu ini juga Chanyeol mendengarkan dengan baik dan mengaminkan setiap kalimat yang terlantun dari bibir Kyungsoo. Sudut bibirnya otomatis tertarik keatas mendengar semua do'a yang Kyungsoo panjatkan untuknya.

Tuhan, aku hanya akan bicara sekali. Jadi kumohon dengarkan aku baik-baik. Tuhan, hari ini ia bertambah dewasa. Aku tak tahu akan jadi seperti apa wajahnya kelak. Akan semakin manly atau berubah menggemaskan aku tak tahu. Aku hanya meminta pada-Mu, semoga diusianya yang semakin dewasa ini, Kau masih mau menjewer telinga lebarnya atau menyentil dahinya saat ia berbuat salah. Rengkuh ia dalam pelukanmu saat ia sedih atau terluka. Gandeng tangannya saat ia menapaki jalan baru yang Kau kehendaki agar ia tak tersesat nantinya. Hiasi hatinya dengan jutaan keajaiban yang hanya Kau saja yang mampu melakukannya. Tuhan, dia memang bukan yang pertama untukku. Dia juga bukan yang paling berharga bagiku. Tapi, sekurang apapun dia, aku tetap sangat menyukainya. Aku menyayanginya hingga pada taraf abnormal. Tuhan, terima kasih sudah mengirimkan manusia menyebalkan ini di hidupku karena akan lebih menyebalkan kalau dia tidak ada dalam kehidupan ku. Terima kasih sudah membuatku untuk mencintainya dari hari ke hari. Terima kasih untuk tidak membiarkan ku merasa sepi dan sendiri. Tuhan, jika Kau tak bosan mendengar ocehanku, bisakah aku meminta satu hal lagi? Ah, anggap saja bisa. Jadi, bisakah Kau menjaga dan menyanginya untukku? Berkati ia dengan rahmatmu dan biarkan ia tetap ada dalam cerita hidupku, buat dia tersenyum seperti itu agar aku tahu kalau mentari memang masih terbit dari timur. Tuhan, aku menyayangimu. God, i really love him, he's the best gift ever in my life. Selamat ulang tahun Park Chanyeol. God bless till the ends of your life. Give me your smile, and i won't leave you. Keep healty, keep friendly, and keep being a good person. Do it whatever you want to do, and enjoy your life. Love you Park. Tuhan, aku padamu.

“Amen” Kyungsoo langsung membuka matanya dan tentu dia sudah tahu yang menyahuti do'a nya barusan, itu adalah suara yang teramat sangat ia hafal, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Park Chanyeol. Ini sedikit tidak mungkin karena Chanyeol bilang dia sangat lelah karena dua pertunjukan musikal hari ini makanya setelah ia memberikan ucapan selamat ulang tahun dia langsung pergi tidur. Tapi lihatlah siapa yang sedang bersandar dipintu sana?, walaupun dalam kegelapan seperti ini Kyungsoo bisa mengenali postur tubuh kekasihnya dengan sangat baik. Langkah demi langkah terlewati hingga kini Chanyeol duduk ditepian ranjang yang sama dengan Kyungsoo. Jari jemari mereka tertaut erat, pandangan mereka terkunci, saling menyelami indahnya manik satu sama lain. Kedua nya masih tetap diam menikmati momen yang memang sangat mereka rindukan ini sampai tiba-tiba Chanyeol membuat sedikit jarak diantara mereka berdua lalu menangkup kedua pipi kekasih nya dengan jemari indah nya dan

'chu~'

“YAKKK” si imut tidak marah sungguh, dia hanya tidak suka karena perlakuan seenak jidat pacarnya itu membuat debaran jantung nya semakin tidak karuan, apalagi kaki nya rasanya seperti tidak bisa diajak untuk berpijak diatas bumi lagi. Dan apa? Setelah memperlakukan si imut seenaknya begini dia hanya mengedikkan bahu dan menaikkan masker nya kembali, yak laki-laki ini benar-benar ya! “kau pikir satu kecupan cukup?” dia hanya diam dan menaruh kedua tangan nya didalam coat panjang yang dipakai nya.

Kyungsoo mengikis jarak diantara mereka supaya bisa maraih bibir lelaki didepan nya saat ini.

'chu'

“itu hukuman karena kau datang tiba-tiba” dan ah lihatlah chanyeol lucu sekali saat membolakan matanya karena kaget seperti sekarang, bagaimana ini Kyungsoo jadi menginginkan nya lagi.

'chu'

“Itu untuk kau yang tadi mencuri kecupan dariku”

'chu'

“itu karena kau membuatku hampir mati karena merindukan mu”

Chanyeol kembali menangkup pipi chubby Kyungsoo dengan kedua tangannya, “siapa yang mengajarimu hal seperti ini?” perlu kalian tahu dia berbicara seperti itu diatas bibir kekasihnya, sungguh ini keterlaluan, jantung Kyungsoo rasanya mau lepas.

“Tidak ada yang mengajari ku seperti ini tapi kau, jarak dan waktu yang membuatku seperti ini”

Chanyeol lalu tersenyum dan mengusak surai hitam kekasihnya sebelum membawa sebelah tangan pacarnya itu kedalam genggaman nya. “Happy birthday,“Kyungsoo menarik tangannya dan berbalik kearah nakas mengambil selembar roti tawar yang di olesi mentega dengan taburan gula pasir diatas nya dan satu lilin menancap ditengah “maaf aku tidak menyiapkan kue, toko kue favorit mu sudah tutup saat aku pulang tadi dan aku tidak sempat membuat sendiri karena seperti yang kau tahu jadwal ku sangat padat, terdengar seperti sebuah alasan memang.” Chanyeol hanya diam dan langsung menutup kedua matanya, menautkan jari jemarinya malas menanggapi rentetan kalimat panjang dari kekasihnya. “Tuhan do'a ku sama seperti do'a Kyungsoo tadi” dan dilanjutkan dengan meniup lilin satu-satunya penerangan diruangan ini. Kyungsoo segera menyalakan lampu tidur yang ada dibelakangnya.

“Kue ini memang sederhana, sesederhana cinta kita”

“Yak Park Chanyeol kau menghabiskan nya dalam suapan? Tidak memberiku sedikitpun?

“Ini hanya selembar roti sayang, aku saja masih kurang”

“Dasar menyebalkan”

“Dan pria menyebalkan ini meminta mu untuk selalu berada disisi nya sampai takdir Tuhan yang memisahkan nanti”

“Kau sedang melamarku?” “Ya begitulah”

“Tidak romantis sama sekali” tipikal Park Chanyeol sekali “ya, aku mau”

“Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya “ aku janji tidak akan membuat mu kecewa karena telah Sumpah demi apapun suhu saat ini sudah benar-benar sangat dingin, ini akhir November dan daratan disekitar sudah pasti dipenuhi warna putih, tapi pemuda jangkung berpakaian serba hitam kecuali makser nya ini sangat bersemangat menyibak lautan manusia yang memadati jalan, semakin larut justru semakin ramai. Tempat yang akan dia tuju adalah rumah, rumah yang dimaksud adalah seseorang yang menempati apartemen miliknya, lebih tepatnya milik mereka berdua. Begitu membuka pintu dia langsung disambut oleh sepasang sepatu yang dilepas asal oleh pemiliknya, namun dia tahu sepatu ini sudah pasti milik kekasihnya yang beberapa saat lalu mengabari nya kalau dia baru selesai syuting untuk film terbarunya nanti. Apartemen nya sangat sepi, mungkin kekasih mungilnya sudah bergulung didalam selimut karena lelah beraktivitas seharian ini, kadang ia ingin marah dengan perusahaan dan staff yang tidak becus mengatur jadwal kekasih mungilnya ini. Kekasihnya adalah orang yang pertama memberinya ucapan selamat ulang tahun, dia sangat menyesal karena tidak bisa merayakan ulang tahun pujaan hatinya secara langsung, dua hanya bisa mengucapkan via suara karena keadaan yang mendesak nya. Chanyeol berniat memberikan surprise kepada Kyungsoo, kekasih mungilnya. Dia mengurungkan tangan nya ingin mendorong daun pintu, dari sini terlihat jelas Kyungsoo sedang duduk ditepian ranjang dengan kedua mata tertutup dan kedua tangan terkepal erat didepan dada. Sumber penerangan hanya berasal dari lilin yang di letakkan diatas nakas Tidak ada suara lain yang terdengar selain suara Kyungsoo yang sedang berbicara dengan sang pemilik kehidupan. Dari celah daun pintu Chanyeol mendengarkan dengan baik setiap kalimat yang terlantun dari bibir Kyungsoo. Sudut bibirnya otomatis tertarik keatas mendengar semua do'a yang Kyungsoo panjatkan untuknya.

Tuhan, aku hanya akan bicara sekali. Jadi kumohon dengarkan aku baik-baik. Tuhan, hari ini ia bertambah dewasa. Aku tak tahu akan jadi seperti apa wajahnya kelak. Akan semakin manly atau berubah menggemaskan aku tak tahu. Aku hanya meminta pada-Mu, semoga diusianya yang semakin dewasa ini, Kau masih mau menjewer telinga lebarnya atau menyentil dahinya saat ia berbuat salah. Rengkuh ia dalam pelukanmu saat ia sedih atau terluka. Gandeng tangannya saat ia menapaki jalan baru yang Kau kehendaki agar ia tak tersesat nantinya. Hiasi hatinya dengan jutaan keajaiban yang hanya Kau saja yang mampu melakukannya. Tuhan, dia memang bukan yang pertama untukku. Dia juga bukan yang paling berharga bagiku. Tapi, sekurang apapun dia, aku tetap sangat menyukainya. Aku menyayanginya hingga pada taraf abnormal. Tuhan, terima kasih sudah mengirimkan manusia menyebalkan ini di hidupku karena akan lebih menyebalkan kalau dia tidak ada dalam kehidupan ku. Terima kasih sudah membuatku untuk mencintainya dari hari ke hari. Terima kasih untuk tidak membiarkan ku merasa sepi dan sendiri. Tuhan, jika Kau tak bosan mendengar ocehanku, bisakah aku meminta satu hal lagi? Ah, anggap saja bisa. Jadi, bisakah Kau menjaga dan menyanginya untukku? Berkati ia dengan rahmatmu dan biarkan ia tetap ada dalam cerita hidupku, buat dia tersenyum seperti itu agar aku tahu kalau mentari memang masih terbit dari timur. Tuhan, aku menyayangimu. God, i really love him, he's the best gift ever in my life. Selamat ulang tahun PARK CHANYEOL. God bless till the ends of your life. Give me your smile, and i won't leave you. Keep healty, keep friendly, and keep being a good person. Do it whatever you want to do, and enjoy your life. Love you Park. Tuhan, aku padamu.

“Amen” Kyungsoo langsung membuka matanya dan tentu dia sudah tahu yang menyahuti do'a nya barusan adalah suara siapa, siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Park Chanyeol. Itu sedikit tidak mungkin karena Chanyeol bilang dia sangat lelah karena dua pertunjukan musikal hari ini makanya setelah ia memberikan ucapan selamat ulang tahun dia langsung pergi tidur. Tapi lihatlah siapa yang sedang bersandar di pintu sana, walaupun dalam kegelapan seperti ini Kyungsoo bisa mengenali postur tubuh kekasihnya dengan sangat baik. Langkah demi langkah terlewati hingga kini Chanyeol duduk ditepian ranjang yang sama dengan Kyungsoo. Jari jemari mereka tertaut erat, pandangan mereka terkunci, saling menyelami indahnya manik satu sama lain. Kedua nya masih tetap diam menikmati momen yang memang sangat mereka rindukan ini sampai tiba-tiba Chanyeol membuat sedikit jarak diantara mereka berdua lalu menangkup kedua pipi kekasih nya dengan jemari indah nya dan

'chu~'

“YAKKK” siimut tidak marah sungguh, dia hanya tidak suka karena perlakuan seenak jidat pacarnya itu membuat debaran jantung nya semakin tidak karuan, apalagi kaki nya rasanya seperti tidak bisa diajak untuk berpijak diatas bumi lagi. Dan apa? Setelah memperlakukan siimut seenaknya begini dia hanya mengedikkan bahu dan menaikkan masker nya kembali, yak laki-laki ini benar-benar ya! “kau pikir satu kecupan cukup?” dia hanya diam dan menaruh kedua tangan nya didalam coat panjang yang dipakai nya. Kyungsoo mengikis jarak diantara mereka supaya bisa maraih bibir lelaki didepan nya saat ini.

'chu' 

“itu hukuman karena kau datang tiba-tiba” dan ah lihatlah chanyeol lucu sekali saat membolakan matanya karena kaget seperti sekarang, bagaimana ini Kyungsoo jadi menginginkan nya lagi.

'chu'

“Itu untuk kau yang tadi mencuri kecupan dariku”

'chu'

“itu karena kau membuatku hampir mati karena merindukan mu”

Chanyeol kembali menangkup pipi chubby Kyungsoo dengan kedua tangannya, “siapa yang mengajarimu hal seperti ini?” perlu kalian tahu dia berbicara seperti itu diatas bibir kekasihnya, sungguh ini keterlaluan, jantung Kyungsoo rasanya mau lepas.

“Tidak ada yang mengajari ku seperti ini tapi kau, jarak dan waktu yang membuatku seperti ini”

Chanyeol lalu tersenyum dan mengusak surai hitam kekasihnya sebelum membawa sebelah tangan pacarnya itu kedalam genggaman nya. “Happy birthday,“Kyungsoo menarik tangannya dan berbalik kearah nakas mengambil selembar roti tawar dengan taburan gula pasir diatas nya dengan satu lilin menancap ditengah “maaf aku tidak menyiapkan kue, tapipi toko kue favorit mu sudah tutup saat aku pulang tadi dan aku tidak sempat membuat sendiri karena seperti yang kau tahu jadwal ku sangat padat terdengar seperti sebuah alasan memang.” Chanyeol hanya diam dan langsung menutup kedua matanya, menautkan jari jemarinya menanggapi rentetan kalimat panjang dari kekasihnya “Tuhan do'a ku sama seperti do'a Kyungsoo tadi” dan dilanjutkan dengan meniup lilin satu-satunya penerangan diruangan ini. Kyungsoo segera menyalakan lampu tidur yang ada dibelakangnya. “Kue ini memang sederhana, sesederhana cinta kita” “Yak Park Chanyeol kau menghabiskan nya dalam suapan? Tidak memberiku sedikitpun? “Ini hanya selembar roti sayang, aku saja masih kurang” “Dasar menyebalkan” “Dan pria menyebalkan ini meminta mu untuk selalu berada disisi nya sampai takdir Tuhan yang memisahkan nanti” “Kau sedang melamarku?” “Ya begitulah” “Tidak romantis sama sekali” tipikal Park Chanyeol sekali “ya, aku mau” “Terimakasih sayang” Chanyeol menarik Kyungsoo masuk kedalam pelukan hangatnya, “aku janji tidak akan membuatmu kecewa karena telah mengambil keputusan ini”

“Aku yang harusnya berterimakasih padamu dan mungkin aku tidak selalu bisa membuat mu bahagia tapi aku akan selalu berusaha membukakan jalan untuk mu bahagia.”

“Cincin nya menyusul ya sayang, tadi saat aku mau mengambilnya ternyata masih belum jadi”

“Aku tidak pernah membayangkan akan dilamar secara mencicil seperti ini.”

Kedua terbahak-bahak menertawakan keanehan hubungan mereka. Tapi ya ini lah hubungan mereka yang sangat unik dan sederhana.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY BIRTHDAY PARK CHANYEOL ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Fin.

keputusan ini” “Aku yang harusnya berterimakasih padamu dan mungkin aku tidak selalu bisa membuat mu bahagia tapi aku akan selalu berusaha membukakan jalan untuk mu bahagia.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY BIRTHDAY PARK CHANYEOL ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Fin.

Begitu membuka mata yang ia rasakan hanya gelap, sepi dan dingin. Pikiran nya langsung memutar moment-moment kebersamaan nya dengan Chanyeol. Mulai dari mereka yang tidak sengaja bertemu di gerebong KRL sepulang kerja, lalu berlanjut ke pertemuan-pertemuan berikutnya yang sepertinya di sengaja.

Moment saat ia mengajak chanyeol untuk ngedate pertama kalinya dengan alasan mendaki gunung bersama, payah memang tapi berhasil karena setelah nya chanyeol jadi lebih sering mengajak nya keluar bersama entah makan, nonton atau hanya berburu makanan sepulang kerja. Tidak ada yang istimewa, semuanya sangat sederhana dan biasa tapi terasa sangat spesial untuk nya.

Chanyeol tidak pernah memintanya untuk menjadi seorang kekasih walaupun hubungan mereka semakin dekat setiap harinya, Kyungsoo juga tidak berani menaikkan level hubungan mereka dari sekedar teman, takut membuat Chanyeol tidak nyaman dan akan menjauh darinya.

Hingga malam natal tahun lalu chanyeol memberikan pertanyaan untuk nya. “Kyungsoo, kamu mau nggak ngikat janji suci di altar bareng aku?” Di tatap nya dalam-dalam mata bulat meruncing itu, tidak ada tatapan main-main seperti biasanya, tidak ada keraguan juga, yang ada hanya keseriusan dan kesungguhan didalamnya.

Mata Kyungsoo perlahan terpejam seiring dengan bibirnya yang ia tempelkan pada bibir Chanyeol membuat pria tampan itu tersenyum dan ikut memejamkan mata membalas ciuman Kyungsoo. Ciuman yang awalnya perlahan, manis, lembut dan terasa sangat mesra kini semakin dalam, begitu intim dan semakin menuntut. Chanyeol melepaskan pagutan nya, menatap Kyungsoo terlihat semakin cantik dengan bibir yang lebih bervolume dari sebelumnya yang sedikit terbuka dan basah.

“Jadi?”

“Kau ini bodoh atau bagaimana?”

“Jawab saja”

“Ya, aku mau”

Chanyeol mencium bibir Kyungsoo sekali lagi dan dibalas dengan Kyungsoo mengalungkan tangannya di leher Chanyeol, kembali mencium bibir kekasihnya lebih intens lagi. Lidah Chanyeol membelai bibir bibir berbentuk hati Kyungsoo, mencoba masuk kedalam rongga mulut kekasihnya. Suhu ruangan terasa semakin panas dengan sentuhan-sentuhan panas chanyeol pada kulit halus dan mulus Kyungsoo, badai salju yang sedang terjadi di luar sana sepertinya tidak sedikitpun masuk keruangan ini.

Seminggu sebelum hari ulang tahun Kyungsoo mereka melangsungkan pernikahan di sebuah gereja kecil yang hanya di hadiri oleh kerabat terdekat mereka saja. Dan ketika memori nya menampilkan chanyeol yang berlumuran darah dalam pelukannya terlihat begitu jelas dan nyata diperparah dengan suara rintikan hujan yang sedang turun dengan derasnya di luar sana langsung menyapa pendengaran nya, such a gloomy day.

Matanya mengedar mencari sosok yang biasanya menjadi objek pertama yang ia lihat begitu membuka mata, mencari sosok yang sebulan terakhir selalu memeluk nya semalaman dengan erat, yang memberikan kehangatan dan kenyamanan hingga matahari terbit. Namun diruangan ini ia hanya sendiri, tempat tidur disebelah nya begitu kosong dan sepi membuat cairan di matanya berlomba-lomba untuk keluar menyusuri pipi halus Kyungsoo.

“Udah bangun yang?”

Deg

Suara deep dan husky yang sangat Kyungsoo hafal di luar kepala, suara yang selalu mengawali pagi nya, suara yang entah sejak kapan menjadi favorite nya, suara yang menyapanya barusan adalah suara suaminya, Park Chanyeol.

Kyungsoo langsung mengarahkan pandangan nya pada sumber suara dan benar saja sesosok manusia tinggi besar yang hanya berbalut handuk dipinggang nya sedang melangkah kearah lemari pakaian sambil mengusak-mengusakkan handuk kecil ke rambutnya yang basah.

“Cepat mandi, nanti Baekhyun marah kalau kita telat” Bukan nya jawaban justru tubrukan kuat yang diterimanya, untung dia kuat jadi begitu Kyungsoo naik dalam gendongannya seperti ini tidak membuat nya jatuh, hanya terhuyung beberapa langkah kebelakang.

“Sayang kamu kenapa?” Kyungsoo diam dan semakin mengeratkan kalungan kakinya pada pinggang chanyeol, membenamkan wajahnya dalam ceruk leher jenjang suaminya, menghisap aroma sabun dan aroma khas tubuh Chanyeol yang berbaur menjadi satu, aroma kesukaannya.

“Mimpi buruk?” Kyungsoo hanya diam dan semakin mengeratkan pelukannya “Nggak lupa kan kalo hari ini kita mau pergi honeymoon ke Maldives?” “Aku nggak mau pergi” sebelah alis chanyeol naik keatas, tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Kyungsoo “Hey... Sayang,” Chanyeol duduk ditepian ranjang dengan Kyungsoo yang ada di pangkuannya, melihat wajah Kyungsoo yang terlihat tidak baik-baik saja “kamu kenapa hm?”

“Aku nggak mau pergi ke Maldives, aku mau dirumah aja, bukan nya kamu bilang kita cuma butuh satu atap dan empat dinding tertutup untuk honeymoon? Pokoknya hari ini aku mau kita dirumah aja, titik.” Chanyeol semakin bingung tapi ya dia tidak bisa memaksa lagi pula dari awal dia memang tidak ada keinginan untuk ke Maldives, hanya saja Kyungsoo sangat ingin kesana jadilah dia mau-mau saja.

“Baiklah kita nggak jadi ke Maldives tapi kamu mandi dulu dan aku bikin sarapan” Kyungsoo memanyunkan bibirnya, menggemaskan. Setelahnya dia kembali membawa kedua lengan kurusnya mendekap bahu lebar chanyeol dan kaki kurang panjang nya terkait erat di pinggang sang suami.

“Nggak mau, aku mau gini terus” Suara tawa chanyeol langsung memenuhi ruangan saat itu juga, tangannya mengacak-acak gemas rambut Kyungsoo yang semakin menempel padanya “Setidaknya biarkan aku memakai baju” “Nggak mau ntar kamu ilang” Apa chanyeol harus mengucapkan terimakasih pada mimpi buruk yang menghampiri Kyungsoo semalam? Karena berkat nya pagi ini ia bisa merasakan kebahagiaan yang amat sangat seperti ini. Pagi yang indah untuk mengawali hari.

Chanyeol merangkak guna mengambil sebuah kayu yang berada tak jauh dari tempat keduanya duduk, lalu menyerahkan kayu itu kepada kyungsoo.

“Soo.... Please”

“Nggak chanyeol nggak” Kyungsoo ribut menggelengkan kepalanya, gila saja kalau dia menuruti permintaan chanyeol, mana mungkin dia tega membunuh orang terkasihnya sendiri? Bahkan seorang psyco pun tidak akan melakukannya.

“Sayang waktu kita nggak banyak, please bunuh aku, kamu tancapkan ini kesini” ia menggenggam erat kedua tangan Kyungsoo yang memegang sebuah kayu, mengarahkan nya tepat dibagian dada. Kyungsoo jelas memberontak dan menarik tangannya menjauh dari chanyeol.

“Nggak chanyeol, kita harus keluar dari pulau ini bersama-sama, aku yakin kau bisa sembuh” senyum indah dan menenangkan chanyeol membuat cairan di mata Kyungsoo mengalir semakin deras.

“Sayang tatap mata aku” Chanyeol semakin mengembangkan senyumnya melihat Kyungsoo mau menatap tepat di matanya, rasanya sangat sakit melihat keadaan Kyungsoo yang sangat berantakan seperti ini.

“Kamu sayang sama aku kan?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya “Cinta juga kan sama aku?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya lagi. Chanyeol menatap lembut manik bulat dan bersinar favorite nya, “Dengarkan aku baik-baik, setelah virus ini menguasai tubuh ku, aku bukan lagi park chanyeol yang kau cintai, bukan lagi park chanyeol yang mencintaimu tapi seorang monster abadi sampai ada yang mau membunuh ku. Setidaknya aku ingin saat terakhir ku berada dipelukan mu sebagai park chanyeol yang mencintai dan dicintai oleh mu, bisakah?” Kyungsoo menggelengkan kepalanya begitu tangan Chanyeol menggenggam tangannya erat, mengarahkan kayu itu ke dada bidang yang selalu memberi nya kehangatan. “Bagaimana hidupku tanpamu chanyeol? Aku tidak bisa”

“Aku akan selalu disisi mu”

“Aku akan menusuk mu setelah itu menusuk diriku sendiri, kalau kita tidak bisa hidup bersama, setidaknya kita bisa mati bersama”

“Kalau kau melakukan hal seperti itu aku akan marah dan tidak akan menemui mu lagi. Hidup lah dengan bahagia, karena bahagia mu adalah hidup ku”. Lagi lagi Chanyeol berucap menenangkan, masih dengan senyuman terbaiknya.

“Kyungsoo, aku sangat mencintaimu”.

“CHANYEEEOOOOLLLLLL” hancur, dunia nya runtuh begitu kayu yang ditangan nya tepat menusuk dada kiri chanyeol. Kyungsoo membawa chanyeol kedalam pelukannya, “kau tidak bisa meninggalkan ku seperti ini Park Chanyeol, siapa yang mengijinkan mu pergi dariku?” Tangisan Kyungsoo menjadi satu dengan darah chanyeol yang terus mengalir.

Ia sangat menyesal karena sudah membujuk chanyeol untuk pergi berbulan madu ke Maldives. Kalau saja dia menuruti perkataan chanyeol dan tetap dirumah saja atau pergi ke tempat terdekat sekarang mereka tidak akan seperti ini.

Kalau saja dia mau mendengarkan chanyeol yang mengatakan kalau bulan madu bukan tentang dimana tempat kita akan melakukan nya tapi tentang dengan siapa kita melakukannya, semuanya akan terasa manis dan indah kalau dilewati bersama dengan orang yang kita cintai di manapun tempat nya.

Dan rasanya ingin sekali kyungsoo mengutuk alam semesta yang berani-berani nya mempermainkan takdirnya. Mengambil orang terkasih nya seenaknya, ini lebih menyakitkan dari apapun juga.

Mulai detik ini dunianya suram tidak ada lagi candaan atau tingkah konyol dari suaminya, tidak akan ada lagi seseorang yang begitu memanjakannya, dan tidak ada lagi seseorang yang begitu tulus mencintainya, karna pembawa warna dalam kehidupannya sudah tidak ada sekarang, Park Chanyeol suami tercintanya telah pergi untuk selamanya.

'Tuhan, terimakasih karna kau begitu baik telah mengirimkan seseorang sepertinya di kehidupanku meski hanya sekejap. Tolong jaga dia, jaga Park Chanyeol untuk seorang pendosa sepertiku Park Kyungsoo'.

-The end

Chanyeol merangkak guna mengambil sebuah kayu yang berada tak jauh dari tempat keduanya duduk, lalu menyerahkan kayu itu kepada kyungsoo.

“Soo.... Please”

“Nggak chanyeol nggak” Kyungsoo ribut menggelengkan kepalanya, gila saja kalau dia menuruti permintaan chanyeol, mana mungkin dia tega membunuh orang terkasihnya sendiri? Bahkan seorang psyco pun tidak akan melakukannya.

“Sayang waktu kita nggak banyak, please bunuh aku, kamu tancapkan ini kesini” ia menggenggam erat kedua tangan Kyungsoo yang memegang sebuah kayu, mengarahkan nya tepat dibagian dada. Kyungsoo jelas memberontak dan menarik tangannya menjauh dari chanyeol.

“Nggak chanyeol, kita harus keluar dari pulau ini bersama-sama, aku yakin kau bisa sembuh” senyum indah dan menenangkan chanyeol membuat cairan di mata Kyungsoo mengalir semakin deras.

“Sayang tatap mata aku” Chanyeol semakin mengembangkan senyumnya melihat Kyungsoo mau menatap tepat di matanya, rasanya sangat sakit melihat keadaan Kyungsoo yang sangat berantakan seperti ini.

“Kamu sayang sama aku kan?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya “Cinta juga kan sama aku?” Kyungsoo menganggukkan kepalanya lagi. Chanyeol menatap lembut manik bulat dan bersinar favorite nya, “Dengarkan aku baik-baik, setelah virus ini menguasai tubuh ku, aku bukan lagi park chanyeol yang kau cintai, bukan lagi park chanyeol yang mencintaimu tapi seorang monster abadi sampai ada yang mau membunuh ku. Setidaknya aku ingin saat terakhir ku berada dipelukan mu sebagai park chanyeol yang mencintai dan dicintai oleh mu, bisakah?” Kyungsoo menggelengkan kepalanya begitu tangan Chanyeol menggenggam tangannya erat, mengarahkan kayu itu ke dada bidang yang selalu memberi nya kehangatan. “Bagaimana hidupku tanpamu chanyeol? Aku tidak bisa”

“Aku akan selalu disisi mu”

“Aku akan menusuk mu setelah itu menusuk diriku sendiri, kalau kita tidak bisa hidup bersama, setidaknya kita bisa mati bersama”

“Kalau kau melakukan hal seperti itu aku akan marah dan tidak akan menemui mu lagi. Hidup lah dengan bahagia, karena bahagia mu adalah hidup ku”. Lagi lagi Chanyeol berucap menenangkan, masih dengan senyuman terbaiknya.

“Kyungsoo, aku sangat mencintaimu”.

“CHANYEEEOOOOLLLLLL” hancur, dunia nya runtuh begitu kayu yang ditangan nya tepat menusuk dada kiri chanyeol. Kyungsoo membawa chanyeol kedalam pelukannya, “kau tidak bisa meninggalkan ku seperti ini Park Chanyeol, siapa yang mengijinkan mu pergi dariku?” Tangisan Kyungsoo menjadi satu dengan darah chanyeol yang terus mengalir. Ia sangat menyesal karena sudah membujuk chanyeol untuk pergi berbulan madu ke Maldives. Kalau saja dia menuruti perkataan chanyeol dan tetap dirumah saja atau pergi ke tempat terdekat sekarang mereka tidak akan seperti ini. Kalau saja dia mau mendengarkan chanyeol yang mengatakan kalau bulan madu bukan tentang dimana tempat kita akan melakukan nya tapi tentang dengan siapa kita melakukannya, semuanya akan terasa manis dan indah kalau dilewati bersama dengan orang yang kita cintai di manapun tempat nya. Dan rasanya ingin sekali kyungsoo mengutuk alam semesta yang berani-berani nya mempermainkan takdirnya. Mengambil orang terkasih nya seenaknya, ini lebih menyakitkan dari apapun juga. Mulai detik ini dunianya suram tidak ada lagi candaan atau tingkah konyol dari suaminya, tidak akan ada lagi seseorang yang begitu memanjakannya, dan tidak ada lagi seseorang yang begitu tulus mencintainya, karna pembawa warna dalam kehidupannya sudah tidak ada sekarang, Park Chanyeol suami tercintanya telah pergi untuk selamanya.

'Tuhan, terimakasih karna kau begitu baik telah mengirimkan seseorang sepertinya di kehidupanku meski hanya sekejap. Tolong jaga dia, jaga Park Chanyeol untuk seorang pendosa sepertiku Park Kyungsoo'.

-The end